Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENYANYI asal Amerika Serikat, John Legend mengaku mulai membatasi penggunaan media sosial untuk menjaga kesehatan mentalnya.
“Saya merasa saat ini berusaha untuk lebih baik menjaga kesehatan mental. Durasi saya menggunakan media sosial sekarang jauh lebih sedikit dibandingkan dulu,” ungkap pria 44 tahun itu seperti dilansir dari People pada Selasa (31/10).
Pelantun ‘All of Me’ itu mengatakan bahwa dirinya tak lagi aktif pada platform twitter atau X karena baginya platform tersebut lebih banyak berisi ujaran kebencian dan menjadi ‘racun’.
Baca juga : John Legend, Mengajari Anak untuk Gemar Berbagi
Akan tetapi John sesekali masih mengunggah beberapa video dan foto di flatrom instagram dan TikTok untuk urusan pekerjaan.
“Biasanya saya lebih banyak memposting beberapa konten di Instagram dan TikTok, tapi saya mulai berhenti memposting di Twitter,” katanya.
Baca juga : John Legend Beberkan Hubungan Keempat Anaknya yang Sangat Erat
Baginya, mengunggah aktivitas keseharian ke media sosial kerap kali mengundang beragam komentar yang pro dan kontra dari warganet. Hal itu diakui John dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya.
“Setelah beberapa waktu, kegiatan yang kita lakukan menjadi lebih transparan, ada banyak interaksi dan pemikiran antara Anda dan audiens. Semua komentar yang masuk itu banyak sekali. Ada yang membangun dan menjatuhkan, lalu setelah beberapa saat, saya hanya berpikir tidak membutuhkan itu,” jelasnya.
John merasa setelah melakukan detoks media sosial, dirinya merasa jauh lebih baik. “Saat menjauh dari hiruk-pikuk media sosial, itu benar-benar membuat kesehatan mental saya lebih baik,” tuturnya.
Legend juga menceritakan bahwa tur terbarunya bertajuk “An Evening with John Legend” mampu menjadi sebuah terapi untuk menyembuhkan kesehatan mentalnya.
“Semua orang bisa menggunakan terapi dan membicarakan berbagai hal. Saya merasa senang tur solo tahun ini bisa menjadi alternatif terapi karena terkadang di atas panggung saya berbagi secara langsung kepada penggemar tentang masa muda, keluarga, dan masa kecil, hingga semua suka dan duka yang saya alami,” ungkapnya. (Z-4)
WHO menyatakan bahwa stres merupakan respons alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami stres.
Temukan 6 kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat meningkatkan hormon stres kortisol. Pelajari cara menghindarinya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda tetap optimal.
Dari 314 kasus kematian akibat bunuh diri pada 2024 di Singapura, 202 kasus atau 64,3% adalah laki-laki, sementara 112 kasus atau 35,7% sisanya adalah perempuan.
Baby blues merupakan kondisi yang terjadi akibat perubahan hormon, kelelahan serta mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu.
Media sosial dapat memperburuk kondisi emosional penderita bipolar. Ketahui tiga dampak negatif utamanya.
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Dalam video tersebut, istri Arief Muhammad ini memperlihatkan sang suami sebagai sosok ayah dan suami yang penuh kasih sayang kepada keluarga.
Penampilan Hokky Caraka yang dianggap kurang optimal memicu ribuan komentar dari netizen di media sosial.
SAAT berada di masa sulit, sejumlah orang memilih meminta bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh putra dari musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
RAMAI di media sosial tentang trend (tren) baru yaitu garis merah di atas kepala atau disebut S-Line. Kemunculan tren ini diawali dengan viralnya drama Korea terbaru yang berjudul S-Line.
WARGA Desa Senteluk, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan peningkatan keterampilan digital atau digital skill.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved