Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
EMPAT dari lima anak di Gaza menderita tekanan emosional. Ini setelah 15 tahun Israel memberlakukan blokade ketat di wilayah Palestina.
Israel memberlakukan tindakan itu pada Juni 2007, ketika para pejuang gerakan Islam Hamas menguasai daerah kantong yang berpenduduk padat itu. Israel, dan Mesir, terus membatasi arus orang dan barang masuk-keluar.
Dalam laporan yang disebut Terjebak, Rabu (15/6), Save the Children yang berbasis di Inggris mengatakan kesehatan mental anak-anak Gaza terus memburuk. Sejak 2018, jumlah anak yang melaporkan gejala depresi, kesedihan, dan ketakutan meningkat dari 55% menjadi 80%.
Direktur Save the Children untuk wilayah Palestina yang diduduki, Jason Lee, mengatakan, "Anak-anak yang kami ajak bicara untuk laporan ini menggambarkan hidup dalam keadaan ketakutan, kekhawatiran, kesedihan, dan luka yang terus-menerus, menunggu putaran kekerasan berikutnya meletus, serta perasaan tidak dapat tidur atau berkonsentrasi. Bukti fisik penderitaan mereka seperti mengompol, kehilangan kemampuan berbicara, atau menyelesaikan tugas-tugas dasar. Ini mengejutkan dan harus menjadi peringatan bagi masyarakat internasional," tambahnya.
Baca juga: Wamenag Israel Harap Punya Tombol Pindahkan Warga Palestina ke Swiss
Populasi anak hampir setengah dari 2,1 juta penduduk Gaza. Sekitar 800.000 anak muda di wilayah itu tidak pernah mengenal kehidupan tanpa blokade.
Israel menegaskan blokade diperlukan untuk melindungi warganya dari Hamas, kelompok yang masuk daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh sebagian besar negara Barat. Israel berperang empat kali dengan Hamas sejak 2007 dan terakhir pada Mei 2021.
Selama 12 bulan terakhir, Israel memberikan lebih banyak izin kerja bagi warga Gaza yang mencari pekerjaan dengan gaji lebih baik di dalam negara Yahudi. Ia juga telah melonggarkan beberapa pembatasan arus barang masuk dan keluar dari wilayah tersebut.
Namun blokade secara luas tetap tidak berubah. Warga Palestina umumnya dilarang meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Erez ke Israel.
Baca juga: Iran Sebut Yunani Putuskan Pelepasan Minyaknya yang Disita
Warga Gaza juga menghadapi rintangan besar untuk keluar melalui penyeberangan Rafah ke Mesir. Dalam pernyataan yang menandai peringatan blokade, Human Rights Watch mengatakan bahwa Israel, dengan bantuan Mesir, mengubah Gaza menjadi penjara terbuka.
Direktur HRW untuk Israel dan Palestina, Omar Shakir, mengatakan kepada AFP, "Orang-orang muda menghadapi beban (blokade) karena mereka tidak tahu tentang Gaza sebelum penutupan. "Cakrawala mereka secara paksa dipersempit menjadi sebidang tanah seluas 40 kali 11 kilometer dan itu mencegah mereka dari kesempatan berinteraksi dan terlibat dengan dunia," kata Shakir. (AFP/OL-14)
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved