Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENYANYI dan penulis lagu asal Singapura, Shye, menutup 2024 lewat single The Sun Will Cry.
Shye mengajak para pendengarnya untuk menyelami sejumlah topik, di antaranya cinta, kesabaran, dan perjalanan menemukan diri sendiri.
Semuanya ia kemas dalam alunan musik bernuansa dreamy dengan lirik-lirik yang mengekspos perasaan terdalamnya.
Ditulis dari sudut pandang seseorang yang menemukan cinta secara tiba-tiba, The Sun Will Cry menceritakan tentang satu orang yang dapat mengubah cara kita menghadapi kisah romansa.
Tentang lagu barunya, Shye mengatakan, "Lagu ini bercerita tentang waktu yang tepat dan untuk tetap bersabar, terdengar di lirik 'It may not be our time now but it will someday'."
Bagi Shye, lagu ini menjadi medium yang memberikan harapan dan pencerahan dalam momen-momen reflektif kita.
"Lagu ini adalah pengingat bagiku bahwa aku akan bersabar demi menemukan diriku kembali," ujarnya.
Shye menumpahkan semua perasaannya di The Sun Will Cry, yang sarat dengan semangat eksperimentasi. Terdengar permainan pattern drum four-on-the-floor sepanjang lagu yang membawa beba emosi yang The Sun Will Cry bawa.
"Aku telah merekam sejumlah rekaman demo dengan kord gitar yang sama, namun hasil akhirnya yang adalah lagu ini terasa berbeda dan semuanya terdengar cocok," ujar Shye.
Alunan vokal Shye terdengar mendayu-dayu di atas permainan drum yang membahana dan beat uptempo seraya ia bernyanyi dengan bebas.
"Aku ingin menghilangkan semua kekhawatiran dan fokus terhadap apa yang aku suka. Lagu ini mewakili arah musik yang ingin aku tuju selanjutnya,"
Dengan produksi musik yang kompleks dan kaya, The Sun Will Cry juga memancarkan harapan bagi semua pendengarnya yang sedang melewati suka duka kehidupan ini termasuk momen pendewasaan dan saat sedang menghadapi cinta yang hadir secara tiba-tiba.
"Aku harap para pendengarku dapat merasa terhubung dengan lirik-lirik dan lagu ini secara keseluruhan. Lagu ini memberikan harapan lewat melodi dan energi yang ia bawa," tutup Shye. (Z-1)
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Melalui Waited for you, Shye menggambarkan sebuah momen perasaan rapuh saat kita mempertanyakan apakah sebuah hubungan masih layak untuk diperjuangkan?
Lewat Cecilia, Shye ingin menjelajahi ruang-ruang musik berbeda yang belum pernah ia masuki.
Sebuah lagu romansa tentang indahnya jatuh cinta, Coffee or Tea terinspirasi oleh drama Korea, Jepang, dan Thailand.
Single baru Shye itu bercerita tentang proses pendewasaan dan semua hal yang terjadi di tengah proses tersebut, termasuk perpisahan yang kadang sulit untuk dilewati.
Lepaskan dari Joanna Andrea adalah sebuah lagu yang membahas tema yang sangat relevan: red flags dan hubungan toxic dalam hubungan percintaan.
Kental dengan melodi serta alunan musik yang groovy, All In menjadi ajang James Vickery untuk menunjukkan kapasitas vokal dia yang mengesankan.
Lagu terbaru Jessia adalah sebuah anthem serba upbeat yang merayakan diri kita sendiri seraya kita meninggalkan hal-hal yang tidak baik dalam kehidupan ini.
Karya Seni Favorit adalah balada cinta yang menampilkan sisi baru Govinda yang lebih tenang, lebih dewasa, dan lebih jujur secara emosional.
Stepper dari Good Charlotte dirilis pada Jumat (18/7), diproduseri oleh Zakk Cervini dan Jordan Fish, dengan lirik dan melodi ditulis langsung oleh Benji dan Joel Madden.
Lagu baru Elijah Woods, Ghost On The Radio, itu dibagikan bersamaan dengan pengumuman tentang album perdananya, Can We Talk?, yang akan hadir pada 14 Oktober 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved