Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMERINTAHAN Ekuador, Minggu (20/7), mengekstradisi gembong narkoba Adolfo Macias, alias Fito, ke Amerika Serikat. Ekstradisi itu sebulan setelah ia ditangkap kembali usai kabur dari penjara supermaksimum pada awal 2024.
Departemen Kehakiman AS menjerat Fito dengan dakwaan distribusi kokain, konspirasi kriminal, serta pelanggaran kepemilikan dan penyelundupan senjata api. Ia dijadwalkan hadir di pengadilan federal pada Senin (21/7) untuk pembacaan dakwaan resmi.
Menurut otoritas penjara Ekuador (SNAI), Fito dipindahkan dari penjara supermaksimum di barat daya negara itu pada Minggu sebagai bagian dari proses ekstradisi. Pekan lalu, ia setuju di hadapan pengadilan Quito untuk diekstradisi ke AS guna menghadapi tuntutan hukum.
Ekstradisi ini menjadi yang pertama sejak pemerintah Presiden Daniel Noboa memberlakukan aturan baru melalui referendum tahun lalu untuk memperkuat perang terhadap geng kriminal.
Macias dulunya seorang sopir taksi sebelum naik menjadi pemimpin geng Los Choneros, jaringan kriminal yang memiliki hubungan dengan kartel Sinaloa (Meksiko), Gulf Clan (Kolombia), hingga mafia Balkan.
Setelah ia kabur dari penjara pada Januari 2024, Noboa menetapkan Ekuador dalam status “konflik bersenjata internal” dan mengerahkan militer serta tank ke jalanan untuk menumpas geng-geng kriminal. Namun, kebijakan ini menuai kritik dari organisasi HAM.
Pelarian Fito memicu gelombang kekerasan, termasuk penyerangan penjara dan teror di berbagai kota. Pemerintah bahkan memasang poster buronan dengan hadiah US$1 juta bagi siapa pun yang memberi informasi keberadaannya.
Akhirnya, pada 25 Juni 2024, Macias ditemukan bersembunyi di sebuah bunker tersembunyi di bawah lantai rumah mewah di pelabuhan Manta, markas utama Los Choneros. Saat itu, Noboa menegaskan ekstradisi akan dipercepat. “Kami akan kirim dia secepat mungkin agar diadili sesuai hukum Amerika,” ujarnya kepada CNN.
Ekuador, yang dulunya relatif damai di antara dua produsen kokain terbesar dunia—Kolombia dan Peru—kini berubah menjadi ajang perebutan wilayah antar geng. Lebih dari 70% kokain dunia dilaporkan melewati pelabuhan Ekuador sebelum dikirim ke pasar internasional.
Sepanjang 2024, pemerintah Ekuador menyita rekor 294 ton narkoba, sebagian besar kokain. (AFP/Z-2)
Ribuan warga Quito, ibu kota Ekuador alami krisis air bersih selama sepekan terakhir, akibat pipa air rusak akibat longsor.
Jose Adolfo Macias Villamar, pemimpin geng narkoba Los Choneros berhasil ditangkap setelah kabur dari penjara selama satu tahun.
BMKG menegaskan bahwa gempa bumi bermagnitudo 6,2 di pesisir Laut Ekuador tidak memberikan dampak apapun terhadap wilayah Indonesia.
GEMPA bumi berkekuatan 6,3 skala richter di pantai Ekuador.
Polisi Ekuador menangkap empat tersangka terkait serangan bersenjata di arena sabung ayam di komunitas La Valencia, Provinsi Manabí, yang menewaskan sedikitnya 12 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved