Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Literasi Gizi di Indonesia Masih Rendah

Andhika Prasetyo
11/3/2021 18:28
Literasi Gizi di Indonesia Masih Rendah
Tenaga pelaksana gizi mengenalkan jenis sayuran dan buah kepada anak di Desa Blang Panyang, Aceh.(Antara)

AHLI gizi komunitas Tan Shot Yen menilai literasi gizi di Indonesia masih sangat rendah. Hal itu menyebabkan banyak masyarakat yang melahap mentah-mentah informasi salah terkait pola makan sehat.

Pernyataan tersebut disampaikan Tan untuk menanggapi diet ekstrem yang dijalankan selebritas Tya Ariestya. Diketahui, Tya mengaku tidak mengonsumsi sayur karena menghambat penurunan berat badan.

Kenyataannya, sayur memiliki kandungan kalori yang sangat rendah. Sehingga, tidak akan menyebabkan kegemukan atau menghambat upaya penurunan berat badan. Tan pun sangat menyayangkan liarnya teori yang dikemukakan Tya. Sebab, bisa berdampak buruk pada generasi penerus bangsa, terutama usia remaja.

Baca juga: 8 Cara Diet Kurus Instan, Jangan Dicoba!

"Sudah semestinya orang itu berbicara sesuai ranahnya, sesuai kapasitasnya. Kalau dia artis, tidak usah bicara soal diet. Fokus saja bagaimana berlakon dengan baik. Ini ibarat tukang jahit mengajari orang masak," tegas Tan dalam program Nunggu Sunset, Kamis (11/3).

Lebih lanjut, dia berharap literasi gizi di Indonesia terus ditingkatkan. Dengan begitu, masyarakat bisa menyaring informasi yang benar dan salah.

"Ayo tingkatkan literasi gizi. Itu harus bisa melampaui sensasi," tuturnya.

Tan juga mengimbau masyarakat agar tidak termakan iming-iming penurunan berat badan secara instan. Menurutnya, apa yang terjadi di dalam tubuh manusia adalah hasil dari proses panjang.

Baca juga: Awas, Ini Efek Negatif Diet yang Jarang Terungkap

Berat badan berlebih atau kondisi kesehatan yang tidak baik, lanjut dia, akibat pola makan yang salah. Dalam hal ini, dilakukan secara konsisten selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

"Jantung tidak sehat, gula darah berantakan, kolestrol amburadul, itu bukan karena apa yang kita makan semalam. Itu adalah hasil dari apa yang kita makan selama ini," jelas Tan.

Begitu pula halnya dengan upaya menurunkan berat badan. Hal tersebut tentunya membutuhkan proses yang tidak instan. "Segala sesuatu yang instan, yang ekstrem, pasti akan merusak," tandasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya