Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
GRAFIK pertumbuhan otak dan fisik anak mengalami peningkatan paling pesat dalam 5 tahun pertama setelah itu mulai melandai. Bila kita tidak bisa mengoptimalkan pertumbuhan itu, sel-sel otak pun tidak tumbuh optimal, dan tidak bisa dikejar lagi setelahnya.
Pernyataan tersebut disampaikan ahli gizi kesehatan ibu dan anak, Prof. Dr. dr. Sandra Fikawati, M.P.H pada diskusi daring yang bertajuk Efek Kekurangan Zat Besi pada Kemampuan Belajar Anak pada Senin (25/1).
Diskusi yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional 2021 yang bertema Remaja Sehat Bebas Anemia.
Dalam diskusi tersebut, Prof.Sandra mengatakan bahwa usia 1-6 tahun disebut periode anak pra sekolah. Ini dibagi lagi menjadi dua yaitu usia 1-3 tahun (toddler) dan 3-6 tahun (preschool).
“Pada periode prasekolah khususnya, anak mengalami pematangan organ dan perkembangan motoric yang sangat pesat. Untuk itu diperlukan lingkungan gizi yang memadai,” jelas Prof.Sandra.
“Kekurangan gizi yang terjadi pada masa ini bersifat irreversible bila sudah rusak maka permanen, dan tidak bisa diperbaiki,” jelasnya.
UNICEF (2016) menyebutkan, secara global, jumlah konsumsi makanan sumber hewani anak usia 12-23 bulan sangat kurang. Sekitar 1/3 anak usia 2 tahun hampir tidak mengonsumsi makan sumber hewani sama sekali, atau sangat sedikit mengonsumsinya.
“Pangan hewani sangat penting sebagai sumber protein dan zat besi, yang akan mendukung fungsi kognitif, aktivitas fisik, dan imunitas anak,” tegas Prof.Sandra.
Dalam pemaparannya, Prof.Sandra mengatakan susu memiliki skor cerna protein yang paling tinggi dibandingkan makanan lainnya. Susu yang difortifikasi zat besi mudah diserap usus, terlebih bila susu juga difortifikasi vitamin C.
“ Selain itu susu sangat praktis, dan bentuknya yang cair lebih mudah dikonsumsi oleh anak. Dengan demikian, semua zat gizi dalam susu termasuk fortifikasi zat besi, bisa masuk semua. Susu fortifikasi bisa diberikan untuk anak usia 1 tahun ke atas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Pusat. Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si mengatakan hak sehat adalah hak bagi setiap anak Indonesia. Anak berhak mendapat kesehatan dan makanan.
“Anak kekurangan zat besi menunjukkan belum terpenuhinya hak anak mendapatkan makanan dan pendidikan yang berkualitas,” kata Prof.Netti
“Otak anak sudah disiapkna untuk belajar. Pintunya ada dua: nutrisi gizi dan nutrisi hati. Walapun program pendidikan baik, tapi anak kekurangan zat besi, maka pendidikan optimal tidak akan tercapai,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa zat besi merupakan nutrisi yang berfungsi penting untuk perkemabngan otak, termasuk neurotransmitter atau pengantar sinyal saraf.
“Zat besi juga berperan dalam pembentukan myelin saraf, sert berperan meningkatkan kecerdasan dan kemampuan belajar pada anak,” jelasnya.
Dalam diskusi daring disimpulkan bahwa zat besi adalah unsur utama dalam Hb (hemoglobin), uang berfungsi mengantarkan oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Defisiensi zat besi membuat konsentrasi Hb dalam darah rendah.
Akibatnya, pasokan oksigen untuk sel-sel tubuh pun berkurang. Padahal, semua sel tubuh sangat membutuhkan oksigen untuk bisa berfungsi optimal.
Dalam sambutannya, Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menyampaikan, 40% populasi masyarakat Indonesia kini adalah Gen Z dan post Gen Z.
“Merekalah cikal bakal untuk memutus mata rantai kekurangan zat besi dalam konsumsi pangan sehari-hari,” ujarnya.
Indonesia kini, menurut Arif, mengalami triple burden terkait nutrisi: obesitas, underweight hingga kurang gizi dan stunting, serta hidden hunger.
“Padahal pangan yang bergizi adalah pondasi untuk infrastruktur bangsa di masa depan. Namun kadang, isu gizi ini tidak terlihat. Apalagi masalah hidden hunger atau kelaparan tersembunyi, seperti defisiensi zat besi,” tutur Arif.
Arif menekankan komitmen Danone SN Indonesia untuk terus ikut serta membangun nutrisi bangsa, sejak tahun 1954 ketika Sari Husada pertama kali berdiri. “Kita jangan pernah lelah membahas isu gizi,” tuturnya. (Nik/OL-09)
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
ADB pada anak terjadi bila anak tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui makanan.
Bagi anak-anak, susu memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak, terutama pada usia emas.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemerintah bersama pelaku industri terus mendorong peningkatan konsumsi susu nasional, yang sempat terpukul akibat wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menggerus populasi sapi perah
Dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis, kondisi yang dapat melemahkan dan merapuhkan tulang sehingga lebih berisiko patah.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved