Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Hari Anak Nasional, Orangtua Diingatkan Bahaya Dengue pada Anak-anak

Indriyani Astuti
28/7/2025 14:18
Hari Anak Nasional, Orangtua Diingatkan Bahaya Dengue pada Anak-anak
Anak-anak dirawat akibat DBD(Dok.MI)

ANAK- anak mempunyai insiden demam berdarah dengue atau DBD yang lebih tinggi dan Disability-Adjusted Life Years (tahun-tahun kehidupan yang hilang akibat kematian atau akibat disabilitas yang disebabkan penyakit/DALYs) dari seluruh populasi. Indonesia merupakan negara dengan beban DALYs tertinggi akibat dengue pada 2021. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat dalam tiga tahun terakhir (2021-2024), kelompok yang paling rentan terhadap infeksi dengue ialah usia 15-44 tahun. Sedangkan kasus kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir tertinggi terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-14 tahun. Hal itu membuat anak-anak dan remaja sebagai kelompok yang paling berisiko terhadap dampak terparah dari penyakit dengue.

dr. Atilla Dewanti, SpA(K), Dokter Spesialis Anak – Konsultan Neurologi mengingatkan bahaya dengue pada anak-anak. Ia menyebut gejala dengue bisa mirip flu yakni demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, hingga ruam di kulit. Tapi yang berbahaya, kalau tidak dikenali dan ditangani sejak awal, dengue bisa berkembang menjadi dengue shock syndrome (DSS).

"Kondisi serius yang ditandai dengan perdarahan hebat dan penurunan tekanan darah yang drastis, bahkan bisa berujung fatal. Ini kasusnya juga banyak terjadi pada anak-anak," ujar dia dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional di Jakarta seperti dikutip dari siaran pers, Senin (28/7).

Pencegahan Hingga Vaksinasi

dr. Atilla menambahkan, sampai saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati dengue, karena pengobatan dengue lebih kepada untuk meredakan gejala. Untuk itu, ia mengimbau para orangtua melakukan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi anak dari dengue, termasuk melakukan 3M Plus secara konsisten dan mempertimbangkan penggunaan metode inovatif seperti vaksinasi. 

"Vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, seseorang perlu mendapatkan dosis sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter,” paparnya.

Tasya Kamila, seorang ibu yang juga public figure, membagikan pengalaman pribadinya sebagai orang tua dalam melindungi anak-anak dan keluarganya dari dengue. 

“Saya punya dua anak kecil di rumah, dan jujur, dengue itu salah satu penyakit yang paling saya khawatirkan. Bukan hanya karena bahayanya, tapi juga karena kita enggak pernah tahu kapan atau dari mana virus itu datang. Kita bisa merasa sehat, padahal sebenarnya sedang terinfeksi dan tidak sadar, apalagi kalau gejalanya ringan atau tidak muncul sama sekali," ucap Tasya.

Menurutnya, banyak orangtua yang belum menyadari bahwa anak-anaklah yang justru paling berisiko mengalami dampak serius jika terinfeksi. 

“Angka kematian akibat dengue tertinggi justru terjadi pada anak-anak dan remaja. Ini bukan cuma soal data kesehatan, tapi soal nyawa anak-anak kita. Dan sebagai orang tua, kita tidak bisa hanya pasrah atau menunggu sampai anak sakit. Kita harus proaktif," ucap dia.

Tasya menekankan pentingnya peran keluarga, terutama orangtua, dalam mencegah penyebaran penyakit ini. 

“Bukan sekadar karena takut, tapi menjaga anak dari ancaman penyakit adalah tanggung jawab dan bagian dari tugas kita sebagai orang tua. Itu artinya kita perlu lebih peduli—mulai dari menjaga lingkungan, membersihkan tempat penampungan air, memastikan anak cukup istirahat dan gizi, sampai mencari tahu upaya pencegahan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan,” tutupnya.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht momentum peringatan Hari Anak Nasional dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” mengingatkan bahwa setiap anak berhak tumbuh sehat, aman, dan bebas dari ancaman penyakit yang dapat dicegah seperti dengue. Anak-anak, ujarnya, jangan sampai menjadi korban bahkan kehilangan nyawa akibat dengue. 

"Kita berbicara tentang kehilangan masa bermain, pendidikan yang terhenti, bahkan kehilangan nyawa yang sebenarnya bisa dicegah," tukasnya. 

Dengan semakin banyak orangtua dan keluarga yang paham, kata dia, semakin besar peluang untuk memutus rantai penyebaran dengue. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya