Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DENGAN keterbatasan yang disandangnya, para mahasiswa disabilitas tidak surut semangat untuk meraih sukses dalam menempuh pendidikan tinggi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Semangat melayani juga ditunjukkan UNJ dengan membuka seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur disabilitas, berdasarkan komitmen untuk mendorong lingkungan pendidikan yang inklusif dan aksesibel bagi semua mahasiswa, termasuk para penyandang disabilitas. Dalam kaitan ini, UNJ ingin meneguhkan komitmennya untuk mewujudkan inklusivitas sebagai kampus yang ramah disabilitas.
Melalui siaran pers yang diterima hari ini, menyebutkan komitmen nyata dari UNJ dalam mewujudkan inklusivitas kampus yang ramah diwujudkan dengan pembukaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PENMABA) Disabilitas yang sudah dilaksanakan pada 21 Juli 2024 lalu.
Baca juga : 10 Rekomendasi ASEAN untuk Wujudkan Komitmen Disabilitas dan Inklusivitas
Diikuti sebanyak 52 peserta disabilitas, UNJ sangat memperhatikan kenyamanan serta aksesibilitas dari para peserta. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan pendampingan dari Relawan Disabilitas UNJ yang bertugas membantu kelancaran ujian dan membantu berkomunikasi dengan pengawas.
Melalui rangkaian proses seleksi mahasiswa baru jalur disabilitas tahun 2024, 23 mahasiswa baru disabilitas berhasil lolos bergabung dalam keluarga besar UNJ. Teman Disabilitas, begitu sapaan untuk mereka, terdiri dari para Tuna Rungu, Tuna Netra, Tuna Daksa, Autis dan ADHD. Mereka diterima di Fakultas Teknik (FT), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Mereka tampak bahagia dan penuh semangat. Bahagia mereka adalah Bahagia kita. Semangat mereka membakar semangat kita.
Seperti diutarakan Naufal, mahasiswa disabilitas dari prodi Sistem Teknologi Informasi, FT mengaku gembira diterima di UNJ. Masuk UNJ tidak banyak saingannya, ia bersyukur UNJ memberikan tempat belajar yang inklusif bagi disabilitas. Bulan Juni lalu, Naufal melihat website UNJ dan mendapatkan informasi UNJ membuka jalur disabilitas.
Baca juga : UT Kembangkan Teknologi AI untuk Pengembangan Pembelajaran
Naufal mencoba mendaftar jalur tersebut, ia bersyukur diterima pada pilihan pertamanya yaitu Sistem Teknologi Informasi. Ia mengungkapkan melewati dua jenis proses seleksi, yaitu ujian tulis dan wawancara. Awalnya ia khawatir tidak dapat mengikuti ujian, namun kekhawatiran itu pupus berkat bantuan pendampingan dari relawan disabilitas UNJ.
Motivasi Naufal masuk ke UNJ tidak lepas dari dukungan keluarganya. Kendati memiliki keterbatasan, Naufal yang merupakan disabilitas tuna rungu mempunyai semangat yang besar untuk melanjutkan pendidikan tingginya. Mahasiswa yang berasal dari SMKN 2 Tangerang Selatan ini mengaku memilih jurusan Sistem Teknologi Informasi di UNJ dikarenakan kecintaannya pada dunia komputer dan IT. Naufal sangat tertarik dengan bidang tersebut, terlebih ia memiliki hobi dalam koding.
Semula ia ingin memilih jurusan Ilmu Komputer, namun ia tertarik pula mempelajari dunia bisnis, pada akhirnya keputusan Naufal memilih jurusan Sistem Teknologi Informasi yang juga dapat mempelajari bisnis serta pengkodingan.
Baca juga : Tanoto Foundation Buka Pendaftaran Program Beasiswa Teladan Angkatan 2025
Naufal mengaku senang menjalankan Pra PKKMB, ia bisa mengenal banyak rumpun FT dan yang lebih menyenangkan karena FT sangat kompak. Naufal mengaku momen menyenangkan saat Pra PKKMB saat pembuatan yel-yel. Ia bersyukur selama proses Pra PKKMB sangat dibantu oleh Relawan Disabilitas yang selalu mendampingi mahasiswa disabilitas. Tidak hanya Naufal, di FT juga ada beberapa teman disabilitas lain yang membuat Naufal merasa punya teman baru yang juga sesama disabilitas.
Ia juga mengungkapkan fasilitas yang UNJ berikan sudah memadai. Naufal berharap ke depannya UNJ bisa membuka kembali jalur disabilitas dengan kuota yang lebih banyak serta dapat mempermudah ruang belajar bagi mahasiswa disabilitas.
Mahasiswa disabilitas lainnya, dari prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yaitu Sirojudin atau yang biasa akrab disapa Siroj, berasal dari SMAN 75 Jakarta Utara. Siroj melakukan persiapan yang begitu matang. Ia datang ke Perpustakaan Jakarta Utara, berkonsultasi dengan petugas di sana dan menanyakan adakah buku tentang ujian tulis masuk perguruan tinggi negeri.
Baca juga : Kuliah Umum President of Tokyo Tech: Perlu Kolaborasi Global Majukan Pendidikan Sains
Siroj akhirnya mendapatkan 2 jenis buku untuk dipelajari yaitu buku mengenai ujian tulis dan mengenai wawancara. Siroj mempelajari kedua buku tersebut dengan sungguh-sungguh berharap bisa menjadi bekal untuk mengikuti ujian nanti.
Untuk bisa memasuki salah satu perguruan tinggi negeri, tentunya Siroj memiliki beberapa pilihan universitas, Siroj memutuskan untuk fokus mengejar 3 universitas. Namun, dua universitas menolak dengan dalih belum siap dalam sarana dan SDM-nya. Akhirnya, Siroj dan Ibunda beberapa kali mendatangi UNJ, sampai tujuh kali guna mendapatkan informasi lengkap mengenai penerimaan mahasiswa disabilitas.
Sampai waktunya pendaftaran dibuka, Siroj mendaftar dan alangkah senangnya ia diterima di UNJ. Siroj menjalani ujian tulis pada tanggal 20 Juli 2024 dengan didampingi relawan Arfan dilanjutkan dengan ujian wawancara. Siroj mengaku sempat pesimis dalam proses seleksi ujian masuk di UNJ, karena ada beberapa soal ujian yang belum dikuasai olehnya. Namun saat pengumuman Siroj diterima di UNJ dan ia sangat bersyukur.
Alasan Siroj memilih prodi Pendidikan Agama Islam karena ia terinspirasi dari seorang ulama dan pendakwah yaitu Ustaz Zakir Naik. Dalam beberapa waktu ke depan, Siroj juga ingin mengikuti salah satu program di televisi ajang pencari bakat. Sejak SMP, bersama dengan Ayahanda, Siroj sering melakukan Kaji Kitab. Saat SMP pun Siroj sering mendapat kepercayaan dari Wakil Kepala Sekolahnya untuk mengisi Kultum dan juga aktif di Rohis. (H-2)
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Pembatalan dilakukan karena belum adanya jaminan dari pemerintah terkait kepastian penyelenggaraan.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
Ketua Komisi I DPRD Pematangsiantar Robin Manurung mengatakan pihaknya akan memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas
Ada banyak rekomendasi baik itu regulasi maupun kasus-kasus yang menjadi tanggungjawab Kementerian HAM untuk menindaklanjutinya. RPP Konsesi diharapkan bisa terwujud segera
Pentingnya tanda identifikasi bagi penyintas disabilitas tak nampak karena sering kali mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus saat di ruang publik maupun transportasi umum.
BERAGAM pertimbangan pribadi serta masukan dari pihak luar untuk merampungkan persoalan Kapolri terpilih Komjen Budi Gunawan dianggap sudah cukup oleh Presiden Joko Widodo
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved