Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SUMBER air minum bersih di lima desa wilayah kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka yang sudah terpapar material vulkanis dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki tidak layak diminum, menurut hasil Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Sikka.
Meski tengah mengalami krisis air akibat perubahan iklim yang diperparah material vulkanis, warga Desa Kringa, Hikong, Ojang, Timutawa dan Udek Duenn diimbau tidak mengonsumi air tersebut.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Putu Botha mengatakan warga tidak direkomendasikan untuk mengkonsumsi air dari mata air di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Putu Botha dalam keterangan yang diterima MediaIndonesia, Kamis, (16/7).
Kata dia, bahkan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan pertanian pun belum bisa digunakan karena sumber air masih tercemar material vulkanik berupa kandungan mangan, belerang dan seng. "Bahkan kromium yang dalam kadar tertentu bisa mengakibatkan kanker, " kata Putu.
Saat ini bantuan air bersih menjadi salah satu prioritas utama dalam penanganan bencana erupsi karena sangat dibutuhkan untuk minum, masak, mencuci dan kebutuhan lainnya.
Putu mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pendropingan air bersih dan air mineral ke beberapa desa yang bisa terjangkau. Meski demikian, ada beberapa dusun di desa yang sulit dijangkau akibat akses jalan yang rusak dan kekurangan kendaraan tangki air.
"Di Desa Udek Duen, Ojang dan Hikong ada dusun tertentu yang sulit dijangkau karena medan jalan rusak. Kami hanya punya satu mobil tangki air. Alternatif yang instan pada masa transisi ini kebutuhan air mineral menjadi salah satu solusi yang harus segera terpenuhi," ujar Putu.
Selain BPBD, kata dia, pihak lain telah memberikan bantuan air bersih dan air mineral kepada warga yang terdampak erupsi.
"Beberapa Yayasan di Flores dan Pelindo Maumere telah turun ke lapangan untuk membantu warga terdampak dengan menyalurkan air bersih dan air mineral untuk kebutuhan sehari-hari."
Putu berkata, meski bantuan telah mengalir namun masih kurang karena ada 2.500an lebih kepala keluarga (KK) yang terdampak erupsi sangat membutuhkan.
"Kita berharap uluran tangan terus berjalan dari berbagai pihak untuk meringankan beban saudara kita yang terdampak. Saya juga minta kepada warga jangan sampai boros dan digunakan sesuai kebutuhannya."
Sementara itu, Rosalia Irda (56), warga Desa Kringa mengatakan kebutuhan akan air minum bersih setiap hari masih sangat kurang.
"Sekarang sedang musim kering, debit air berkurang. Ditambah lagi mata air dan air di kali yang sudah tercampur abu dan pasir vulkanis membuat kami sangat kesulitan," kata dia.
Meski telah terbantu dengan pendropingan air dari BPBD dan beberapa yayasan, kebutuhan air bersih tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Air bantuan kami pakai untuk memasak, sementara untuk mandi dan cuci kami berusaha mandi di kali. Kadang kalau air bantuan sudah habis kami tetap ambil air yang sudah tercemar abu vulkanik untuk kebutuhan memasak dan minum," ujar Irda
Ribuan warga Quito, ibu kota Ekuador alami krisis air bersih selama sepekan terakhir, akibat pipa air rusak akibat longsor.
Warga protes karena sulit mendapat distribusi air bersih yang sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Warga kerap mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi dengan abu vulkanis.Meskipun sudah dimasak hingga mendidih, mereka masih sering mengalami sakit perut.
MASYARAKAT Kabupaten Bekasi meminta agar Pemerintah Kabupaten Bekasi menjadikan penuntasan krisis air bersih sebagai program prioritas dalam lima tahun ke depan
Kekurangan air bersih kembali menjadi sorotan utama di Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera Utara, usai banjir besar yang melanda wilayah tersebut pada 24 April 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved