Trump, Macron, dan Erdogan Saling Serang Soal NATO

Melalusa Susthira K
04/12/2019 13:00
Trump, Macron, dan Erdogan Saling Serang Soal NATO
Presiden Prancis Emmanuel Macron(AFP/Alastair Grant )

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saling lempar komentar terkait masa depan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Selasa (3/12).

Saling serang antarketiga pemimpin negara tersebut terjadi menjelang dimulainya peringatan KTT NATO ke-70 yang dihelat di London, Inggris.

Percikan tersebut seolah mengancam upaya NATO untuk menunjukkan persatuan aliansi mereka di hadapan Rusia dan Tiongkok.

Hal tersebut bermula saat Macron yang dalam beberapa pekan terakhir mengomentari bahwa strategi NATO mengalami mati otak.

Baca juga: Trump Ancam Tarif 100% Barang Impor Prancis

Namun, Trump membalas komentar Macron dengan keras dan mengklaim ia telah berhasil memaksa anggota NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan.

"Saya pikir itu sangat menghina," ujar Trump yang menanggapi pernyataan Macron bulan lalu bahwa NATO mengalami mati otak dan harus lebih fokus pada teroris Islam dan membuka kembali dialog strategis dengan Rusia.

"Tidak ada yang membutuhkan NATO lebih dari Prancis. Itu pernyataan yang sangat berbahaya untuk mereka buat,” sambungnya, saat perjalanannya menuju London.

Trump kemudian melunakkan nada bicaranya saat menggelar konferensi pers dengan Macron. Namun, Macron tetap bersikukuh dengan pernyataannya dan menuduh Turki telah bekerja sama dengan para ekstremis di Suriah.

"Musuh bersama saat ini adalah kelompok-kelompok teroris dan dengan amat menyesal saya mengatakan bahwa kami tidak memiliki definisi yang sama tentang terorisme," tukas Macron.

Macron mencatat bahwa Turki bekerja sama dengan jaringan IS saat melancarkan serangan terhadap milisi Kurdi yang mendukung sekutu dalam berperang melawan Islamic State (IS).

Macron kemudian melangsungkan pembicaraan dengan Erdogan, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Merkel mengatakan ia relatif optimistis usai KTT NATO itu, namun Macron memperingatkan bahwa tidak semua klarifikasi berhasil didapat dan tidak semua ambiguitas berhasil diselesaikan.

"Ada perbedaan pendapat, pilihan yang tidak sama tetapi ada kebutuhan untuk bergerak maju," kata Macron.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga memberikan kritiknya terhadap pernyataan Macron. Ia mengatakan sekutu tidak boleh mempertanyakan kesatuan dan kemauan politik, melainkan harus berdiri bersama dan untuk saling membela.

Trump kemudian membela Stoltenberg dan kembali mengulangi pernyataannya bahwa anggota NATO berhasil meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka secara besar-besaran berkat tekanannya yang diberikan.

"Ketika saya datang, saya marah kepada NATO, dan sekarang saya telah mengumpulkan US$130 miliar," kata Trump.

Adapun Erdogan sebelumnya mengancam akan menahan upaya NATO dalam upaya meningkatkan perlindungan negara-negara Balkan, kecuali sekutu lainnya memasukkan milisi Kurdi di timur laut Suriah sebagai teroris. NATO berencana akan meningkatkan pertahanan Polandia, Estonia, Lithuania, dan Latvia dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Rusia. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya