KELOMPOK sayap kanan Israel, Senin (7/6), membatalkan rencana untuk melakukan pawai yang kontroversial melalui Jerusalem timur yang dicaplok negara Yahudi itu pada pekan ini. Alasan mereka yaitu pembatasan dari polisi Israel ketika kelompok Islam Hamas memperingatkan acara itu akan memicu kekerasan baru.
Pawai yang disebut March of the Flags akan berlangsung pada Kamis (10/6) dan dilanjutkan melalui daerah-daerah di Jerusalem timur yang telah terjadi bentrokan berulang baru-baru ini antara polisi Israel dan rakyat Palestina. "Polisi menolak memberi kami izin untuk rute yang diminta," kata juru bicara salah satu kelompok yang mengorganisasi pawai tersebut.
Polisi Israel mengatakan dalam pernyataan bahwa rute itu saat ini tidak disetujui tanpa menyatakan bahwa pawai telah dibatalkan. Tetapi beberapa politisi ekstrem kanan Israel mengatakan mereka akan tetap melanjutkan pawai.
Anggota parlemen sayap ultrakanan, Itamar Ben-Gvir, yang dituduh polisi memicu kerusuhan di Jerusalem, bersama dengan anggota konservatif Likud, May Golan, men-tweet bahwa mereka akan berbaris di Jerusalem pada Kamis yang dapat mereka lakukan dengan status anggota parlemen.
Pernyataan dari polisi datang ketika Khalil Hayya, seorang tokoh senior kelompok Palestina Hamas yang berkuasa di Gaza, memperingatkan pawai itu dapat memicu kekerasan baru, menyusul eskalasi militer pada 10-21 Mei. "Kami memperingatkan pendudukan (Israel) agar tidak membiarkan pawai mendekati Jerusalem timur dan kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis," kata Hayya. "Kami harap pesannya jelas agar Kamis tidak menjadi (baru) 10 Mei."
Perang terakhir dimulai setelah Hamas mengeluarkan tenggat waktu singkat bagi Israel untuk memindahkan pasukan keamanannya dari daerah-daerah di Jerusalem timur, kemudian meluncurkan tembakan roket pertamanya ke Israel. Sebelumnya pada 10 Mei, penyelenggara telah membatalkan rencana untuk pawai lain yang menandai Hari Jerusalem.
Acara tersebut memperingati yang dianggap Israel sebagai penyatuan kembali kota yang disengketakan setelah Perang Enam Hari 1967, ketika merebut Jerusalem timur sebelum mencaploknya. Penyelenggara sayap kanan telah menggambarkan pawai yang direncanakan minggu ini sebagai demonstrasi rutin kebebasan berekspresi, tetapi banyak kritikus khawatir itu dapat memanaskan ketegangan yang sudah meradang.
Pawai diatur untuk melewati Gerbang Damaskus Kota Tua, tempat bentrokan bulan lalu antara demonstran antipermukiman dan pasukan keamanan Israel. Menteri Pertahanan Benny Gantz telah mendesak polisi untuk membatalkan acara Kamis karena khawatir hal itu dapat memicu kembali pertempuran.
Dalam perang Gaza terbaru, serangan Israel menewaskan 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan beberapa pejuang, dan melukai lebih dari 1.900 orang, kata kementerian kesehatan Gaza. Roket dan tembakan lain dari Gaza menewaskan 13 orang di Israel, termasuk seorang anak dan remaja Arab-Israel dan seorang tentara Israel, kata petugas medis dan militer. Sekitar 357 orang di Israel terluka. (AFP/OL-14)