Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PARA ibu muda perlu tahu bahwa di musim hujan, si kecil lebih sering buang air kecil? Ternyata, total volume air dalam tubuh si kecil di tahun pertamanya sebanyak 65%-80% dari berat badannya.
Cairan ini diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh dan secara normal cairan tubuh ini akan keluar melalui feses, keringat, pernapasan dan urin dalam jumlah tertentu.
Pada musim hujan, jumlah cairan tubuh akan sedikit lebih banyak, karena umumnya jarang berkeringat akibat udara yang sejuk atau dingin.
Kebiasaan buang air kecil pada musim hujan yang sering terjadi pada bayi disebut sebagai diuresis.
Kondisi diuresis terjadi karena ginjal terlalu banyak menyaring cairan dan memproduksi urin.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), normalnya jumlah urine pada bayi newborn hingga usia 5 bulan adalah 60-450 ml dengan frekuensi 20 kali dalam sehari. Jumlah ini bisa bertambah di musim hujan.
Baca juga: BKKBN: 400 Ribu Bayi Lahir Stunting Setiap Tahun di Indonesia
Dokter spesialis anak, dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, mengatakan, “Frekuensi buang air kecil yang bertambah dapat berpotensi menyebabkan kebocoran pada popok si kecil sehingga kulitnya dapat terkontaminasi oleh fases dan urine."
"Perubahan pH kulit akibat kontak langsung dengan fases dan urine inilah yang dapat menyebabkan ruam popok,” kata dr.Andreas dalam keterangan, Selasa (10/1).
Berikut adalah tips-tips anti ruam popok saat musim hujan untuk Si Kecil:
1.Sering mengganti popok.
Pada umumnya, bayi perlu mengganti popok setiap 3-4 jam sekali. Hal ini untuk menghindari kontak yang terlalu lama dengan urin dan feses yang dapat meningkatkan pH basa pada kulit.
2.Gunakan popok dengan kualitas baik.
Ada beragam pilihan popok di pasaran, namun Moms harus dapat memilih popok berkualitas baik yang memiliki keunggulan:
a. Popok dengan daya serap tinggi
Popok dengan daya serap yang tinggi dapat mengurangi kontak langsung antara kulit dengan urine.
Para ibu membutuhkan popok yang mampu mengunci cairan pada popok sehingga tidak menyebabkan osmosis balik yang dapat meningkatkan potensi kebocoran popok Si kecil.
b. Anti Gumpal dengan inti struktur SAP.
Popok yang anti gumpal sangat baik untuk cegah ruam popok. Karena popok yang mengandung bahan penyerap tradisional seperti pulp dapat menyebabkan gumpalan dan penyerapannya tidak merata.
Selain berpotensi menyebabkan kebocoran popok, kondisi seperti ini akan mengurangi ruang gerak bayi dan kenyamanannya.Dengan inti struktur SAP, popok dapat menyerap lebih banyak cairan dan menguncinya sehingga menekan risiko ruam popok.
c. Berbahan lembut dan tipis
Kulit Si Kecil pada umumnya belum berkembang secara sempurna, sehingga masih sangat sensitif.
"Oleh karena itu, perlu memilih popok dengan bahan yang lembut untuk mengurangi gesekan pada kulit atau potensi mengiritasi kulitnya. Pemilihan popok yang tipis juga dapat menambah ruang gerak si kecil," ujar dr.Andreas.
3. Bersihkan dengan air dan keringkan kulit bayi sebelum gunakan popok
Setelah buang air kecil dan buang air besar, sangat penting untuk bersihkan kulit bayi dengan air bersih. Gunakan air hangat agar si kecil lebih nyaman.
Setelah itu pastikan untuk mengeringkan permukaan kulit area ruam popok sebelum mengenakan popok ke si Kecil.
CEO Makuku, Jason Lee menyampaikan, “Makuku SAP Diapers Comfort memiliki teknologi tinggi dengan daya tampung lebih besar, yaitu 400ml dan anti gumpal.
"Makuku SAP Diapers Comfort menggunakan inti struktur SAP (Super Absorbent Polymer) di mana teknologi ini mampu menyerap lebih banyak cairan dan menguncinya sehingga mengurangi risiko ruam popok," jelas Jason Lee.
"Inti struktur SAP berbeda dengan bahan penyerap tradisional seperti pulp atau serat kayu untuk membuat kertas," katanya.
"Jika cairan ditambahkan ke partikel SAP, maka akan berubah menjadi gel dan cairan terkunci dalam gel tersebut serta menjaga permukaan kulit bayi tetap kering,” terang Lee. (Nik/OL-09)
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
MEMBELI sepatu untuk balita bisa menjadi hal yang menantang. Tak jarang, sepatu balita yang dibelikan orangtuanya kebesaran atau kekecilan.
Musim hujan bukan halangan untuk diet. Temukan 5 makanan hangat rendah kalori namun bergizi tinggi.
Tips aman berkendara saat musim hujan: jaga keselamatan di jalan! Kurangi risiko kecelakaan, periksa kendaraan, dan waspadalah terhadap aquaplaning. Baca
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, Kabupaten Kulon Progo, resmi rampung 100%
Musim hujan sering kali dikaitkan dengan rentetan perubahan suasana hati yang cenderung negatif.
Musim hujan meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved