Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perempuan Diminta tidak Ragu untuk Periksakan Diri Jika Temukan Benjolan di Payudara

Basuki Eka Purnama
27/8/2023 11:45
Perempuan Diminta tidak Ragu untuk Periksakan Diri Jika Temukan Benjolan di Payudara
Ilustrasi(Freepik)

DEPUTI Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin mengajak para perempuan tidak ragu memeriksakan benjolan payudara ke dokter karena bisa jadi itu tumor jinak atau mengarah ke kanker.

"Kalau ditemukan (benjolan) 2 cm, enggak usah mikir menunda, langsung periksakan karena secara klinis harus dipastikan bisa tumor biasa atau mengarah ke kanker," kata Lenny, dikutip Minggu (27/8).

Lenny juga mendorong kaum hawa, khususnya yang belum terkena kanker, untuk rutin memeriksa payudara sendiri atau SADARI semisal di kamar mandi sembari bernyanyi.

Baca juga: Deteksi Kanker Payudara tidak Cukup Hanya dengan Sadari

"Bagi yang belum terkena, fokus pada pencegahan. Lakukan SADARI misalnya di kamar mandi sambil nyanyi-nyanyi. Jangan pernah tunda (periksa)," ujar dia.

Lenny, merujuk data, mengatakan kanker payudara menjadi jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, terutama pada perempuan yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dan setiap tahunnya meningkat.

Penyebab utamanya, imbuh dia, adalah banyak masyarakat masih takut memeriksakan diri dan rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini.

Baca juga: YKPI Gelar Pelatihan Pendamping Pasien Kanker Payudara

Padahal, apabila diketahui lebih dini, pasien bisa mendapatkan penanganan yang lebih optimal, sehingga dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik.

Data Globocan pada 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia, dengan persentase perempuan lebih banyak 1 daripada laki-laki dan jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Angka kematian tersebut dapat diminimalisir sebanyak 43% jika masyarakat rutin melakukan deteksi dini dan mencegah penyebab kanker payudara.

Namun, merujuk Journal of Cancer bahwa sebanyak 68%-73% pasien yang mengunjungi pusat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara datang dalam kondisi stadium lanjut.

"Perempuan memainkan peran yang sangat besar dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan keluarga, baik sebagai pribadi, istri dan ibu. Untuk itu, pemberdayaan perempuan menjadi langkah krusial dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju kesuksesan pemulihan," ungkap Lenny.

Dorongan agar para perempuan rutin memeriksakan payudara sendiri atau SADARI juga dikemukakan pakar bedah onkologi Walta Gautama Said Tehuwayo. Dia merekomendasikan perempuan melakukan SADARI pada tiga atau empat hari setelah haid berakhir.

Dia menambahkan, sampai saat ini, di Indonesia, kanker payudara stadium lanjut masih mendominasi atau sekitar 70%, dibandingkan dengan stadium awal.

Walta menyarankan demi meningkatkan kesadaran perempuan memeriksakan diri bisa dengan melibatkan tokoh-tokoh publik yang muda. Mereka, yang punya integritas, bisa berbicara di depan publik secara singkat semisal cara SADARI dan waktu sebaiknya melakukan SADARI. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya