Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TERDAPAT beberapa pilihan aktivitas fisik dan olahraga yang bisa diterapkan bagi bayi di bawah usia 1 tahun dan anak-anak usia 1-4 tahun, usia 5-10 tahun, hingga remaja usia 11-21 tahun.
Bagi bayi di bawah usia 1 tahun, stimulasi merupakan salah satu sarana bermain dan belajar dengan cara bergerak terkait aktivitas fisik.
Sedangkan berjalan, berlari, dan memanjat bisa diterapkan pada anak rentang usia 1-4 tahun.
Baca juga : Kasus Obesitas Anak Naik, ini Penyebab dan Pencegahannya
Bagi anak usia 5-10 tahun, pilihan yang dapat diterapkan adalah berenang, berlari, dan menangkap bola.
Menurut Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Rini Sekartini, orangtua dapat mulai mengajarkan aktivitas fisik bagi bayi di bawah 1 tahun yang akan membantu perkembangan khususnya perkembangan motor kasar.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah bayi harus diletakkan di tempat aman dan orangtua memfasilitasi aktivitas fisik, serta tidak menghalangi bayi untuk bergerak.
Baca juga : Karyawan Herbalife Ajak Anak Panti Asuhan untuk Hidup Lebih Aktif
"Kecuali orangtuanya baper ya, mainnya duduk saja dan tidak pernah bergerak, nah itu tidak meningkatkan aktivitas fisik anak. Kalau dilihat tahapan perkembangan mulai terlentang, tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan, itu semua aktivitas fisik yang perlu distimulasi oleh orangtua sejak bayi baru lahir," papar Rini, dikutip Kamis (8/2).
Sedangkan untuk rentang usia 1-4 tahun, anak sudah mulai memiliki perkembangan motor kasar yang baik. Pada periode ini anak diharapkan sudah dapat mandiri berjalan, berlari, dan melompat.
Di masa tersebut, olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motor kasar dan melatih fungsi motorik, serta perkembangan lain seperti kemampuan koordinasi mata-tangan, keseimbangan, dan ritme gerak fisik.
Baca juga : Keberadaan Satgas Covid-19 di Sekolah Penting
Olahraga melempar bola juga merupakan salah satu aktivitas fisik yang tepat bagi anak pada rentang periode 1-4 tahun. Anak juga bisa mengikuti kegiatan dengan ritme seperti balet atau menari yang lebih kompleks.
"Sehari-hari di rumah, anak bisa melakukan aktivitas berjalan, berlari, atau memanjat. Mungkin anak-anak sekarang kurang sering latihan memanjat pohon misalnya, tetapi sekarang bisa dengan olahraga memanjat dinding. Kalau pun sarana ini tidak ada, di rumah boleh saja memanjat, namun tetap mendapatkan pengawasan," ucap Rini.
Di rentang usia 5-10 tahun, anak sudah lebih lincah dan dapat beraktivitas dalam bentuk permainan yang lebih bervariasi dan berulang-ulang. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain melempar dan menangkap bola serta biasanya dilakukan bersama teman sebaya.
Baca juga : Dokter Anak: Kasus Covid mulai Banyak Menyerang Bayi hingga Remaja
Sedangkan anak remaja usia 11-21 tahun, olahraga dilakukan untuk membentuk dan meningkatkan kekuatan otot dan tulang, serta mengurangi lemak tubuh untuk menjaga kesehatan fisik.
"Selain itu, olahraga bisa mengurangi masalah kecemasan, depresi, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan keahlian pada remaja," pungkas Rini. (Ant/Z-1)
Baca juga : Ini Tips Mengatur Keuangan bagi Orangtua Baru
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Anak-anak yang tumbuh bersama ayah yang aktif secara fisik cenderung memiliki perkembangan fisik yang kuat.
Tingkatkan kewaspadaan terhadap makanan penyebab diabetes tipe 2 pada anak. Temukan daftar makanan yang harus dihindari dan tips pola makan sehat untuk cegah risiko sejak dini.
Aktivitas ini mencakup berbagai bentuk gerakan, baik yang ringan seperti berjalan kaki, maupun yang berat seperti olahraga kompetitif.
Studi terbaru menunjukkan bahwa hanya dengan 40 menit aktivitas fisik intens setiap hari, risiko kesehatan akibat duduk terlalu lama dapat diminimalkan.
Aktivitas fisik ringan hingga sedang seperti dance selama 15 menit setiap hari dapat langsung meningkatkan fungsi sistem pernapasan.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
Kurang olahraga bukan cuma bikin badan lemas, tapi juga memicu penyakit serius, gangguan psikologis, dan penurunan kualitas hidup. Cukup olahraga ringan 30 menit per hari
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan kesiapan menjadi tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII Tahun 2025.
Banyak tempat olahraga yang digunakan masyarakat menengah ke bawah sehingga omzet yang didapatkan juga terbilang rendah.
Asisten profesor peneliti di Universitas Politeknik Hong Kong, menyebut jika kita memilih berolahraga di pagi hari, sebelum makan, berpotensi menurunkan berat badan lebih banyak
KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk meluncurkan program beasiswa keolahragaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved