Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Cegah Keganasan Kanker Serviks Melalui Skrining Dini dan Vaksinasi

Devi Harahap
14/7/2024 08:32
Cegah Keganasan Kanker Serviks Melalui Skrining Dini dan Vaksinasi
Ilustrasi(Freepik)

Kanker Serviks yang menyerang perempuan usia dewasa masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2024, kanker serviks adalah penyakit yang paling banyak membunuh kaum perempuan setelah kanker payudara. Dalam satu jam, ada satu wanita yang meninggal karena penyakit tersebut.

Konsultan Onkologi Ginekologi RSUD Dr Soetomo, Poedjo Hartono, menjelaskan kanker serviks adalah gangguan tumor ganas yang terjadi pada salah satu bagian dari anatomi genetalia perempuan yang berada di mulut rahim. Dikatakan bahwa kanker serviks berhubungan erat dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV).

“Kanker serviks bisa berbentuk luka, borok, dan benjolan pada bagian servik atau leher rahim, yang mana hal itu mempunyai kemampuan menyebar hingga ke bagian usus dan anus. Jika virus tersebut tidak dideteksi maka setelah infeksi yang cukup lama sekitar 10-15 tahun dapat timbul kanker serviks,” ujarnya pada diskusi kesehatan bertajuk ‘Sehati Seri 1: Kanker Mulut Rahim’ pada Sabtu (13/7).

Baca juga : Penyintas HPV-DNA Positif Dipastikan Masih Bisa Hamil

Dr Poedjo mengatakan sebenarnya cukup waktu bagi kaum perempuan untuk memeriksa apakah dia terinfeksi HPV atau tidak, selain itu kanker ini cukup tidak langsung datang tapi dimulai dengan berbagai gejala dimana keadaan kanker bisa dideteksi sejak dini.

“Setidaknya ada 4 jenis stadium dalam kanker serviks, jika gangguan itu diketahui saat stadium awal maka tingkat kesembuhan akan lebih tinggi sebesar 81%-96% sementar jika ditemukan pada stadium kedua tingkat kesembuhan 65%-87%, stadium tiga 35-50% hingga stadium keempat tingkat kesembuhan hanya 15-20%,” katanya.

Sayangnya, lanjut Poedjo, banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kanker servik baru datang ke rumah sakit ketika sudah mengalami stadium lanjut dari kanker tersebut. Menurutnya, sangat rugi jika perempuan terkena kanker serviks lantaran penyebab kanker dan rentan waktu hingga terkena kanker memiliki rentan yang sangat lama sehingga bisa dihindari dan dideteksi dini lewat berbagai cara.

Baca juga : Cegah Kanker Serviks, 90% Anak Perempuan Di Bawah 15 Tahun Harus Divaksin HPV

“Biasanya pasien kanker serviks dengan stadium 1 masih terbatas di mulut rahim, sedangkan di stadium 2 itu sudah mulai keluar dari mulut rahim dan mulai menyeberang ke sekitarnya, lalu di stasiun 3 dan 4 sudah mengenai ureter dari ginjal ke kandung kami kemih. Semakin dini kita deteksi ada harapan sembuh dan masa hidup bisa lebih lama bisa dicapai,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Poedjo menjelaskan salah satu faktor resiko yang menyebabkan seorang perempuan terkena kanker serviks yaitu akibat virus HPV yang dapat menimbulkan infeksi di permukaan kulit dan dapat menjadi penyebab Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit oleh orang yang terinfeksi, serta berpotensi menyebabkan kanker serviks.

“Seseorang yang sudah aktif berhubungan seksual memiliki resiko tinggi terkena HPV meskipun hanya dengan 1 pasangan. Sehingga perempuan setidaknya sekali seumur hidup harus melakukan skrining servik dengan memeriksa vagina secara langsung tidak bisa melalui USG, tapi tidak perlu khawatir atau malu karena ada tugas medis wanita yang bisa memeriksa, serta tidak menyakitkan,” ujarnya.

Baca juga : HPV Ternyata Juga Sebabkan Kanker Anus

Selain itu, Poedjo memaparkan HPV pada umumnya dapat menghilang dengan sendirinya dalam 2 tahun tanpa meninggalkan masalah kesehatan. Namun, dapat pula menimbulkan masalah kesehatan berupa kutil pada alat kelamin hingga berubah menjadi kanker, salah satunya adalah kanker serviks, dan seseorang dengan sistem imun yang rendah sangat rentan terkena HVP.

“Tidak semua HVP berpotensi menyebabkan kanker serviks, tapi jika HPV masuk ke dalam darah dan bagian organ lainnya sehingga virus itu menetap, maka pelan-pelan jika dia menetap bisa menjadi kanker serviks, salah satunya memang orang yang sering melakukan aktivitas seksual lebih berpotensi terkena servik, dan saya belum pernah menemukan kanker serviks yang belum melakukan aktivitas seksual,” ujarnya.

HPV Juga Menyerang Pria

Tak hanya pada perempuan, ternyata HPV juga bisa terkena pada pria sehingga menyebabkan kanker di sekitar penis dan anus. Selain itu, perempuan yang telah menopause juga harus berhati-hati karena tak luput untuk terjangkit virus HPV yang menyebabkan kanker servik.

Baca juga : Vaksin HPV Penting untuk Cegah Kanker Serviks

“Seorang yang sudah menopause merasa sudah finishing tidak akan terkena serviks tapi pada kenyataannya selalu tidak demikian. Ada perempuan yang justru ditemukan mengalami kanker serviks saat menopause, terlebih lagi usia lansia dimana cenderung muncul berbagai jenis kanker jadi harus lebih berhati-hati,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Konsultan Onkologi Ginekologi FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo sekaligus Ketua IDI Surabaya, Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG., Subsp. Onk mengatakan salah satu cara untuk mencegah infeksi HPV adalah dengan melakukan vaksinasi HPV.

“Vaksinasi HPV setelah melakukan aktivitas seksual bisa mencegah 50 sampai 60% penyakit akibat kanker servik. Namun, saat ini vaksinasi sudah digalakan sejak dini mulai dari kelas 5 SD, saat perempuan menerima vaksin HPV pada usia sebelum usia 17 tahun maka akan menurunkan risiko kanker serviks sebesar 88% dan jika vaksinasi dilakukan antara usia 17 sampai 30 tahun dapat menurunkan hingga 53%,” tuturnya.

Selain itu, Brahmana menjelaskan saat ini vaksin HPV telah menjadi program imunisasi nasional sebagai langkah awal dari upaya Pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia, salah satunya kanker serviks. Dijelaskan bahwa vaksin ini diberikan secara gratis untuk siswa kelas 5 dan 6 SD agar dapat menurunkan resiko terpaparnya penyakit kanker serviks.

“Jadwal pemberian vaksin HPV yaitu untuk usia 9-14 tahun sebanyak 2 kali suntik dengan interval 6 sampai 12 bulan, sedangkan lebih dari usia 15 tahun diberikan 3 kali suntik dengan interval yang sama. Vaksinasi HPV menjadi wajib dan gratis untuk anak SD sebagai deteksi dini,” katanya.

Pemberian vaksin HPV juga dapat diberikan kepada pria bahkan memiliki manfaat mencegah kutil genital hingga kanker penis akibat HPV, serta turut andil untuk mencegah penularan HPV pada wanita sehingga dapat menurunkan prevalensi kanker serviks.

Selain itu, Brahmana menyatakan metode skrining atau deteksi dini kanker serviks bisa dengan metode infeksi inspeksi visual dengan asam asetat dan PAP smear. Menurutnya, skrining kanker serviks dimulai di usia 25 tahun khususnya di saat sudah mulai aktif dalam melakukan aktivitas seks.

“Untuk usia 25 sampai dengan 65 tahun tes HPV sebaiknya dilakukan 5 tahun sekali, bila tidak tersedia tes APV maka dilakukan PAP smear setiap 3 tahun, lalu untuk yang usia 65 tahun yang pernah melakukan riwayat skrining teratur, tidak perlu lagi skrining,” ujarnya. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya