Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
INDONESIA memiliki beragam makanan dan minuman manis yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti produk kemasan, teh di kaki lima, biskuit, dan permen, yang mudah ditemukan dan sering dikonsumsi berbagai kalangan.
Mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat meningkatkan suasana hati karena gula merangsang otak untuk melepaskan serotonin dan dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam sistem penghargaan otak, sehingga mood menjadi lebih baik.
Sayangnya, gula tidak hanya memberikan kebahagiaan, tetapi juga bisa menyebabkan kecanduan. Ketika perasaan bahagia hilang, otak ingin merasakannya lagi, sehingga saat kadar gula turun, muncul keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
Menurut Kementerian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, batas konsumsi gula harian adalah 50 gram (4 sendok makan) untuk dewasa dan 25 gram (2 sendok makan) untuk anak-anak, dengan asumsi kadar gula darah normal.
Jika berlebihan dan sudah kecanduan, dapat menyebabkan kadar gula tubuh menjadi tidak terkontrol. Tentu saja, konsumsi gula berlebihan dapat mengancam kesehatan.
1. Diabetes
Konsumsi gula berlebih menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh kesulitan merespons hormon insulin yang mengatur kadar gula darah. Ini mengarah pada peningkatan kadar gula dalam darah dan akhirnya mengakibatkan diabetes tipe 2.
2. Obesitas
Asupan gula berlebih memberikan kalori tambahan tanpa rasa kenyang yang cukup, sehingga tubuh cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan. Lemak yang menumpuk, terutama di sekitar perut, meningkatkan risiko obesitas.
3. Penyakit Jantung
Gula berlebih dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh dengan meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL). Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung dan gagal jantung.
4. Penyakit Ginjal
Kelebihan gula dalam tubuh meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan hipertensi, yang semuanya dapat merusak ginjal. Kerusakan pada ginjal ini dapat menyebabkan nefropati diabetik, saat ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik untuk menyaring limbah darah.
5. Perlemakan Hati
Fruktosa, salah satu jenis gula, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan diubah oleh hati menjadi lemak. Penumpukan lemak di hati dapat menyebabkan perlemakan hati, yang dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit hati berlemak.
6. Risiko Kanker
Meskipun gula tidak langsung menyebabkan kanker, konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan kadar insulin, yang merangsang pertumbuhan sel kanker. Obesitas akibat konsumsi gula juga meningkatkan peradangan, yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker seperti kanker payudara, usus besar, hati, dan pankreas.
7. Kerusakan Gigi (Karies Gigi)
Gula yang tertinggal di mulut menjadi makanan bagi bakteri, yang mengubah gula menjadi asam. Asam ini merusak email gigi dan dapat menyebabkan gigi berlubang jika tidak dibersihkan dengan baik melalui sikat gigi secara teratur.
8. Nyeri Sendi (Gout)
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Penumpukan asam urat ini dapat menyebabkan peradangan pada sendi, memicu nyeri hebat yang dikenal dengan gout.
9. Jerawat dan Penuaan Kulit
Gula berlebih dapat merangsang produksi minyak berlebih pada kulit, yang dapat menyebabkan jerawat. Selain itu, konsumsi gula yang berlebihan juga meningkatkan proses glikasi, yang merusak kolagen dan elastin, dua komponen kulit untuk menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit, yang pada akhirnya mempercepat penuaan kulit.
Oleh karena itu, mengontrol konsumsi gula perlu dilakukan. Jika sudah kecanduan, kurangi secara perlahan dengan memilih makanan rendah gula, menggantinya dengan pemanis alami, atau memperbanyak air putih untuk menjaga tubuh tetap sehat. (kementerian kesehatan/Z-1)
Sugar craving atau keinginan kuat untuk makan makanan manis sering muncul saat kita bekerja, terutama ketika energi menurun di siang hari.
Rasa manis ini bisa berasal dari bahan alami seperti buah, madu, atau susu, maupun dari pemanis buatan yang sering ditambahkan dalam proses pengolahan makanan.
Ada makanan yang dapat menurunkan daya ingat. Dikutip dari WebMD, berikut sejumlah makanan yang dapat mengganggu memori otak :
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Makanan ini biasanya memiliki rasa manis yang dominan dan sering dikonsumsi sebagai pencuci mulut, camilan, atau pelengkap.
Pola hidup yang sering mengombinasikan nasi sebagai karbohidrat utama dengan sumber karbohidrat lainnya dari tepung-tepungan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Definisi generasi sandwich meluas pada sektor kesehatan, terkadang generasi sandwich sangat memperhatikan kesehatan orangtua padahal kondisi diri sendiri terlupakan.
Kandungan gula yang tinggi ini bisa berasal dari gula pasir, fruktosa, glukosa, sirup jagung, madu, atau pemanis lain.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Konsumsi gula secara berlebihan dan tidak mengatur pola makan yang sehat juga bisa menyebabkan timbulnya beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan tubuh.
Pola hidup yang sering mengombinasikan nasi sebagai karbohidrat utama dengan sumber karbohidrat lainnya dari tepung-tepungan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Minuman ini sering dikonsumsi sebagai pelepas dahaga, tetapi jika dikonsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved