Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BEBERAPA wanita Palestina hamil melalui melalui program fertilisasi in-vitro (IVF) atau bayi tabung karena suami mereka dipenjara Israel. Upaya khusus itu menelan biaya US$2.000 (Rp28 juta). Ini jumlah sangat besar bagi warga Gaza yang dilanda kemiskinan.
Meskipun mahal, itu tidak menyurutkan Iman al-Qudra untuk hamil yang keempat kali pada 2020. Ini setelah lima tahun terakhir kali diberi izin untuk melihat suaminya selama kunjungan penjara.
"Saya takut menjadi terlalu tua untuk hamil lagi saat suami saya dibebaskan," katanya. Ia dikelilingi ketiga putrinya. Semua anaknya dikandung sebelum Muhammad dipenjara.
"Saya menginginkan seorang anak laki-laki," katanya kepada AFP, Kamis (1/4). Pilihannya itu diizinkan melalui program IVF.
Spesialis Abdelkarim al-Hindawi melakukan prosedur tersebut di Kota Gaza. Dia mengatakan telah melakukan program itu kepada beberapa istri narapidana.
"Biasanya sperma tiba tersembunyi di dalam pena atau botol kecil. Ia keluar (diam-diam) selama kunjungan atau menyelinap keluar oleh teman satu sel yang dibebaskan," katanya.
"Itu harus ada di sini dalam waktu 12 jam atau itu tidak akan bisa bertahan lagi," katanya. Air mani kemudian dibekukan untuk diawetkan di klinik.
Dinding rumah Qudras yang mengelupas di Khan Yunis, Gaza selatan, ditutupi dengan potret Mohammad, tampak muda, kontras dengan senjata kuno dan seragam militernya.
Seorang anggota sayap bersenjata Hamas, Qudra, ditangkap oleh pasukan Israel selama perang 2014 di Gaza dan kemudian dijatuhi hukuman 11 tahun penjara karena tergabung dalam gerakan tersebut. (OL-14)
Juru Bicara Pemerintah Jerman mengatakan Israel tetap berkewajiban untuk memastikan pengiriman bantuan secara penuh.
Satu staf Palang Merah Palestina dilaporkan tewas, tiga lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menghantam markas PRCS.
Menlu AS Marco Rubio mengkritik langkah beberapa negara Barat yang akan mengakui Palestina.
PEMERINTAH Gaza menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan untuk menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
UNI Emirat Arab (UEA) dan Irak menyambut baik pernyataan dari sejumlah negara mengenai pengakuan terhadap Negara Palestina.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Video tawanan Israel yang kurus dan lemah di Gaza memicu kecaman global. Negara Barat menuntut pembebasan segera.
Witkoff menyatakan bahwa sebagian besar warga Israel ingin para sandera pulang dan sebagian besar warga Gaza juga ingin para sandera pulang.
Israel menganggap perlucutan senjata Hamas sebagai salah satu dari beberapa syarat utama bagi kesepakatan apa pun untuk mengakhiri konflik.
Hamas menegaskan tidak akan menyerahkan senjata, kecuali terbentuk negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved