Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
YAYASAN Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) Indosiar-SCTV bersinergi dengan Akademi Televisi Indonesia (ATVI) melakukan literasi media dan juga pengenalan buku dan membaca bagi pelajar sekolah dasar (SD) di Jakarta dengan memanfaatkan juga mobil Wahana Edukasi Literasi atau Mobil Weli milik YPP Indosiar-SCTV alias mobil pintar.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca, dan edukasi tentang pemanfaatan konten di media televisi dan media sosial seperti Youtube, Tiktok, Facebook, dan sebagainya, agar sejak dini mereka memahami mana layak ditonton dan mana yang harus dihindari.
Pelaksanaan kegiatan lietrasi media dilakukan di SD Negeri Kedaung 08 Pagi, Jalan.Daan Mogot Raya Km. 1, Komplek Departemen Agama, RT 0077 RW 003 Kelurahan Kedaung Kaliangke. Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa (21/2023).
Baca juga: ATVI Dorong Para Lulusannya Masuk Industri Kreatif Digital
Kegiatan yang dimulai pukul 08 WIB pagi, di aula sekolah itu, dibagi dua sesi. Sesi pertama diikuti oleh 92 anak dari kelas 2-4 SD.
Para Siswa SD Ternyata Lebih Sering Gunakan Gawai
Pada sesi ini, Dosen ATVI, Safrudiningsih, M.Ikom yang akrab disapa Kak Ning Nong dengan riangnya membuat anak-anak bersemangat mengikuti acara. Diawali dengan sapaan semangat pagi, yel-yel dan bernyanyi, anak-anak antusias dan selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan Kak Ning Nong.
Baca juga: Swipe Safe, Upaya Wujudkan Internet Aman untuk Anak
“Media apa yang sering dipakai anak-anak, apakah televisi atau gadget? Tanya Kak Ning Nong, mereka semua mengangkat tangan dan serempak menjawab lebih sering menggunakan gadget atau gawai untuk menonton media sosial seperti Tiktok, Youtube atau IG.
Sebagian Besar Pelajar Miliki Akun Tiktok
Yang lebih mengejukan 92 anak anak ini memiliki akun tiktok sendiri.
Kemudian Kak Ning Nong mengingatkan anak anak harus menonton konten yang baik di televisi, gadget dan bioskop harus sesuai dengan usia karena ada aturannya yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) pasal 21 ayat 2, ada 5 kelompok berdasar usia.
Baca juga: Riset Penting dalam Bangun Narasi Story Telling di Media Sosial
“Menonton konten video atau film harus sesuai usia anak, dan juga kalau sebuah adegan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional, tidak boleh ditiru,” ujar Kak Ning Nong.
Bacakan Buku Cerita
Setelah memberikan literasi mengunaan media dan tontonan yang ada aturannya sesuai usia, anak anak diajak Kak Oma, sapaan akrab dosen ATVI, Sisca T Gurning untuk membaca. Menurutnya, membaca itu bagai jendela dunia.
Anak- anak bersama sama membaca kutipan yang menjelaskan begitu pentingnya membaca. Setelah itu Kak Oma membacakan sebuah buku cerita di depan anak- anak. D
an menariknya, secara bergantian anak anak diajak maju ke depan untuk membaca buku dengan diambil gambarnya dengan kamera dan tampak di layar televisi. Mereka sangat antusias.
Baca juga: Tren Kegemaran Membaca Masyarakat Indonesia Meningkat
Pada kesempatan ini, Kak Oma membacakan sebuah buku buat anak kelas 2-4 SD yang menceritakan tentang sekor tikus bernama Tiju si pemburu tikus.
Tiju suka sekali makan keju dan selalu mencari keju di toko roti. Karena sukanya keju yang utuh dimakan habis oleh Tiju dan dikejar si Pupus, dengan susah payah Tiju lari menyelamatkan diri.
Untuk teman temannya menolong Tiju sehingga tidak tertangkap Tiju. Sedangkan untuk kelas 4-5 SD, Kak Oma membaca tentang Reuni Keluarga, yang menceritakan kisah seorang anak bernama Ester yang suka cita bertemu dengan keluarga dengan keragaman suku.
Setelah itu secara bergantian dengan anak-anak kelas 5 dan 6 SD mendapatkan ajakan untuk memilah atau membatasi menggunakan media sosial dan waktunya digunakan untuk membaca buku. Materi yang disampaikan sama dengan sesi petama, tetapi lebih disesuaikan dengan usia mereka.
Dan tak kalah juga semangat dan cerianya mereka mendengarkan Kak Ning Nong dan Kak Oma mengingatkan mereka untuk membatasi menonton atau menggunakan gadget yang sebenarnya hanya boleh 2-3 jam sehari.
Tidak hanya menonton tetapi juga harus mau membaca buku agar pengetahuan makin luas dan bermakna buat mereka kelak.
Acara ini juga diramaikan dengan adanya mobil Wahana Edukasi Literasi atau Mobil Weli milik YPP, yang berisikan buku-buku yang bisa dibaca oleh anak anak.
Sangat Antusias
Kepala Sekolah SDN Kedaung 08, Siti Nurlijah, S..Pd menyatakan sangat berterima kasih dan senang sekali atas literasi yang sudah diberikan YPP Indosiar-SCTV dan ATVI di sekolah mereka. Karena melihat anak-anak dan para guru sangat antusias mengikuti acara literasi ini.
Siti berharap dengan adanya lliterasi ini, anak-anak semakin semangat untuk membaca.
Baca juga: Tumbuhkan Minat Baca Butuh Disiplin
Diakui Siti, motivasi siswa untuk membaca buku masih kurang karena mereka lebih suka menggunakan gadget. Sekolah sebenarnya sering melakukan literasi agar anak-anak suka membaca, namun diakui ibu Siti buku-buku cerita di sekolah mereka masih sangat minim.
“Kami berharap ke depan akan diadakan kerja sama kembali dengan YPP Indosiar-SCTV dan ATVI agar semangat membaca dan pemahaman akan media sosial lebih baik lagi,”katanya. (RO/S-4)
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
Orangtua, pendidik, dan berbagai lembaga kini mulai menyasar kalangan anak dan remaja untuk menanamkan literasi keuangan yang bisa menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan.
Kemenag meningkatkan pendidikan berkualitas yang merata melalui peningkatan kualitas pendidikan agama Islam (PAI) bagi guru PAI dan siswa muslim di sekolah.
Manajemen keuangan merupakan pengetahuan esensial bagi generasi muda untuk membentuk kebiasaan yang baik dalam mengelola uang.
Festival Literasi Nasional telah menjadi ajang apresiasi bergengsi yang mengangkat semangat berkarya siswa dan guru melalui berbagai program.
SEL South East Asia dan Hukumonline berkolaborasi mengembangkan edukasi profesional tentang sustainability law.
Selama SPMB berlangsung ada beberapa persoalan dalam pengajuan PIN yang dicatat oleh tim verifikator, seperti berkas kurang lengkap dengan dokumen asli, dan persoalan KK kurang dari satu tahun
Hingga sekarang baru mendaftar 93.720 akun dan 26 ribu di antaranya telah diverifikasi.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Kompetisi tidak hanya bagi siswa saja, namun juga guru dengan kesadaran bahwa pengembangan potensi guru juga menjadi kunci dalam keberhasilan proses pendidikan.
Terlapor mempertontonkan ke seluruh murid kelas VI SD Negeri Lobolauw yang berjumlah 24 orang murid video dan gambar porno
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved