Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Ramadan Segera Usai, Ketum PP Muhammadiyah Harapkan Umat Muslim Jadi Insan Bertakwa

Ihfa Firdausya
09/4/2024 16:47
Ramadan Segera Usai, Ketum PP Muhammadiyah Harapkan Umat Muslim Jadi Insan Bertakwa
Foto udara Jamaah Tarekat Syattariyah melaksanakan shalat Idul Fitri 1445 Hijriah(Antara)

DALAM hitungan jam, bulan Ramadan 1445 Hijriah akan segera berakhir. Umat muslim yang menjalankan ibadah puasa diharapkan lulus dengan predikat sebagai insan yang bertakwa. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangannya bertajuk Refleksi Idulfitri 1445 H, Selasa (9/4).

Ia menjelaskan, takwa merupakan ketaatan kepada Allah SWT yang melahirkan kesalihan pada diri sendiri, keluarga, umat dan bangsa, bahkan pada relasi kemanusiaan. “Takwa bukan sekadar relasi habluminallah tapi juga habluminannas dalam seluruh rangkaiannya,” kata Haedar.

Menurut Haedar, menegakkan kebenaran sebagai aktualisasi takwa bisa melalui banyak cara, mulai dari hal-hal kecil yang berdampak pada diri sendiri, sampai yang lebih luas dengan dampak kebaikan pada semua.

Baca juga : Idul Fitri Berpotensi Bareng, Ini Kata Ketum PP Muhammadiyah

Wujud takwa pada diri seorang mukmin adalah terpatrinya keimanan sebagaimana rukunnya, menjalankan rukun Islam, serta memiliki jiwa ihsan dalam berbagai dimensi.

Tidak hanya itu, lanjutnya, takwa juga dapat diekspresikan dalam perilaku yang lebih operasional. Hal itu misalnya disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 134, yakni orang yang menafkahkan hartanya di kala lapang maupun sempit.

Operasionalisasi takwa, kata Haedar, juga bisa dengan cara menahan marah dan murah dalam memberikan maaf kepada orang lain. “Kesimpulannya, takwa adalah puncak kebaikan hidup seorang muslim yang naik tangga dari keislamannya sebagai muslim menjadi mereka yang beriman, kemudian pada tingkat yang hakiki menjadi orang-orang yang takwa,” ungkap Haedar.

Baca juga : Awal Ramadan 2024 Diprediksi Berbeda, Idul Fitri Bagaimana?

menurut Haedar, ibadah puasa yang dijalankan selama Bulan Ramadan sejatinya adalah untuk membentuk insan al kamil atau manusia yang terbaik, yakni memiliki relasi dengan Tuhan, sesama manusia, dan seluruh alam semesta.

Selama sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, umat Islam kemudian mengunci puasanya itu dengan Idulfitri atau hari raya makan. Idulfitri juga dapat dimaknai sebagai kembali kepada kesucian.

“Maka ketika kaum muslim beridulfitri selain merayakan dengan kebahagiaan dan kegembiraan, tapi juga bagaimana menjadikan puasa itu membekas di dalam kehidupan kita dalam wujud segala variabel ketakwaan,” tutur Haedar.

Baca juga : Lokasi Salat Idul Fitri Jumat, 21 April 2023 di Bogor, Tangerang, Bekasi. Cek di Sini!

Haedar memandang, jika lebih dari 2 miliar umat Islam di seluruh dunia berhasil menjadi lulusan terbaik Ramadan 1445 H, tentu akan berdampak pada tatanan dunia yang jauh lebih baik untuk kehidupan bersama.

Lulusan terbaik Ramadan 1445 H tentu memiliki beberapa dimensi, seperti kerohanian yang melahirkan spiritualitas dan moralitas, serta intelektualitas untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Melalui Ramadan dan momentum 1 Syawal 1445, diharapkan umat Islam naik kelas ekonominya, serta terlepas dari berbagai problematika sosial, bahkan juga politik yang selama ini umat Islam masih marjinal,” pungkasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya