Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kebingungan Pendeta Gereja Ortodoks Tanggapi Invasi Rusia ke Ukraina

Mediaindonesia.com
16/5/2022 16:10
Kebingungan Pendeta Gereja Ortodoks Tanggapi Invasi Rusia ke Ukraina
Mykhaylo Tereshchenko, pimpin Katedral Kelahiran Perawan (Gereja Ortodoks Ukraina, milik Patriarki Moskow).(AFP/Sergei Supinsky.)

SAAT perang berkecamuk di Ukraina, Mykhaylo Tereshchenko terkunci dalam pertempuran spiritualnya sendiri yang berisiko mencabik-cabik parokinya. Pendeta itu bingung. Dia seorang pendeta dari Gereja Ortodoks Ukraina sebagai cabang Moskow yang secara resmi berjanji setia kepada Patriark Kirill di Rusia.

Namun di lapangan, Tereshchenko ialah seorang patriot Ukraina yang tegas dan dikejutkan oleh kebrutalan invasi Presiden Vladimir Putin ke negaranya. "Perang ini tidak membawa kebaikan," kata Tereshchenko kepada AFP dari gerejanya di Kozelets, sekitar 80 kilometer di utara Kyiv.

"Itu hanya membawa kita kesedihan, kehancuran, dan kematian." Dia menghela nafas, menceritakan hari-hari awal perang yang kacau, ketika dia melindungi orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran di sekitar gereja.

Baca juga: Penembakan di California, Satu Tewas dan 4 Kritis

"Ada desa-desa terdekat banyak orang meninggal dan rumah-rumah hancur. Rasa sakit ini juga milik kami," kata imam itu.

Invasi Putin telah menempatkan para imam yang didukung Moskow di Ukraina dalam posisi genting. Rusia kehilangan sejumlah besar paroki Ukraina pada 2019, ketika perpecahan bersejarah yang dipicu oleh perampasan tanah oleh Kremlin atas Krimea dan dukungan pemberontakan separatis di Donbas mengarah pada pembentukan Patriarkat Kyiv dari Gereja Ortodoks.

Sekarang, dengan invasi skala penuh Rusia yang didukung secara vokal oleh Patriark Kirill, gereja Rusia kemungkinan besar akan kehilangan lebih banyak pendeta dan paroki. Saat gelombang pasukan Rusia menyeberang ke Ukraina, Kirill berbicara menentang kekuatan jahat yang menentang kesatuan bersejarah antara Rusia dan Ukraina.

Dia kemudian mendesak para pengikutnya untuk bersatu melawan musuh eksternal dan internal Moskow. Kata-kata Kirill menyebabkan seruan Barat untuk sanksi terhadapnya dan peringatan dari Vatikan, Paus Fransiskus, untuk berhenti menjadi putra altar Putin.

Baca juga: Militer Ukraina Bersiap Gempur Pasukan Rusia di Donbas

Bagi para imam di Ukraina seperti Tereshchenko, berdiri di samping para pemimpin mereka di Moskow menjadi semakin tidak dapat dipertahankan. Namun memutuskan hubungan dengan gereja juga berisiko menimbulkan kerusuhan di antara jemaat mereka sendiri. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya