Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
DURASI singkat dari film pendek tidak membuat tingkat kesulitannya jauh berkurang dibandingkan membuat film panjang. Baik film pendek maupun film panjang memiliki tantangan tersendiri. Yang pasti, setiap sutradara pasti ingin mengarahkan agar makna dan pesan dalam film bisa tersampaikan kepada penonton.
"Targetnya harus jelas, kepala dan hati penonton. Kepala penonton adalah logika, jadi harus masuk akal... Sementara hati, kita harus memasukkan rasa dalam film," kata sutradara Danial Rifki dalam webinar Anti Corruption Film Festival (ACFFEST) 2022, dikutip Minggu (14/8).
Sutradara La Tahzan dan Haji Backpacker itu menjelaskan, membuat film yang masuk akal berarti cerita yang diangkat harus masuk ke logika penonton, apa pun genrenya.
Baca juga: Ini Tips Menuliskan Masalah Sosial Jadi Skenario Film
Meski genre yang diangkat adalah fantasi atau pahlawan super, harus ada aturan masuk akal dalam dunia yang digambarkan. Jika ceritanya tidak masuk akal untuk penonton, jangan berharap pesan di dalamnya akan tersampaikan.
Bicara soal menargetkan hati penonton, sutradara peraih Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik Piala Citra 2012 untuk film Tanah Surga Katanya itu mengatakan perasaan dalam film harus bisa ikut bergaung di hati penonton.
Jika cerita yang diangkat adalah tentang kesedihan, harus terbit rasa haru di hati penonton. Bila cerita dalam film menakutkan, tentu penonton harus merasa tercekam.
Ia mengibaratkan film pendek dan film panjang seperti jurus yang disiapkan ketika akan bertinju di ring. Saat membuat film panjang, jurus dan serangan yang disiapkan bisa bervariasi karena durasinya lama. Sebaliknya, saat membuat film pendek, jurus yang disiapkan adalah serangan pilihan yang terbaik. Ringkas tapi efektif.
"Film pendek tidak ada banyak waktu, ibarat tanding cuma ada waktu sekali tonjok biar penonton pingsan," ujar dia.
Pesan yang disampaikan dalam film pendek tentunya pesan tunggal yang harus bisa dipahami lewat satu atau dua peristiwa. Sutradara harus memilih visualisasi mana yang paling efektif untuk menyampaikan pesan tersebut.
Profesi sutradara, lanjut dia, membutuhkan ilmu dari lintas disiplin. Dia mengutip aktor dan sutradara Slamet Rahardjo Djarot yang mengatakan sutradara harus mengerti berbagai hal, mulai dari psikologi, sosiologi, sampai antropologi dalam berkarya.
"Agar kita tidak salah dalam menyampaikan budaya tertentu dalam karakter tertentu, memang multidisiplin," katanya.
Ia menambahkan, sutradara adalah pengamat kehidupan sehingga orang-orang yang ingin belajar membuat film diajak untuk menghidupkan sensitivitas dimulai dari ruang terdekat.
"Kita harus coba memberi makna dari peristiwa di depan kita," katanya.
Belajar juga dapat dilakukan dengan menonton banyak film, kemudian mempelajari lukisan-lukisan atau foto-foto yang punya kekuatan cerita. Perasaan yang ditangkap saat mengamati sebuah lukisan atau foto dapat menjadi inspirasi dalam membuat storyboard film.
Kiat lainnya dari Danial dalam memastikan efektivitas adegan-adegan adalah dengan menonton film dengan audio yang dimatikan.
"Bisa paham enggak dari shot by shot? Itu juga metode untuk mengetahui apakah shot efektif atau tidak. Jika sudah bisa dipahami, tentu ketika ditambah dengan suara penceritaan lebih efektif," jelasnya. (Ant/OL-1)
Film Fantastic Four: First Steps berlatar di dunia retro-futuristik penuh warna yang terinspirasi dari tahun 1960-an.
KOMPETISI film Alternativa Film Festival akan kembali digelar untuk ketiga kalinya. Di edisi ketiga kali ini, ajang tersebut akan diselenggarakan di Kolombia di kuartal kedua tahun 2026.
Ide pembuatan lomba video animasi itu merupakan hasil diskusi antara UBL bersama Indoposco dan terdorong keberhasilan Film Jumbo (2025).
Wahana Kreator Nusantara menghadirkan komedi aksi yang menyatukan aktor lintas generasi.
Setelah vakum selama 17 tahun dari dunia perfilman, Rieke Diah Pitaloka kembali menyapa penggemar melalui film aksi komedi berjudul Agen +62.
Festival Film Amerika Latin dibuka dengan film asal Meksiko, Pedro Paramo — adaptasi kuat dari novel klasik karya Juan Rulfo, yang diputar untuk publik secara global untuk kedua kalinya.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved