Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Belum Ada Obatnya, Vaksin DBD Jadi Opsi Terbaik Cegah Komplikasi Dengue

Putri Rosmalia Octaviyani
19/2/2025 14:31
Belum Ada Obatnya, Vaksin DBD Jadi Opsi Terbaik Cegah Komplikasi Dengue
Ilustrasi, pemberian vaksin DBD.(Dok. Freepik)

PENYAKIT demam berdarah dengue (DBD) masih jadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak. Hingga saat ini, belum ada obat yang secara spesifik digunakan untuk menyembuhkan DBD, karena itu upaya pencegahan menjadi hal yang paling utama untuk dilakukan, termasuk dengan vaksin DBD.

Dokter spesialis anak Hutomo Laksono mengatakan, vaksinasi DBD lengkap menjadi salah satu solusi krusial untuk melindungi diri komplikasi dan kematian. Seperti diketahui, kasus DBD di Indonesia mencapai 210 ribu sejak awal 2024 dengan 1.000 kematian.

Hutomo menjelaskan, vaksin DBD berfungsi untuk mencegah DBD yang disebabkan oleh virus Dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 dengan target sasaran usia 6-45 tahun.

"Vaksin DBD mengandung versi lemah dari 4 serotipe virus. Versi serotipe virus ini tidak dapat menyebabkan DBD, tetapi justru mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mempertahankan tubuh dari virus Dengue," katanya.

Saat seseorang diberikan vaksin DBD, sistem kekebalan tubuh mereka akan mengidentifikasi serotipe yang dilemahkan sebagai benda asing dan membuat antibodi terhadapnya.
 
Seseorang yang terpapar virus dengue saat sudah vaksin DBD, sistem kekebalan tubuh orang tersebut akan mengenalinya dan dapat dengan cepat membuat lebih banyak antibodi untuk menetralkan virus sebelum menyebabkan DBD.

"Vaksin DBD diberikan melalui suntikan di area lengan atas. Rangkaian vaksinasinya terdiri dari dua kali suntikan yang diberikan dalam jarak tiga bulan," tutur dia.

Vaksin DBD disebut menjadi salah satu opsi terbaik untuk mencegah kematian akibat DBD. Hasil dari studi tersebut menunjukkan adanya penurunan hingga 80 persen dalam jumlah kasus DBD pada partisipan yang menerima vaksin. Vaksin DBD juga terbukti mengurangi jumlah kasus rawat inap akibat DBD hingga 90 persen.

Efek samping dari vaksin DBD juga tergolong ringan, seperti rasa nyeri dan kemerahan di area suntik, sakit kepala, hingga nyeri otot. Efek samping biasanya hilang dalam waktu beberapa hari saja dan jarang muncul setelah vaksin kedua.

DBD adalah penyakit dengan jumlah kasus yang cukup tinggi di Indonesia. DBD disebabkan infeksi virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Gejalanya meliputi demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, sakit kepala, nyeri otot, tulang, atau sendi, hingga mual, dan muntah. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya