Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ini Tips Menuliskan Masalah Sosial Jadi Skenario Film

Basuki Eka Purnama
14/8/2022 10:45
Ini Tips Menuliskan Masalah Sosial Jadi Skenario Film
Ilustrasi syuting film(MI/USMAN ISKANDAR)

PENULIS skenario Titien Wattimena memberikan kiat mengangkat persoalan sosial menjadi film yang menghibur, karena menurutnya ide untuk menulis skenario bisa datang dari mana saja.

Titien adalah sosok di balik film-film ternama seperti Mengejar Matahari, Dilan 1990, dan Aruna dan Lidahnya, yang membuatnya mendapat penghargaan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2018.

Penting bagi Titien untuk mengangkat sebuah gagasan dari masalah sosial yang membuat hatinya tergelitik.

Baca juga: Edukasi Publik Melalui Produk Sinema Tapi Tetap Menghibur

"Sebagai penulis, yang kusikapi adalah aku harus menulis persoalan sosial yang membuat diri ini gelisah," kata Titien dalam webinar Anti Corruption Film Festival (ACFFEST) 2022, dikutip Minggu (14/8).

Seorang penulis skenario, kata Titien, harus jujur terhadap diri sendiri dalam memilih sebuah gagasan. Bila ia tidak merasakan kegelisahan atas sebuah isu sosial, Titien memilih untuk tidak memaksakan diri. Sebab, ia ingin merasa dekat dengan gagasan yang akan disampaikan dan ditulis melalui skenario.

Ada kalanya, sebuah gagasan terasa jauh dari hati karena dicetuskan oleh pihak lain, entah itu sutradara atau produser. Ketika itu terjadi, Titien menyarankan sebaiknya penulis skenario berdiskusi lebih dalam untuk mendekatkan diri dengan gagasan yang ingin ditulis. 

Menyatukan visi lewat diskusi juga tidak boleh dilupakan. Riset pun tidak kalah penting untuk membuat cerita yang mendalam sekaligus agar sang penulis bisa ikut tertarik dengan apa yang akan ditulis.

Barulah setelah seorang penulis skenario sudah mengetahui gagasan apa yang akan disuguhkan, ide apa yang ingin disampaikan, tiba waktunya untuk memasukkan unsur-unsur kreatif.

"Misalnya dramatisasi dan menentukan karakter dalam film," ujar Titien.

Serupa dengan hal memilih gagasan, dia menyarankan untuk membuat karakter utama yang memang terasa dekat dengan hati penulis. Dengan demikian, penulis bisa betul-betul memahami dan menggambarkan karakternya secara detail, bukan sekadar karakter yang dangkal.

Sebuah karakter yang kuat sangat penting dalam film, termasuk film pendek. Meski film hanya berdurasi beberapa menit, penulis skenario harus membangun karakter dengan latar belakang yang detail.

"Bangun hidupnya dari umur 0 tahun sampai umur dia di film, kita harus tahu dia lahir di mana, tumbuh di mana, karena itu menentukan dia jadi orang seperti apa," papar dia.

Penulis skenario dikatakan Titien harus tahu luar dalam tentang karakter yang dia buat, termasuk bagaimana hubungannya dengan teman dan keluarga sampai peristiwa-peristiwa penting yang melahirkan kepribadian yang mengemuka di dalam film. Ini akan membuat sebuah karakter jadi lebih menarik. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya