Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PSIKOLOG dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan menumbuhkan minat baca pada anak maupun orang dewasa membutuhkan disiplin yang baik.
Menurut Vera, seseorang perlu menyadari manfaat dari membaca. Kemudian, untuk memulai sesuatu yang baru atau belum terbiasa dibutuhkan disiplin yang baik
"Sadari manfaat dari membaca, lalu jadwalkan dengan disiplin bahwa dalam sehari harus ada waktu untuk membaca buku," ujar Vera, dikutip Selasa (13/9).
Baca juga: Perpusnas: Orang-orang di Desa tidak Cukup hanya Diberi Buku
Sementara untuk menumbuhkan minat membaca kepada anak, Vera mengatakan orangtua perlu memberikan contoh dengan memperlihatkan kebiasaan membaca di depan anak. Hal ini akan efektif sebab anak akan selalu meniru orang-orang di sekitarnya.
"Kemudian, adakan waktu membaca buku bersama secara rutin. Bacakan buku untuk anak yang masih kecil secara rutin," imbuh Vera.
Dia menambahkan, penting juga bagi orangtua untuk menjadikan isi buku sebagai topik pembicaraan sehingga membuat anak tertarik membaca buku tersebut. Dia juga menyarankan untuk rutin mengajak anak ke toko buku atau perpustakaan terdekat.
Sementara itu, menurut psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Anna Surti Ariani, orangtua perlu menciptakan lingkungan atau situasi yang menyenangkan saat anak membaca.
"Ketika anak masih kecil, supaya menyenangkan maka dibacakan dulu sama orangtuanya. Bacakan buku-buku yang sesuai usianya sehingga kalimatnya mudah dipahami. Ketika dia sudah bisa baca sendiri, bisa dibuatkan sudut membaca di rumah. Tidak harus satu kamar, satu sudut saja cukup," ujar psikolog yang akrab disapa Nina itu.
"Anak juga bisa dikasih pujian. Misalnya, 'Wah keren, udah baca berapa buku?' atau 'Sudah berapa halaman?' itu bisa menjadi reward bagi mereka supaya makin senang membaca," sambungnya.
Hal lain yang harus diperhatikan untuk menumbuhkan minat membaca anak, lanjut Nina, orangtua harus memastikan bahwa buku yang diberikan sesuai dengan usia anak.
"Jangan anak masih batita lalu kita ambisius kasih buku usia 5-6 tahun. Begitu juga dengan anak yang sudah SD, jangan paksa dia baca buku anak kecil, nanti bosan. Anak SD kan bacanya sudah lancar dan dia butuh cerita yang lebih panjang," katanya.
Sedangkan untuk menumbuhkan minat baca bagi orang dewasa, Nina mengatakan akan lebih mudah jika dilakukan bersama. Oleh karena itu, penting untuk memiliki teman yang juga memiliki hobi membaca.
"Misalnya, ada teman-teman yang punya minat baca kemudian mereka jadi satu kelompok dan saling sharing bacaan. Mereka bisa ajak teman yang belum terlalu suka baca, sekadar datang aja dan mendengarkan yang lain sharing bacaan," kata Nina.
"Itu akan lebih menumbuhkan minat membaca dibandingkan berusaha sendiri. Jadi, adanya bala bantuan dari orang lain itu akan bagus," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved