Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ANAK usia 3-5 tahun yang dikenal sebagai anak usia prasekolah, merupakan masa dimana anak-anak sudah semakin aktif dan banyak belajar hal baru, mulai dari kemampuan bahasa, kognitif, motorik, hingga sosial dan emosionalnya.
Untuk mendukung keaktifannya, anak di usia prasekolah sangat memerlukan nutrisi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang maksimalnya.
Terutama terkait perkembangan kognitif anak, di mana perkembangan koginitif anak akan terus berkembang pesat hingga mencapai 90% sampai usia lima tahun.
Baca juga : Gizi Tak Seimbang Picu Metabolisme Tubuh Tidak Berjalan Baik
Namun sayangnya, perhatian orang tua terhadap kebutuhan nutrisi sering kali agak terabaikan begitu anak menginjak usia prasekolah, karena ada persepsi yang keliru.
Saat anak memasuki usia tiga tahun keatas, tidak jarang orang tua beranggapan bahwa anak sudah tidak membutuhkan perhatian khusus untuk asupan nutrisinya.
Artinya, bisa disamakan dengan menu orang dewasa di rumah karena dianggap anak sudah semakin besar dan terlihat baik-baik saja.
Baca juga : Sajian Menu Bergizi dan Sehat di Keluarga, Orangtua Harus Libatkan Anak
Tapi, orang tua harus memahami bahwa nutrisi merupakan asupan penting bagi tumbuh kembang maksimal seorang anak. Tidak hanya pada masa emas pertumbuhan atau sampai usia 2 tahun saja, nutrisi mutlak diperlukan hingga tahapan usia selanjutnya.
Terlebih di usia prasekolah, dimana anak semakin aktif untuk mulai belajar, bermain, dan bereksplorasi.
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK mengatakan, “Harus diakui, penyebab masalah nutrisi pada anak paling umum adalah karena ketidaktahuan orang tua tentang kebutuhan nutrisi dalam setiap tahapan tumbuh kembang anak."
Baca juga : Ahli Gizi Kupas Seputar Produk Diary Apakah Fakta atau Mitos
"Meskipun selalu menyiapkan makanan secara teratur, tidak jarang orang tua kurang memperhatikan apa saja dan berapa banyak nutrisi penting yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak di setiap tahapan usianya," kata dr.Dian dalam keterangan pers, Selasa (21/6).
"Terutama saat anak sudah menginjak usia 3 tahun ke atas atau prasekolah," tambahnya.
Bagi kebanyakan orang tua, selama anak mau makan dengan lahap serta anak terlihat sehat dan aktif, itu sudah lebih dari cukup.
Baca juga : Protein Hewani Dinilai Paling Efektif Turunkan Risiko Stunting
Pentingnya makanan bernutrisi seperti sayuran, buah, dan susu dalam menu makanan anak pun terabaikan.
Akibatnya, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak tidak cukup untuk mendukung tumbuh kembang maksimalnya.
"Untuk itu, agar anak tumbuh maksimal, orang tua harus dapat memenuhi kelengkapan nutrisi sesuai tahapan usianya, termasuk pada saat anak memasuki usia prasekolah,” tutur dr.Dian
Baca juga : Biasakan Makan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak
Sementara itu, dokter spesialis anak, dr. MN Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A juga menjelaskan, “Penting untuk dipahami oleh para orangtua, meskipun anak pada usia prasekolah semakin aktif secara fisik, namun asupan nutrisi untuk perkembangan kognitif anak juga harus tetap diperhatikan."
"Sebab pada usia 3 tahun, 80% perkembangan kognitif anak berkembang pesat terutama dalam lonjakan kosakata, selanjutnya, menginjak usia 5 tahun perkembangan kognitif semakin pesat bahkan mencapai 90%," jelasnya.
Sehingga kebutuhan nutrisi penting untuk perkembangan maksimal kognitif seperti Omega-3 (DHA) masih sangat dibutuhkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 10 anak berusia 4-12 tahun di Indonesia, masih kekurangan asupan Omega-3 (DHA).
Baca juga : Kekurangan Zat Besi Bisa Turunkan Kemampuan Belajar Anak
"Padahal dengan kemampuan kognitif yang optimal dapat membantu anak usia prasekolah untuk mulai belajar hal baru,” ujar dr.Ardi.
Lebih lanjut dr. Ardi menjelaskan, “Pentingnya nutrisi bagi perkembangan anak jangan sampai disepelekan, terutama untuk nutrisi untuk memaksimalkan perkembangan kognitif saat anak memasuki usia prasekolah."
Pasalnya, tidak terlengkapinya nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan kognitif dapat membuat tumbuh kembang anak menjadi terhambat. Bahkan pada beberapa kasus, masalah kekurangan nutrisi dapat berakibat fatal bagi anak.
Baca juga : Sarapan Gizi Seimbang Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Untuk itu, orang tua jangan hanya melihat dari porsi makanan yang dikonsumsi anak, tapi juga harus memperhatikan kualitas asupan nutrisinya.
"Karena, kebutuhan nutrisi anak cenderung tidak tercukupi dengan baik hanya dari menu makanan sehari-har," tambah dr.Ardi.
“Untuk mendukung aktivitas fisik dan tumbuh kembang anak usia prasekolah, pastikan anak mendapat energi yang cukup dari sumber makanan yang kaya karbohidrat dan lemak," katanya.
Baca juga : Tidak Semua Susu Sama, Empat Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pilih Susu Anak
Selain itu, mereka juga membutuhkan nutrisi untuk perkembangan kognitifnya seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, dan zat besi, yang dibutuhkan agar dapat mulai belajar dengan lebih baik.
Bukan hanya itu, setidaknya ada beberapa nutrisi lainnya yang harus dipenuhi oleh anak-anak setiap harinya, mulai dari protein, lemak sehat, kalsium, vitamin C dan D yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang, dan gigi serta mengatur fungsi syaraf dan jaringan otot.
"Untuk melengkapi berbagai kebutuhan nutrisi tersebut, orang tua harus memperhatikan menu makan dengan gizi seimbang dan jika perlu bisa dilengkapi dengan mengonsumsi susu pertumbuhan,” tambah dr. Dian.
Baca juga : Waspadai Anemia pada Anak Bisa Hambat Tumbuh Kembang
Senior Brand Manager SGM Eksplor 3 Plus, Shiera Syabila Maulidya mengatakan “Kami menyadari bahwa setiap orang tua, pasti ingin memberikan yang terbaik untuk kemajuan anaknya."
"Termasuk dalam hal pemenuhan nutrisi. Oleh karena itu, SGM Eksplor terus berkomitmen mendukung kemajuan anak Indonesia dengan mengembangkan inovasi produk susu bubuk pertumbuhan SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx, yang dilengkapi DHA, minyak ikan, Omega 3&6, Tinggi Kalsium, Vitamin D, serta IronC, nutrisi tepat untuk dukung si Kecil siap belajar,” papar Shiera.
SGM Eksplor merupakan salah satu produk susu pertumbuhan bernutrisi tepat yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia selama lebih dari 65 tahun.
“Melalui komitmen kami dalam pengembangan dan menyediakan produk bernutrisi tepat yang terjangkau, kami berharap dapat terus mendampingi para Bunda di Indonesia dalam mendukung kelengkapan nutrisi bagi si Kecil," jelasnya.
"Dengan usia prasekolah atau anak di atas 3 tahun agar mampu memaksimalkan potensi prestasi dan bisa menjadi bagian dari Anak Generasi Maju. SGM Eksplor 3 Plus Pro-gress Maxx, teruskan nutrisi si Kecil dan siapkan,” tutup Shiera. (Nik/OL-09)
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Banyak orang fokus pada perawatan luar seperti sampo atau masker rambut, padahal rahasia utama rambut yang sehat dan lebat justru berasal dari dalam tubuh.
Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan racun melalui keringat, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki kerja organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal.
Sebelumnya, program serupa dilaksanakan di SLB Negeri 7 Jakarta dan kini tengah diperluas ke lebih banyak sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved