Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ISRAEL tidak lagi membuat persyaratan bagi Turki untuk menangkap atau menindak anggota Hamas dalam memulihkan hubungan. Ini menandakan perubahan besar dalam proses rekonsiliasi kedua negara.
Menurut Jerusalem Post, seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan itu tadi malam. "Kami tidak menetapkan syarat untuk tindakan keras terhadap pejabat dan anggota Hamas di Turki," ujarnya sebagaimana dilansir Middle East Monitor.
Ia memastikan bahwa Tel Aviv masih bekerja dengan sangat hati-hati dalam masalah tersebut. Pejabat itu menambahkan bahwa sementara tidak lagi menjadikannya sebagai bagian dari proses yang sangat hati-hati untuk semakin dekat. "Kami melihat peningkatan aktivitas Turki melawan teror di wilayah mereka."
Hubungan antara Israel dan Turki telah, selama bertahun-tahun, tegang karena isu-isu seperti serangan Israel terhadap armada bantuan Turki pada 2010, penembakan terus-menerus Israel di Jalur Gaza, dan deklarasi Jerusalem sebagai ibu kota Israel oleh mantan pemerintahan AS Donald Trump. Isu-isu tersebut mengakibatkan banyak perselisihan diplomatik dan putusnya hubungan selama bertahun-tahun.
Baca juga: Mata-Mata Turki Gagalkan Pembunuhan Kelompok Iran terhadap Pengusaha Israel
Namun, baru-baru ini ada dorongan untuk rekonsiliasi antara Ankara dan Tel Aviv dengan negosiasi bolak-balik sepanjang tahun lalu. Syarat utama, yang sebelumnya ditetapkan oleh Israel untuk pemulihan hubungan yakni pemerintah Turki harus menindak elemen-elemen kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Kondisi itu bermula dari klaim media Israel, sejak 2019, bahwa tokoh Hamas terkemuka menggunakan Istanbul sebagai tempat yang aman. Kelompok itu dikatakan mendirikan kantor dan fasilitas rahasia untuk melakukan serangan dunia maya terhadap Israel dan mereka merekrut mahasiswa Palestina di Turki untuk mengirim mereka ke Tepi Barat sebagai agen.
Pemerintah Israel juga telah lama prihatin dengan dukungan vokal pemerintah Turki terhadap perjuangan Palestina dan upayanya untuk menengahi antara Hamas dan faksi saingannya, Fatah, atau Otoritas Palestina (PA). Meskipun tampaknya sekarang bersedia membatalkan kondisi itu, Tel Aviv masih berhati-hati terhadap tawaran rekonsiliasi dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Baca juga: PBB Minta Israel Setop Pembongkaran Rumah dan Pengusiran Warga Palestina
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan awal bulan ini bahwa segalanya terjadi sangat lambat dan bertahap. Menyikapi kondisi Israel tersebut, Turki sebelumnya membuat syarat sendiri bahwa kebijakan Israel harus lebih sensitif terhadap Palestina untuk memulihkan hubungan. (OL-14)
Menlu AS Marco Rubio mengkritik langkah beberapa negara Barat yang akan mengakui Palestina.
Kedutaan Besar Israel mengkritik langkah Kanada untuk mengakui negara Palestina pada September mendatang.
Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas mengatakan tujuh warga Gaza meninggal dunia akibat malnutrisi.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
PM Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tegaskan Hamas serahkan kendali Jalur Gaza dan senjata kepada Otoritas Palestina.
PEMERINTAH Gaza menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan untuk menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Pengumuman embargo senjata terhadap Israel muncul dua minggu setelah negara Slovenia menyatakan menteri Israel sebagai persona non grata.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
SEORANG mantan pasukan elite Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa militer Israel bersiap menembak anak-anak Palestina tak bersenjata di Jalur Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved