Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MUSIM hujan telah tiba di berbagai wilayah Indonesia, membawa risiko meningkatnya sejumlah penyakit musiman. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
DBD masih menjadi ancaman serius di Indonesia karena tingginya angka kasus yang dilaporkan setiap tahun. Kasus DBD di musim hujan diperkirakan akan meningkat dan mencapai puncaknya pada Desember 2024.
Data dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI), pada 2023 tercatat 114.720 kasus dengan 894 kematian akibat DBD. Sementara itu, hingga minggu ke-43 tahun 2024, angka kasus melonjak menjadi 210.644 dengan 1.239 kematian. Kasus tersebut tersebar di 259 kabupaten/kota di 32 provinsi.
Selain itu, data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) menunjukkan hingga minggu ke-43 tahun ini ada 624.194 suspek dengue yang dilaporkan.
Menyikapi situasi ini, ri Yunis Miko Wahyono, seorang epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sering meningkat saat musim hujan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Perhatikan genangan air di sekitar kita. Barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat air tergenang sebaiknya dibuang atau dikurangi," ujar Tri Yunis.
Perlu diketahui bahwa di awal musim hujan, curah hujan yang tinggi sering menimbulkan genangan air, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Namun, saat hujan mulai reda atau berkurang, nyamuk ini biasanya tidak mampu terbang jauh, sehingga penyebarannya menjadi terbatas.
Sebaliknya, setelah musim hujan akan berakhir, nyamuk kembali aktif dan mampu menyebar lebih luas. Inilah alasan mengapa kasus demam berdarah biasanya meningkat pada periode November hingga Desember, Maret hingga Juni.
Selain mengingatkan, Tri Yunis juga menghimbau masyarakat untuk waspada sembari menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan cara 3M (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang).
Hal sederhana yang dapat dilakukan seperti menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia kembali menambahkan, untuk menurunkan kasus demam berdarah (DBD) membutuhkan berbagai langkah yang dilakukan secara bersamaan.
“Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan satu cara saja. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain vaksinasi, menerapkan program 3M, serta menggunakan obat nyamuk. Semua langkah ini harus diterapkan secara bersamaan,” jelasnya.
Secara umum melakukan vaksinasi di beberapa jenis penyakit memang sangat dianjurkan salah satunya DBD. Vaksin demam berdarah membantu melindungi seseorang dari risiko tertular penyakit ini di masa depan.
Bagi orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue, vaksinasi merupakan langkah yang sangat efektif untuk dilakukan. Sedangkan bagi mereka yang sudah pernah terinfeksi, vaksinasi tetap dapat dilakukan, tetapi dengan aturan yang berbeda.
Adapun anjuran pemberian vaksin untuk orang yang pernah terkena infeksi yaitu cukup diberikan satu kali. Sementara, mereka yang belum pernah terinfeksi memerlukan dua dosis vaksin sesuai rekomendasi dari dokter.
Upaya pencegahan menyebarnya penyakit DBD tidak bisa dilakukan oleh segelintir orang saja, melainkan harus melibatkan banyak pihak termasuk pemerintah sebagai pendukung utamanya.
"Semua upaya ini harus dilakukan secara konsisten dan terpadu, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor lainnya," papar dr Tri Yunis.
Diakhir Tria juga menegaskan bahwa langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan hasil yang optimal. (Z-9)
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht mengatakan bahwa kasus DBD bisa menyerang atau menginfeksi seseorang bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, cara mencegah DBD pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri, dengan melakukan langkah-langkah
Dinas Kesehatan Klaten mencatat kasus DBD 2024 mencapai 1.256 kasus dengan 31 kematian. Jumlah itu meningkat signifikan dari tahun sebelumnya sebanyak 308 kasus dan 14 orang meninggal.
Musim hujan sering kali membawa berbagai risiko kesehatan, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Musim hujan membawa kesejukan yang menyegarkan, namun juga meningkatkan risiko kesehatan, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
mencegah penularan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika akan mulai membuka layanan vaksinasi Qdenga (Dengue Tetravalent Vaccine)
Hingga saat ini, belum ada obat yang secara spesifik digunakan untuk menyembuhkan DBD, karena itu upaya pencegahan menjadi hal yang paling utama untuk dilakukan, termasuk dengan vaksin DBD.
KASUS DBD kerap mengalami lonjakan di musim hujan. Anak-anak disebut menjadi kelompok yang paling rentan tertular DBD dan mengalami komplikasi hingga menyebabkan kematian.
Vaksinasi Dengue menjadi intervensi yang efektif dalam penanggulangan Dengue.
Dinas kesehatan Kabupaten Sumedang berharap Kementerian Kesehatan bisa menyediakan pasien demam berdarah dengue (DBD) gratis ke daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved