Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menag Nasaruddin Ajak Jadikan Peringatan Isra Mikraj Persiapan Sambut Ramadan

Abdillah M Marzuqi
31/1/2025 14:33
Menag Nasaruddin Ajak Jadikan Peringatan Isra Mikraj Persiapan Sambut Ramadan
Peringatan Isra Mikraj di Kementerian Agama(Dok.Kemenag)

 

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) menggelar peringatan Isra Mikraj tingkat kenegaraan di Gedung HM Rasjidi Kementerian Agama Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Isra Mikraj sebagai persiapan menyambut Ramadan

Menurutnya, Isra’ Mikraj Nabi Muhammad Saw membawa pesan tentang perintah salat. Peristiwa Isra’ Mikraj penting dijadikan sebagai pangkalan pendaratan untuk menjemput Ramadan.

“Mari memaknai Isra’ Mikraj sebagai momentum agar kita bisa lebih dekat dan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah Swt. Terlebih sebentar lagi umat muslim akan memasuki bulan Suci Ramadan,” kata Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Kamis (30/1).

Menag berharap peristiwa Isra’ Mikraj makin meningkatkan keimanan umat Islam dan menguatkan kedekatan mereka terhadap ajaran agamanya. 

"Kami meyakini, semakin dekat umat itu kepada ajaran agamanya maka semakin berkualitas bangsa dan anak manusianya," harap Menag Nasaruddin Umar.

"Dan semakin berjarak antara umat dengan ajarannya, maka di situ patologi sosial akan bermunculan. Mudah-mudahan Isra’ Mikraj ini akan lebih melengketkan ajaran agama dengan para pemeluknya,” tambahnya.

Ilham Akbar Habibie memberikan tausiyah. Ia memaparkan secercah pelajaran dan pembuktian kekuasaan Allah Swt pada peristiwa Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad Saw yang terimplementasikan pada konsep relasi antara keimanan dan pengetahuan yakni IMTAQ dan IPTEK.

“Relasi Imtaq dan Iptek menjadi elemen fundamental dalam membangun spiritualitas individu dan peradaban manusia,” kata Ilham Akbar Habibie.

“Relasi Imtaq dan Iptek terimplementasikan dalam perintah peristiwa Isra’ dan Mikraj. Seperti, ibadah shalat 5 waktu yang dijalankan setiap hari sebagai estafet aktivitas jasmani dan rohani melahirkan secercah energi Ilahi yang berdampak signifikan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan peradaban,” sambung Ilham Akbar Habibie.

Ilham Akbar Habibie menyampaikan bahwa pengalaman seseorang dalam menjalankan ibadah shalat bersifat unik. Meskipun gerakan dan bacaan shalat seragam, pemaknaan setiap individu terhadap ibadah ini berbeda-beda. 

Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang, pemahaman, dan tujuan yang dimiliki masing-masing orang.

“Ada yang memandang shalat sebagai kewajiban semata untuk menghindari neraka, sementara yang lain melaksanakannya demi membangun citra diri,” kata Ilham Akbar Habibie.

Ilham Akbar Habibie berharap, ketika shalat dilaksanakan secara baik dan khusu’ tentu memiliki peran penting dalam membangun peradaban sebuah negara di masa akan datang.

“Jika kita ingin menatap optimisme tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045, maka lihatlah kualitas shalat generasi muda Indonesia di masa kini. Mari kita semua berbenah diri mempersiapkan generasi mendatang dengan asupan Imtaq dan Iptek,” tegas Ilham Akbar Habibie. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya