Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AHLI gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fitri Hudayani menyarankan, orang-orang untuk menambahkan bahan lain jika ingin membawa bekal nasi dengan mi goreng.
“(Mi) dicampur dengan nasi boleh, nggak? Boleh saja. Hanya proporsinya yang harus diatur dan harus ditambah lagi bahan-bahan makanan lain misalnya ditambahkan telur, sayur, dan buah potong,” kata Fitri seperti yang dilansir dari Antara.
Dalam satu wadah bekal, Fitri tidak menyarankan penyajian nasi dan mi goreng dalam satu porsi utuh. Sebaiknya, nasi dan mi goreng disajikan dalam ukuran masing-masing setengah porsi.
Baca juga: 5 Makanan Lezat untuk Bekal Perjalanan Mudik
Dengan begitu, total karbohidrat harian yang dikonsumsi tidak berlebihan. Apabila konsumsi karbohidrat berlebihan dan terus diakumulasi, kata Fitri, maka lama-kelamaan dapat menimbulkan bahaya yaitu berat badan menjadi berlebih.
“Misalnya, saya makan nasi satu piring, saya bawa bekalnya juga mi satu bungkus sudah dimasak. Itu dari karbohidratnya pasti akan kelebihan,” jelas Fitri.
Baca juga: Ini Tips Membawa Bekal Sehat Saat Mudik
“Kalau mau kayak gitu, berarti, masing-masing porsinya dikurangi. Kemudian ditambah lauk pauk dan juga sayur dan buahnya,” imbuh dia.
Di samping mengandung karbohidrat, menurut Fitri, mi instan memiliki kandungan protein. Akan tetapi, mi instan tidak mengandung sumber serat, lemak yang sedikit, dan vitamin yang tidak lengkap.
Mengingat hal itu, maka penting bagi individu untuk mengisi bekal makanannya dengan sumber gizi lainnya selain karbohidrat seperti telur atau
tempe sebagai protein tambahan, sayur-sayuran sebagai sumber serat, serta buah-buahan sebagai sumber vitamin.
Fitri juga tidak menganjurkan mi instan untuk dijadikan sebagai menu bekal makanan setiap hari. Hal ini mengingat bumbu siap saji pada mie instan memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi.
“Jadi bukan hanya dari segi jumlah zat gizi makronya seperti karbohidrat, protein, lemak, tetapi juga dari zat gizi mikronya harus diperhatikan. Seperti natrium kan nggak boleh berlebihan,” ujar dia.
Saran ini juga berlaku bagi orang tua dalam menyiapkan bekal makanan untuk anak-anaknya. Fitri pun mengingatkan pentingnya memenuhi prinsip gizi seimbang dalam satu porsi bekal antara lain karbohidrat, protein, sayur, dan buah.
“Untuk ibu-ibu yang menyiapkan makanan bekal untuk anak, sama prinsipnya. Gizi seimbang. Jangan sampai membawa bekalnya hanya nasi ditambah mie instan saja,” tandas Fitri. (Z-10)
Konsumsi berlebihan mi instan dan junk food bisa meningkatkan risiko kanker usus.
Selama bulan Ramadan, konsumsi mi instan di Indonesia meningkat 8,4%, menjadikannya pilihan favorit masyarakat.
Makan mi instan mentah mungkin terasa enak dan praktis, tetapi ada beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.
Mi instan memang praktis dan terjangkau, tetapi mengonsumsinya secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Sebaiknya konsumsi mi instan dalam jumlah moderat
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bersuara setelah produknya yaitu Indomie ditarik oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ).
Mi instan biasanya tersedia dalam bentuk kering atau basah dan sering dilengkapi dengan bumbu atau kuah dalam kemasan untuk menambah rasa.
Jika selama ini anak-anak sering diberi asupan makanan yang tinggi gula, tinggi karbohidrat, dan rendah protein, rendah lemak, itu yang memicu terjadinya reaksi peradangan,
Asupan karbohidrat sederhana yang berlebihan dapat memicu lonjakan trigliserida, penumpukan lemak tubuh, serta menyebabkan kelelahan dan kembung.
SAJIAN Lebaran yang bersantan, berminyak, dan manis memang nikmat, tak jarang membuat kita kalap mengonsumsinya. Sehingga sembelit
Justin Gichaba, seorang pelatih nutrisi, melakukan eksperimen diet tanpa karbohidrat selama tujuh hari dan membagikan pengalamannya di Instagram.
Beberapa alternatif karbohidrat seperti singkong, ubi jalar, jagung, dan sagu telah menjadi makanan pokok di berbagai daerah Indonesia sejak lama.
Dokter spesialis penyakit dalam menyebutkan karbohidrat di menu sarapan untuk anak disebut penting kehadirannya untuk mendukung metabolisme tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved