Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Manfaatkan Situs Pribadi, Usaha Fesyen ini Sukses di Era Digital

Ghani Nurcahyadi
14/4/2021 19:51
Manfaatkan Situs Pribadi, Usaha Fesyen ini Sukses di Era Digital
Owner heymale.id Dimas Mairyan(Dok. Pribadi)

MESKI platform perdagangan elektronik (e-commerce) terus menjamur di Indonesia, metode penjualan daring melalui situs (website) pribadi yang dilakukan heymale.id dan heylocal.id sukses bertahan di tengah industri fesyen yang juga menggeliat secara digital. 

Di akun sosial medianya, heymale.id dan heylocal.id juga tetap kebanjiran pengikut dengan 645 orang mengikuti heymale.id dan 1.6 juta orang mengikuti heylocal.id. Owner heymale.id Dimas Mairyan mengaku sempat tergabung menjual produk fesyennya di platform e-commerce. Namun, komunikasi yang tak langsung dengan pelanggan, membuatnya beralih ke pengembangan situs pribadi. 

Di sisi lain, penghasilan yang tak langsung bisa dicairkan dari platform e-commerce juga mendorongnya untuk lebih fokus mengembangkan situs pribadi penjualan produk fesyennya. 

"Sama sekali gak gampang buat memindahkan mereka yang terbiasa belanja di market place ke situs kami. Sampai sekarang bahkan masih banyak yang tanya akun resmi kami di market place. Tapi kami terus berusaha membuat mereka nyaman dalam proses order. Kami percaya Kualitas akan menghasilkan pembelian dan pengalaman positif serta kenyamanan transaksi pasti membuahkan repeat order.' jelas Dimas dalam keterangan tertulisnya. 

Istri Dimas, Nadya Rosmalina yang mengelola heylocal.id mengakui, basis pembeli loyal menjadi salah satu kekuatan keduanya dalam mengembangkan situs pribadi. Lewat pembeli loyal itu, berbagai ulasan positif wara wiri di sosial media terkait brand dengan pengikut lebih dari 1,6 Juta di sosial media instagram itu. 

Baca juga : Usai Kecelakaan, Mahima Chaudhry Kisahkan Bantuan dari Ajay Devgn

Tagline womens truly sweetheart betul betul dipegang teguh Nadya demi para pembeli yang rela berjibaku di situs ketika pembukaan pesanan. 

"Kami sadar brand kami sedikit berbeda. Kalau yang lain cukup klik lalu bayar, di kami pembeli juga harus berusaha ekstra ketika open order. Gak sedikit yang sudah menunggu tapi gak kebagian." Ungkap nadya. 

Bukan bermaksud eksklusif, nadya menjelaskan setiap produk yang dilempar ke pasaran diproduksi cukup banyak. Sekitar puluhan ribu barang per bulannya. Namun permintaan yang terus meningkat membuat tidak sedikit calon pembeli yang gagal mendapatkan barang yang dikehendaki. 

"Kami gak pernah menjual barang dalam kuantiti terbatas. Tapi memang masih banyak yang gak kebagian. Yang jelas kami selalu menjaga kualitas agar pembeli puas dan kembali berbelanja di toko kami." Pungkas Nadya. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik