Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
CUACA yang tidak menentu tahun ini memicu berkembangnya berbagai penyakit, salah satunya DBD atau Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai, karena mampu menyebabkan kematian bagi penderitanya. DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang banyak berkembangbiak di negara tropis dan sub tropis, seperti indonesia.
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah kurangnya kebersihan lingkungan. Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan menyatakan, salah satu cara mencegah DBD yang paling efektif adalah dengan melakukan 3M Plus.
Memasang kelambu di tempat tidur dapat menghindari Anda dari gigitan nyamuk saat sedang tertidur.
Lotion anti-nyamuk atau repellant, yang telah disertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengandung zat yang dapat mengusir nyamuk.
Kenakan kemeja atau kaus berlengan panjang serta celana panjang berbahan tipis, seperti katun, saat keluar rumah, Namun, jika Anda pergi ke tempat yang lebih dingin, Anda bisa mengenakan pakaian berbahan denim atau wol yang dapat memberi perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk, karena terbuat dari benang yang sangat rapat.
Cara lain mencegah DBD adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, melalui
* Konsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya akan vitamin D. Contoh makanan yang mengandung vitamin D antara lain ikan sarden, salmon dan tuna, kuning telur, daging merah, hati sapi, oatmeal, buah-buahan seperti apel, alpukat dan pisang, serta sayuran seperti tomat dan jamur shitake.
* Rutin berolahraga dan beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
* Istirahat atau tidur cukup.
Kebiasaan mencuci tangan setiap habis beraktivitas dan buang air, sebelum dan sesudah makan, serta rutin membersihkan ruangan dan perabotan, dapat mengurangi risiko terpapar dan terinfeksi nyamuk penyebab DBD.
Menjalankan langkah-langkah di atas diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan paparan demam berdarah dengue. Tetap jaga kesehatan secara ketat selama menjalankan aktivitas, baik di dalam maupun di luar ruangan, dan segera lakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan jika menemui gejala-gejala demam berdarah. (H-3)
Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama. Masyarakat harus terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht mengatakan bahwa kasus DBD bisa menyerang atau menginfeksi seseorang bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali.
Dinas Kesehatan Klaten mencatat kasus DBD 2024 mencapai 1.256 kasus dengan 31 kematian. Jumlah itu meningkat signifikan dari tahun sebelumnya sebanyak 308 kasus dan 14 orang meninggal.
Musim hujan sering kali membawa berbagai risiko kesehatan, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Musim hujan membawa kesejukan yang menyegarkan, namun juga meningkatkan risiko kesehatan, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).
MUSIM hujan telah tiba di berbagai wilayah Indonesia, membawa risiko meningkatnya sejumlah penyakit musiman. Kasus DBD di musim hujan akan mencapai puncaknya pada Desember 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved