Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
RIBUAN warga Quito, ibu kota Ekuador, masih hidup tanpa air bersih hampir sepekan sejak terjadinya krisis air terburuk dalam 25 tahun terakhir. Sekitar 400 ribu penduduk terdampak setelah tanah longsor merusak pipa utama yang menyuplai air ke wilayah selatan kota.
“Kami tidak bisa hidup tanpa air!” teriak warga Chillogallo yang berbaris di jalan menunggu kedatangan truk tangki. Namun pasokan terbatas, dan jadwal distribusi sering tak menentu.
Banyak warga lansia menunggu berjam-jam di bawah terik matahari demi mendapatkan air. Inés Castro, 74, mengaku berdiri sejak pagi. “Saya tinggal sendirian. Kalau pun dapat air, semoga ada tetangga yang membantu membawanya,” katanya sambil menahan tangis.
Sebagian warga mengaku kelelahan membawa ember dan wadah air. Elsa Sarango menuturkan, “Kalau masih muda mungkin kuat. Tapi sekarang berat sekali. Di rumah makin banyak kebutuhan kebersihan.”
Erselinda Guilca, seorang pensiunan, berharap krisis cepat diatasi. “Lebih baik listrik mati daripada air tak ada. Kami bahkan tak bisa mandi,” keluhnya.
Di kawasan Nueva Aurora, warga terpaksa mengambil air dari mata air liar yang tidak memenuhi standar kesehatan. Mereka berjalan beberapa blok, sebagian membawa gerobak rakitan atau bahkan kantong plastik karena tak memiliki wadah.
“Airnya tidak layak minum, tapi setidaknya bisa untuk toilet,” kata Tomás Chiguano, seorang tukang bangunan. Ia mengaku pekerjaannya terganggu karena tak ada air untuk mencampur semen dan pasir.
Pemerintah mulai memasang instalasi pengolahan air portabel untuk mencegah wabah penyakit.
Selain kelelahan, warga juga harus menanggung biaya tambahan untuk mengangkut air. “Kadang kami harus membayar 2–3 dolar untuk mobil yang membantu membawa air,” ujar seorang warga.
Maria Tipán, yang merawat cucunya, mengatakan ia harus bolak-balik hingga delapan kali. “Air makin mahal, tapi tagihan bulanan tetap akan dibebankan,” keluhnya.
Wali Kota Quito, Pabel Muñoz, mengerahkan 71 truk air, beberapa titik distribusi tetap, dan sistem tangki tambahan. Ia menargetkan pasokan air bersih kembali normal di enam wilayah terdampak pada Minggu.
Namun, koordinasi dengan pemerintah pusat memanas. Wakil Presiden María José Pinto ditunjuk untuk menangani distribusi bantuan, sementara Komite Operasi Darurat Nasional (COE) memasang tiga instalasi pengolahan air tambahan.
Menteri Energi Inés Manzano menuding pemerintah kota lambat merespons krisis. “Kami meminta rencana krisis, tapi tidak diserahkan tepat waktu. Karena itu kami turun tangan,” katanya.
Sebaliknya, Muñoz mempertanyakan minimnya komunikasi dari pemerintah pusat. “Mengapa mereka tidak hadir di posko komando?” ujarnya.
Presiden Daniel Noboa belum memberikan komentar langsung soal krisis ini. Kritik terhadap pemerintahannya kian meningkat, terutama karena fokusnya lebih banyak pada penindakan keamanan dibanding isu sosial. (CNN/Z-2)
Gubernur wilayah Kamchatka, Rusia, Vladimir Solodov menghimbau warga tidak mendekat garis pantai usai gempa magnitudo 8,7.
Pemerintahan Ekuador mengekstrasidi gembong narkoba Adolfo Macias, alias Fito, ke Amerika Serikat, sebulan setelah ia ditangkap kembali.
Jose Adolfo Macias Villamar, pemimpin geng narkoba Los Choneros berhasil ditangkap setelah kabur dari penjara selama satu tahun.
BMKG menegaskan bahwa gempa bumi bermagnitudo 6,2 di pesisir Laut Ekuador tidak memberikan dampak apapun terhadap wilayah Indonesia.
GEMPA bumi berkekuatan 6,3 skala richter di pantai Ekuador.
"Kami mendistribusikan bantuan 10 ribu liter air bersih menggunakan dua unit water tank. Masing-masing lokasi sebanyak 5 ribu liter air bersih."
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
MEMASUKI musim kemarau, sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mengalami kekeringan.
TERIK mulai menyengat. Seorang bocah laki-laki di Laimbaru, Desa Laindeha, Sumba Timur, masih berjibaku dengan jeriken lima liternya.
BPBD telah melakukan penyaluran air bersih ke sejumlah desa terdampak, namun beberapa wilayah tidak bisa dijangkau karena akses jalan rusak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved