Produksi Klaster Susu di Ponorogo Meningkat Usai Dapat Dukungan BRI

Siti Retno Wulandari
04/7/2025 22:31
Produksi Klaster Susu di Ponorogo Meningkat Usai Dapat Dukungan BRI
Produksi susu sapi di Desa Pudak mengalami peningkatan( Dok.BRI )

GUNA mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, BRI mewujudkannya lewat pemberdayaan klaster usaha 'Klasterkuhidupku'. Program ini menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya, memperluas usaha dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok.

Hal tersebut dirasakan oleh para petani dan peternak di Dusun Ngelon, Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Perjalanan panjang Klaster Susu Mulya Abadi di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, tidak lepas dari dukungan BRI yang hadir menjadi mitra strategis di balik para petani dan peternak. Klaster yang kini membawahi lebih dari 300 anggota ini, berawal dari 25 peternak di Dusun Ngelon.

Koordinator Klaster, Samsul Hadi, menceritakan sebelum klaster berdiri, para peternak sempat tergabung dalam Koperasi Sumber Rejeki yang kemudian berhenti beroperasi. Melihat kebutuhan yang belum terfasilitasi, sekelompok peternak menginisiasi terbentuknya Klaster Susu Mulya Abadi. Tujuannya sederhana, yaitu mencari solusi bersama untuk setiap persoalan yang dihadapi peternak.

"Awalnya kami hanya 25 orang, tapi karena kerja bersama dan saling membantu, semakin banyak peternak yang bergabung. Sekarang anggota kami sudah lebih dari 300 orang dari hampir enam desa di Pudak," ujar Samsul dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/7).

Pertumbuhan klaster ini semakin kuat setelah mendapatkan dukungan penuh dari BRI. Bahkan sebelum wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda pada 2022, akses permodalan dari BRI sudah terasa manfaatnya.

"Jika ada peternak yang kesulitan membayar angsuran, BRI sangat terbuka memberikan keringanan. Bahkan mereka juga mendukung permodalan bagi petani yang ingin menanam rumput pakan sapi," ungkap Samsul.

Ia mengisahkan, saat wabah PMK menerjang, banyak sapi yang selamat namun produksi susunya anjlok hingga 50%. Untuk mengatasi hal ini, BRI kembali hadir memberikan solusi agar peternak dapat mengganti indukan lama dengan indukan baru yang lebih produktif.

"Kunci kami bisa bertahan dan bangkit adalah kekompakan anggota, kejujuran dalam berorganisasi, dan pemberian pakan berkualitas dengan nutrisi yang seimbang," tutur Samsul.

Klaster Susu Mulya Abadi saat ini menjadi salah satu kelompok peternak dengan harga susu tertinggi di wilayahnya. Hal ini tidak lepas dari peran BRI yang secara konsisten memberikan pendampingan dan memfasilitasi sistem pembayaran yang terintegrasi melalui bank.

"Pembayaran susu setiap bulan langsung melalui rekening BRI. Ini membuat keuangan kelompok kami transparan dan terjamin," tukas Samsul.

Setiap hari, menurut Samsul, klaster ini mampu menyetor susu hingga 10 ton atau sekitar 10.000 liter. Penyetoran dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore. "Susu yang sudah diperah disimpan terlebih dahulu di tiga mesin pendingin dengan total kapasitas 7.500 liter, sebelum diangkut oleh truk tangki," jelasnya.

Meski pemulihan pascawabah PMK masih menjadi tantangan, Samsul optimistis anggotanya dapat terus bangkit. Mereka berharap bisa menambah jumlah sapi dan meningkatkan produksi susu. Ia pun yakin peternak di Pudak bakal semakin maju dengan kerja keras serta dukungan BRI.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Mikro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapka BRI tidak hanya memberikan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi pelaku usaha, tetapi juga menyertakan pemberdayaan seperti pelatihan manajemen usaha, literasi keuangan, digitalisasi bisnis, dan pendampingan yang berkelanjutan dalam program melalui program Klasterkuhidupku.

“Pendekatan ini bertujuan menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan, sehingga para pelaku usaha dapat naik kelas dan memperluas jangkauan pasar mereka dan harapannya dapat meningkatkan pendapatan serta membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat sekitar," ucap Akhmad. (Wnd/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya