Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Studi: Kesadaran Masyarakat Meningkat Dorong Pertumbuhan Literasi Asuransi

Media Indonesia
12/8/2025 20:34
Studi: Kesadaran Masyarakat Meningkat Dorong Pertumbuhan Literasi Asuransi
Ilustrasi(Dok FWD)

DI tengah dinamika hidup modern, kesadaran atas pentingnya perencanaan keuangan dan perlindungan diri terus meningkat. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat adanya pertumbuhan literasi dan inklusi pada sektor jasa asuransi secara signifikan.

Ini diperkuat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa indeks literasi sektor perasuransian 2025 tercatat 45,45%, meningkat 8,55% daripada tahun lalu. Seiring banyaknya jenis asuransi, masyarakat pun memiliki harapan agar sejumlah program layanan asuransi terus diperkuat.

Hal itu terungkap dalam studi Customer Program Research oleh PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) bersama PT Kadence International (Kadence International) tentang program nasabah yang diharapkan serta apa saja yang memengaruhi dalam menjaga loyalitas nasabah.

Chief Human Resources & Marketing Officer FWD Insurance Rudy F Manik menjelaskan saat ini belum ada formula pasti bagi industri asuransi dalam menjaga loyalitas dan keterlibatan individu pengguna asuransi.
"Kami bersama Kadence International melakukan studi Customer Program Research untuk memahami program yang diinginkan untuk mempertahankan loyalitas dan keterlibatan nasabah, sekaligus meningkatkan daya tarik bagi nasabah sesuai kebutuhannya,” ucap Rudy di Jakarta, Selasa (12/8).

Studi tersebut ditujukan bagi individu pemilik asuransi jiwa untuk mengeksplorasi jenis program yang mendorong partisipasi dan berdampak pada loyalitas serta keterlibatan individu.

Studi juga ditujukan kepada individu non-pemilik asuransi jiwa untuk mengeksplorasi jenis program yang menarik untuk membeli asuransi jiwa.
"Dalam studi tersebut terungkap preferensi masyarakat Indonesia dalam hal asuransi, baik yang memiliki polis asuransi individu maupun yang berencana membeli asuransi," ucap Rudy.

Dari hasil studi terungkap sebanyak 93% responden memilih keamanan dan stabilitas keuangan sebagai prioritas hidup. Selain itu, sebanyak 55% memprioritaskan memiliki asuransi dan dana medis, termasuk persiapan dana darurat kesehatan.

"Tak cuma itu, terdapat perbedaan preferensi dari sisi usia. Pada usia 25-35 tahun fokus pada menabung untuk menyiapkan kebutuhan masa depan, sedangkan 45-50 tahun lebih serius menyiapkan dana medis dan memiliki asuransi, sekaligus mengelola tabungan untuk modal usaha," jelas Rudy.

Responden juga menyatakan, setidaknya memiliki enam produk keuangan, dengan asuransi menempati posisi lima teratas produk keuangan yang dimiliki, selain rekening tabungan, pembayaran digital, pembayaran fisik, dan produk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Dalam hal preferensi program nasabah, responden memiliki ekspektasi yang besar pada program pemeliharaan kesehatan, program promosi, serta pengalaman asuransi yang eksklusif.

Dari sisi program loyalitas nasabah, Rudy mengatakan ada 93% responden yang memiliki asuransi puas pada program loyalitas nasabah. Hal senada ditemukan pada responden yang belum memiliki asuransi yakni program loyalitas nasabah berpengaruh besar pada keputusan membeli asuransi.

“Hasil studi ini menjadi daya dorong kami untuk selalu berfokus pada nasabah dengan dukungan teknologi. Ini upaya kami dalam mewujudkan visi mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi,” imbuh Rudy.

Head of Business Acceleration Kadence International Safiudin Alwi berharap dari temuan studi itu dapat menjadi insight berharga untuk meningkatkan inklusi keuangan pada industri asuransi jiwa. "Aspirasi nasabah menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan untuk menjalankan bisnis jangka panjang berkelanjutan," tutupnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya