Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
JUMLAH orang yang menderita diabetes di seluruh dunia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 1,3 miliar pada 2050. Ini didorong oleh rasisme struktural dan ketidaksetaraan yang menganga antarnegara. Demikian prediksi penelitian baru pada Jumat (23/6).
Setiap negara di dunia akan melihat peningkatan jumlah pasien dengan penyakit kronis, menurut analisis paling komprehensif dari data global, yang diproyeksikan hingga 2050. Sekitar 529 juta orang diperkirakan hidup dengan diabetes, salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan kecacatan.
Angka itu--sekitar 95% di antaranya kasus diabetes tipe 2--akan mencapai 1,3 miliar dalam waktu kurang dari tiga dekade. Ini menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet.
Baca juga: Penjualan Rokok Elektrik AS Melonjak dari 2020 hingga 2022
Indeks massa tubuh yang tinggi--indikasi bahwa orang bisa kelebihan berat badan--dikaitkan dengan lebih dari setengah kematian dan kecacatan akibat diabetes. Faktor lain termasuk diet orang, olahraga, merokok, dan alkohol.
Ilmuwan penelitian utama di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) dan penulis pertama dari salah satu studi tersebut, Liane Ong, mengatakan salah satu faktornya yaitu pola makan telah berubah. "Selama 30 tahun, berbagai negara telah benar-benar bermigrasi dari kebiasaan makanan tradisional--mungkin makan lebih banyak buah dan sayuran, makan sayuran yang lebih sehat--ke makanan yang lebih diproses," katanya kepada AFP.
Baca juga: Kutub Utara Menghangat, Karibu dan Muskoxen Perlambat Hilangnya Keanekaragaman
Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa pada 2045, tiga perempat orang dewasa penderita diabetes akan tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun bahkan di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, tingkat diabetes hampir 1,5 kali lebih tinggi di antara minoritas seperti kulit hitam, Hispanik, Asia, atau penduduk asli Amerika, kata suatu studi Lancet terpisah.
Rekan penulis studi, Leonard Egede, dari Medical College of Wisconsin, menyalahkan riam ketidaksetaraan diabetes yang melebar. "Kebijakan rasis seperti segregasi tempat tinggal memengaruhi tempat tinggal orang, akses mereka ke makanan yang cukup dan sehat, serta layanan perawatan kesehatan," katanya dalam pernyataan.
Ong berkata, "Tantangannya yaitu kita tidak benar-benar melihat satu jenis intervensi yang akan memperbaiki segalanya." Sebaliknya, melawan diabetes akan membutuhkan perencanaan jangka panjang, investasi, dan perhatian dari negara-negara di seluruh dunia.
Dalam suatu tajuk rencana, Lancet mengatakan bahwa dunia gagal untuk memahami sifat sosial dari diabetes dan meremehkan skala dan ancaman sebenarnya dari penyakit ini. "Diabetes akan menjadi penyakit yang menentukan abad ini," tambahnya. (AFP/Z-2)
Dari hasil studi terungkap sebanyak 93% responden memilih keamanan dan stabilitas keuangan sebagai prioritas hidup.
Sebuah studi di Inggris mengungkapkan konsumsi makanan rumahan membuat turun berat badan dua kali lebih banyak.
Sebuah penelitian dari Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia di Berlin, Jerman, menyebut ChatGPT telah secara signifikan memengaruhi cara manusia berbicara.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Studi: digital technology was inherently never democratic.
MAKAN terlalu banyak makanan berkalori tinggi dan olahan hanya dalam beberapa hari dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam respons otak terhadap insulin.
Lemak viseral atau yang biasa disebut obesitas sentral bersifat lebih jahat dibandingkan lemak di bawah kulit karena bisa menimbulkan penyakit tambahan seperti diabetes.
Penelitian terbaru menunjukkan mangga bisa dikonsumsi penderita diabetes tipe 2 tanpa meningkatkan gula darah secara signifikan.
Definisi generasi sandwich meluas pada sektor kesehatan, terkadang generasi sandwich sangat memperhatikan kesehatan orangtua padahal kondisi diri sendiri terlupakan.
Memahami gejala diabetes sejak dini menjadi langkah pencegahan agar kondisi ini bisa dikendalikan.
Sebuah penelitian menyebut promosi kesehatan yang menekankan pada manajemen stres dapat memberikan dampak nyata bagi pasien diabetes melitus (DM).
Penelitian di India ungkap, mangga bisa aman untuk penderita diabetes tipe 2 jika dikonsumsi terkontrol. Simak manfaat, riset, dan tips aman makannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved