Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Melawan Stunting dan Anemia, Pentingnya Nutrisi Optimal untuk Tumbuh Kembang Anak

Ajeng Tamyiz
29/9/2024 11:00
Melawan Stunting dan Anemia, Pentingnya Nutrisi Optimal untuk Tumbuh Kembang Anak
Ilustrasi--Petugas Posyandu mengukur tinggi badan anak balita saat pelaksanaan monitoring dan evaluasi Bulan Timbang Balita dan Bulan Vitamin A di Kabupaten Madiun, Jawa Timur.(ANTARA/Siswowidodo)

MENJADI pemicu dari gangguan kognitif dan sistem imun anak, terhitung pada 2023, sebanyak 21,5% anak Indonesia mengalami stunting. Ray Wagiu Basrowi, selaku Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia, mengimbau orangtua untuk fokus memenuhi nutrisi untuk gizi anak menghindari resiko besar stunting. 

Pada laporan survei kesehatan 2023, sebanyak 21,5% anak mengalami stunting dan sebanyak 15,5% anak remaja mengalami anemia

Dicirikan oleh anak yang terlihat pucat, lemah dan lemas, respon lambat hingga berat badan tidak ideal. Stunting dan anemia disebabkan oleh malnutrisi yang biasa terjadi secara bertahap, ketika orangtua tidak memenuhi asupan nutrisi pada anak.

Baca juga : Cegah Stunting, Atasi Anemia pada Anak

Menurut  Ilzam Nuzulul Hakiki, selaku Co-Founder Gaia Parenting, “Masih banyak banget orangtua yang tidak tahu mengenai manfaat dari nutrisi untuk anak itu apa, kebanyakan dari mereka kurang peduli tentang manfaat nutrisi untuk mencegah penyakit  serius seperti stunting dan anemia. Bahkan ada penelitian mengenai orangtua cenderung membiarkan anaknya mau makan apa,  yang imbasnya ya ke anaknya, mau makan tapi cuma makanan yang dia mau aja, tanpa ngeliat nutrisi yang terkandung.” 

Nutrisi merupakan kandungan dalam makanan, yang membantu menjaga kesehatan dan mempertahankan fungsi tubuh. Zat besi, mineral, vitamin C, protein hingga karbohidrat merupakan nutrisi yang paling dibutuhkan oleh tubuh. 

Nutrisi pada anak, dapat terpenuhi melalui konsumsi makanan tertentu. Seperti, sayuran hijau, susu dan sereal, daging merah, dan protein hewani ikan yang mengandung limpahan zat besi di dalamnya. 

Baca juga : Anemia dan Stunting masih Momok Tumbuh Kembang Anak

Makanan dengan kandungan nutrisi berlimpah yang mudah ditemukan dimana-mana, adalah ikan kembung, yang mengandung setidaknya 0,9 miligram zat besi setiap 100 gramnya. Omega-3, mineral hingga protein juga terkandung didalam ikan kembung. 

Tetapi perlu diingat, dalam mengolah makanan agar tetap bernutrisi, makanan tersebut tidak boleh diproses berlebihan, hingga menghilangkan kandungan nutrisi didalamnya. 

Ray mengatakan, “Salah satu bahan pangan yang sangat bernutrisi, murah, dan mudah dicari itu ikan kembung. Zat besi, bahkan mineral itu ada loh didalam kandungan ikan kembung. Tapi orangtua perlu waspada, jangan anaknya dikasih ikan kembung tapi digoreng kriuk, kalo begitu sama aja bohong, nutrisinya cuma lewat dan gak ngasih dampak baik juga untuk tubuh." 

Baca juga : Danone dan SGM Cegah Anemia dan Optimalkan Kognitif Generasi Maju

Mengonsumsi makanan kaya akan nutrisi oleh anak sangatlah penting, melihat dari peran nutrisi sebagai pendukung tumbuh kembang anak, mempertahankan imun tubuh,  dan menghindari anak dari penyakit serius seperti stunting dan anemia. 

Memegang peran penting dalam tumbuh kembang, asupan nutrisi pada anak dibutuhkan sejak 1000 hari pertama kehidupan, yaitu masa awal kehidupan anak, yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan (sekitar 270 hari), hingga anak berusia 2 tahun.

Maka dari itu, Ray hadir di acara IdeaFest 2024, untuk memperkuat edukasi serta pemahaman orang tua terkait pentingnya nutrisi pada anak. Hal itu dilakukan dengan cara mengimbau orangtua untuk lebih kritis, mencari wawasan mengenai manfaat nutrisi, resiko malnutrisi, hingga pelajari ciri-ciri anak kekurangan nutrisi. 

Ray menambahkan, “Sekarang ini sudah banyak web yang tersedia untuk pembelajaran bahkan menguji apakah anak memiliki ciri-ciri malnutrisi, biasanya tes ini dilakukan dengan  mengisi kuesioner, setelah itu apabila ada indikasi anak mengalami malnutrisi, maka orang tua diharuskan untuk berkonsultasi dengan dokter ahli." (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya