Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Hasil Riset: Kesejahteraan Dosen Jauh Dari Layak

Despian Nurhidayat
01/5/2023 16:58
Hasil Riset: Kesejahteraan Dosen Jauh Dari Layak
Ilustrasi MI(MI/Duta )

KESEJAHTERAAN dosen masih jauh dari kata layak. Hal itu yang diutarakan oleh Anggota Tim Riset Kesejahteraan Dosen sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Kanti Pertiwi. Pernyataan tersebut tentu bukan hanya sekadar tong kosong saja.

Berdasarkan riset mereka terhadap 1.000 orang dosen, terdapat tiga temuan penting terkait kesejahteraan dosen. Pertama, upah dosen dikatakan masih jauh dari kata layak.

"Rentang gaji paling banyak dari para dosen ini mencapai Rp2 juta sampai Rp5 juta per bulan dan beberapa dari mereka mendapat penghasilan tambahan dengan menjadi pejabat struktural di kampus masing-masing. Hanya 9% dari mereka yang mendapatkan gaji di atas Rp5 juta," ungkapnya dalam Diskusi Membangun Solidaritas Akademisi di Tengah Birokratisasi Perguruan Tinggi: Sebuah Utopia secara virtual, Senin (1/5).

Baca juga: Saya Buruh Migran Sulsel Meninggal dan Dikubur di Arab

Kanti menambahkan, dengan tuntutan pendidikan minimal S2 bahkan diharapkan S3, para dosen ini dikatakan telah menghabiskan sumber daya yang tidak sedikit untuk sekolah dan berhenti dari pekerjaan rutinnya.

"Ketika kembali ke universitas, mereka hanya diberi kompensasi sedemikian. Ini menjadi pertanyaan apakah negara menghargai jerih payah dosen," tegas Kanti.

Baca juga: Aturan Jabatan Fungsional ASN Mudahkan Penilaian Dosen

Poin kedua, periode awal karir dosen dikatakan menjadi masa krisis. Hal ini dikarenakan dosen hanya menerima gaji pokok sebesar Rp2 juta sampai Rp5 juta.

Menurut Kanti hal ini sangat mengkhawatirkan karena di usia yang produktif ditambah dengan biaya untuk keluarga, cicilan, dan lainnya, penghasilan sedemikian dapat dikatakan sangat kurang sehingga mereka terpaksa harus mencari penghasilan lain.

"Poin terakhir, ada ketimpangan di antara para dosen di mana dosen baru ini penghasilannya kurang tapi ketimpaan banyak pekerjaan yang menguras waktu dan beban," ujarnya. (Des/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya