Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEBAGAI negara kepulauan dengan populasi yang terus bertambah, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam penyediaan air bersih. Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April menjadi momentum penting untuk lebih peduli terhadap kelestarian bumi, termasuk menjaga ketersediaan air bersih yang kian terancam.
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045. Proporsi luas wilayah krisis air juga diprediksi akan meningkat dari 6% pada 2000 menjadi 9,6% pada 2045.
Menanggapi hal itu, Guru Besar IPB University Prof Etty Riani mengatakan perubahan iklim yang ekstrem, urbanisasi yang pesat, pengelolaan lingkungan yang kurang tepat dan pengelolaan sumber daya air yang kurang optimal akan membawa negara ini ada dalam krisis air bersih.
"Salah faktor penyebab terjadinya krisis air bersih adalah adanya alih fungsi lahan di wilayah hulu dan hilir dari hutan, rawa, situ atau danau menjadi lahan terbangun. Bahkan, di wilayah pesisir pun cukup banyak terjadi alih fungsi lahan dari ekosistem mangrove dan ekosistem padang lamun menjadi lahan terbangun dengan cara direklamasi" jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) alih fungsi lahan juga terjadi. Di wilayah perkotaan, sempadan sungai dialihfungsikan menjadi wilayah terbangun.
Ia menegaskan, adanya alih fungsi lahan ini pada umumnya mengakibatkan air tidak bisa lagi masuk ke dalam tanah tapi akan run off masuk ke sungai dan selanjutnya bermuara ke laut
"Ketika sungai meluap, semestinya luapan air itu masuk ke sempadan sungai. Namun, karena sempadan sungai sudah menjadi bangunan, maka air akan melimpas langsung ke daratan dan menyebabkan bencana banjir," tuturnya.
Di saat bersamaan, pendangkalan dan penyempitan sungai karena sedimentasi, karena banyaknya sampah juga mengurangi daya tampung sungai. Akibatnya, sungai dengan mudah meluap dan banjir.
Lebih lanjut ia menuturkan, sedimentasi terjadi karena pembukaan lahan. Selama lahan terbuka, jika ada hujan maka akan terjadi erosi yang mengakibatkan pendangkalan sungai hingga ke muara, serta juga mengakibatkan terjadinya pencemaran.
"Dengan alih fungsi lahan yang sangat masif ditambah dengan sedimentasi di sungai, maka bencana banjir tidak bisa lagi dihindari," ungkapnya.
Prof Etty menambahkan, kondisi ini diperburuk dengan adanya perubahan iklim yang mempengaruhi frekuensi hujan. Menurut beberapa teori, peningkatan curah hujan bulanan akibat perubahan iklim bisa mencapai hingga 40 persen.
Perubahan iklim, sebut dia, juga menyebabkan fenomena La Nina yang normalnya terjadi 2-7 tahun sekali, bisa terjadi lebih cepat.
Untuk itu, ia menyarankan beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat secara kontinyu. Bukan sekadar 'proyek', tetapi upaya ini mesti berujung pada terciptanya budaya hemat air dan hemat energi di masyarakat.
Kedua, meningkatkan teknologi untuk pengelolaan air agar bisa dimanfaatkan kembali. Ketiga, pemanfaatan sumber air seperti waduk atau embung dan situ.
"Kemudian, buat hutan kota untuk penyerapan air. Hutankan kembali hutan yang rusak dan upayakan menanam di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun. Minimalkan perubahan iklim dengan meminimalkan gas rumah kaca (GRK), misalnya dengan membiasakan jalan kaki, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, harus hemat energi dan menghindari hal-hal yang tidak perlu, seperti penggunaan AC kalau tidak perlu, harus dimatikan, penggunaan energi hijau, dan lainnya," tutupnya. (Z-1)
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan komitmen pihaknya untuk terus meningkatkan pelayanan air bersih di Kota Batam.
TERIK mulai menyengat. Seorang bocah laki-laki di Laimbaru, Desa Laindeha, Sumba Timur, masih berjibaku dengan jeriken lima liternya.
Selain pelayanan kesehatan, ratusan warga Desa Batas Batu Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan menikmati bantuan makan bergizi dan paket sembako serta air bersih
Dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, sementara partisipasi swasta baru sekitar 2%.
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
MEMASUKI musim kemarau, sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mengalami kekeringan.
BPBD telah melakukan penyaluran air bersih ke sejumlah desa terdampak, namun beberapa wilayah tidak bisa dijangkau karena akses jalan rusak.
Ribuan warga Quito, ibu kota Ekuador alami krisis air bersih selama sepekan terakhir, akibat pipa air rusak akibat longsor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved