Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PAKAR gizi Ida Gunawan mengingatkan masyarakat agar makan tidak asal kenyang melainkan memenuhi asupan gizi harian dengan prinsip 3J agar tidak kekurangan gizi.
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik DKI Jakarta itu, melalui pesan elektronik, beberapa waktu lalu, menuturkan, salah satu J yakni jumlah kalori harus diperhatikan.
"Makan ada hitungannya, berapa banyak yang kita butuhkan. Secara gamblang, untuk orang awam, laki-laki membutuhkan 30 kali berat badan terutama berat ideal. Pada wanita 25 kali berat badan (ideal)," kata Ida, yang mengambil spesialiasi gizi klinik konsultan nutrisi pada kelainan metabolisme gizi dan berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu.
Baca juga: Konsumsi Diet Tinggi Karbohidrat Jadi Awal Diabetes pada Anak
Huruf J berikutnya, sambung Ida, yakni mengenai jenis dan komposisi makanan.
Makan tidak sekedar seadanya semisal nasi dengan kerupuk atau ayam goreng karena praktis. Menurut dia, orang-orang harus selalu berpedoman pada gizi seimbang.
Pedoman gizi seimbang mengatur tentang jumlah karbohidrat, protein hewani dan nabati kemudian sayuran dan buah untuk mendapatkan kecukupan vitamin, mineral dan serat, komposisi lemak baik yang harus dipilih, termasuk omega-3, 6 dan 9 serta komposisi cairan yang cukup.
Ini dilakukan agar tidak terkena kekurangan gizi yang sering kali diidentikkan dengan tubuh kurus, mata cekung dan ciri fisik lainnya. Padahal, kekurangan gizi bisa saja kekurangan vitamin D, zat besi yang efeknya bisa dalam dampak jangka pendek maupun panjang.
"Contohnya, efek vitamin D jangka pendek, bisa jadi terjadi gangguan seperti pusing, susah tidur, otot dan tulang sering tidak nyaman, yang sering kita abaikan. Zat besi, misalnya mudah mengantuk, tidak bisa konsentrasi, seringkali enggak enak kepalanya," jelas Ida.
Lebih lanjut, efek jangka panjang kekurangan vitamin D bisa menyebabkan gangguan pada tulang, imunitas dan ini seringkali tidak disadari orang-orang.
"Demikian juga zat besi. Jangka panjangnya membuat stamina turun misalnya menjadi pucat, tidak fit, enggak 100% perform," kata Ida.
Selanjutnya mengenai 3J, huruf J berikutnya yakni jadwal makan. Ida mengingatkan orang-orang harus makan dalam bentuk kecil dan sering supaya metabolisme terus berjalan dengan baik.
Ida kembali mengingatkan masyarakat prinsip 3J termasuk tidak menyia-nyiakan makanan dengan mengambil porsi makanan sesuai kebutuhan tubuh.
"Kalau Anda membuang makanan artinya Anda sudah tanpa disadari mengambil jatah orang lain, yang kekurangan makanan dan Anda sudah mengambil porsi dari alam. Ingatlah ambil makanan sesuai porsi makan kita supaya jumlah kalori juga bisa terpenuhi dengan baik," pungkas Ida. (Ant/OL-1)
Makan bersama keluarga secara rutin penting untuk membangun kebiasaan makan sehat sekaligus mempererat ikatan keluarga.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama di tempat makan menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan.
Makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung AGEs dan bisa merusak kolagen, sehingga pengaruh ke kondisi kulit
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Pola makan mencerminkan gaya hidup seseorang dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi menunjukan makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko kanker paru sebesar 41% bagi yang sering mengonsumsinya.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved