Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Indonesia masih memiliki masalah cukup serius terkait pengelolaan sampah. Berdasarkan Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022 saja, jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton.
Bayangkan jika sampah-sampah ini tidak dapat dikelola dengan baik diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang gemar buang sampah sembarangan.
Padahal, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya adalah hal mudah untuk dilakukan. Aksi sederhana ini mempunyai manfaat besar, tidak hanya bagi lingkungan tapi juga kesehatan diri.
Baca juga: Bali Darurat Transportasi Publik dan Pungutan ke Wisman untuk Sampah
Dampak dari membuang sampah sembarangan akan menimbulkan bau yang tidak sedap, merusak pemandangan, hingga menyebabkan efek jangka panjang seperti banjir dan pencemaran lingkungan, hingga mendatangkan berbagai penyakit.
Kebiasaan baik seperti membuang sampah pada tempat dapat ditanamkan pada anak sejak dini. Kebiasaan ini akan berperan penting dalam membentuk kepribadian anak dan perilakunya ketika ia dewasa.
Baca juga: Jawa Barat Perpanjang Status Darurat Sampah Bandung Raya
Dengan mengajarkan anak kebiasaan buang sampah pada tempatnya, kelak anak akan tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab, mandiri, dan menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan.
Berikut beberapa cara bagi orang tua untuk membentuk kebiasaan baik buang sampah pada tempatnya kepada anak sejak dini:
1. Mulai dari diri sendiri
Anak melihat, belajar, dan mencontoh perilaku dari orang-orang di sekitarnya, seperti kakek-nenek, tetangga, teman, bahkan dari apa yang mereka lihat di televisi atau internet. Sebagai orang tua, Anda merupakan panutan pertama dan utama bagi anak. Salah satu cara bagi anak untuk belajar membuang sampah secara tertib adalah dengan memberikan contoh yang baik.
2. Jelaskan ‘Mengapa?’
Langkah penting dalam mengajari anak kebiasaan baik adalah membuat mereka memahami alasan di baliknya. Sebagai orang dewasa, kita tahu mengapa penting untuk makan sehat atau olahraga secara rutin. Namun bagi anak-anak, hal-hal tersebut mungkin saja tidak masuk akal.
Parenting Specialist Tanoto Foundation Maria Theresia Asa menjelaskan bahwa orang tua tidak bisa menyuruh atau memaksa anak untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan penjelasan.
Baca juga: Pengelolaan Sampah di Provinsi DI Yogyakarta Akan Terdesentralisasi
“Dengan menyuruh tanpa memberikan penjelasan, nanti anak akan melakukan hal tersebut karena merasa terpaksa. Jika dijelaskan secara baik dan jelas, anak akan mengerti dan tanpa sadar kebiasaan akan terbentuk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Esa mengatakan, “Ketika Anda meminta anak untuk membuang sampah pada tempatnya, maka jelaskan bahwa dengan melakukan hal ini, maka rumah akan bersih dan rapi. Jika sampah dibiarkan menumpuk, nanti akan menjadi bau dan menjadi tempat untuk bakteri berkumpul. Berikan pengertian secara jelas dan berikan kesempatan bagi anak untuk bertanya,” ujar Esa.
3. Ciptakan rutinitas dan berikan apresiasi
Melibatkan anak dalam rutinitas membuat proses belajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan bagi mereka. bahwa rutinitas tersebut dapat dibentuk dari hal-hal kecil di rumah.
“Orang tua bisa menerapkan rutinitas seperti membereskan dan membuang sampah ketika selesai makan. Ini mengajarkan anak untuk mengambil tanggung jawab dan membuat mereka tetap termotivasi,” ujar Esa.
Esa juga menambahkan bahwa jika anak berhasil mengikuti rutinitas yang telah ditetapkan, maka jangan lupa untuk menghargai dan berikan apresiasi atas pencapaiannya.
Baca juga: Coca-Cola Ajak Pilah Sampah Melalui Aksi Bersih-Bersih Serentak di 10 Kota
“Berikan pujian kepada anak, tidak peduli betapa kecil atau sederhana. Ucapkan terima kasih karena sudah membantu membersihkan sampah atau peluk anak karena telah membantu membuang sampah,” ujarnya.
4. Berikan ruang untuk kesalahan
Membentuk sebuah kebiasaan membutuhkan waktu dan perubahan tidak terjadi secara instan. Dalam proses membentuk kebiasaan ini, anak bisa saja terkadang lupa atau membuat kesalahan seperti sembarangan membuang sampah di taman ketika bermain. Ini merupakan hal yang normal dan merupakan bagian dari pembelajaran.
“Orang tua jangan bosan untuk mengingatkan anak. Ketika mereka lupa untuk membuang sampah, maka ingatkan dengan tegas namun lembut,” ujar Esa.
Membentuk kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Dengan melakukan hal sederhana, kita dapat bersama-sama menjaga dan menciptakan lingkungan minim pencemaran bagi generasi mendatang. (RO/S-4)
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Jika anak dalam kondisi yang prima tanpa adanya masalah pada saluran pencernaan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, pemberian probiotik tidak perlu harus rutin.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Kandungan DHA dapat mendukung perkembangan kemampuan otak dan kemampuan belajar anak.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Aspek perkembangan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus menjadi penilaian yang bisa diperhatikan untuk anak siap sekolah.
Kelola limbah domestik dengan efektif! Panduan praktis pengelolaan sampah rumah tangga untuk lingkungan bersih dan sehat.
Program ini merupakan bagian dari upaya mengedukasi masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga.
Tim penegakan hukum akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk tindakan lebih lanjut
Eco-enzyme juga memiliki manfaat ekologis yang luas, seperti mengurangi polusi dan menghasilkan enzim-enzim yang mampu menetralkan zat kimia berbahaya di lingkungan.
Rendahnya nilai ekonomi limbah botol plastik yang rendah lantaran pihaknya langsung menjual kepada pengepul tanpa proses pengolahan lebih lanjut.
Sebanyak 91% masyarakat sudah menggunakan tas pengganti kantong plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved