Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DIREKTUR eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak becus menjaga stabilitas harga pangan.
Mengutip data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium tembus Rp16.090 per kilogram (kg) pada Senin (19/2), naik 0,44% dibandingkan Minggu (18/2).
Harga beras medium juga melonjak 0,64% menjadi Rp14.080 per kg. Harga bawang merah di pasaran menjadi Rp33.570 per kg pada hari ini, naik 0,30% dibandingkan Minggu (18/2). Harga bawang putih juga meroket 0,42% menjadi Rp38.700 per kg. Harga cabai merah kriting naik 3,07% menjadi Rp62.440 per kg.
Baca juga : Pemerintah Prioritaskan Bansos Jelang Pemilu, Harga Beras Jadi tidak Terkendali
"Pemerintah gagal menjaga stabilitas harga pangan," kata Esther saat dihubungi Media Indonesia, Senin (19/2).
Pemerintah dianggap tidak mampu memprediksi kebutuhan permintaan beras pada saat pemilu dan menuding harga beras naik karena stok dipakai untuk bantuan sosial (bansos) pangan.
"Permintaan beras untuk bansos dan berbagai bantuan lain dari para caleg untuk kampanye politik juga meningkat. Tidak heran bila harga beras meningkat tajam," tegas Esther.
Baca juga : Kenapa Harga Beras Melambung? Ini Jawab Erick Thohir
Pemerintah juga disebut gagal memenuhi kebutuhan pangan dari dalam negeri. Sehingga, hanya mengandalkan impor pangan dari waktu ke waktu.
Untuk solusi jangka pendek, direktur eksekutif Indef itu meminta pemerintah melakukan operasi pasar secara masif dengan menjual beras dan bahan pangan lainnya secara murah.
"Sehingga, suplai di pasar meningkat dan permintaan beras dan komoditas pangan di pasar bisa terpenuhi," ujar Esther.
Baca juga : Beras Langka di Minimarket. Apa Solusi Pemerintah dan Apa Kata Warga?
Sedangkan, untuk solusi jangka panjang perlu melakukan kebijakan swasembada pangan dan upaya diversifikasi pangan atau usaha untuk mengajak masyarakat memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi, agar tidak terfokus hanya pada satu jenis.
Dihubungi terpisah, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menuturkan produksi beras domestik memang lagi terbatas. Hal ini disebabkan musim paceklik. Panen raya diperkirakan baru terjadi di akhir April atau awal Mei 2024.
Harga ayam dan telur juga meroket karena harga pakan naik. Harga pakan naik karena harga jagung naik. Harga gula juga tercatat naik karena musim giling masih akan mulai lagi pada Mei nanti setelah giling tebu selesai November lalu.
Baca juga : 498 Ton Beras Impor Masuk Lamongan
"Saat ini stok gula sudah di tangan pedagang. Mereka yang bisa mendikte harga. Rata-rata berbagai komoditas harganya naik karena paceklik," terang Khudori.
Menurutnya, yang bisa dilakukan pemerintah, pertama ialah memastikan tidak ada gagal panen dan jika ada stok atau cadangan segera gulirkan ke pasar agar harga bisa turun atau setidaknya menahan harga pangan.
"Kalau tidak ada stok dan tak ada panen dalm waktu pendek, ya mesti impor," ucapnya.
Baca juga : Presiden Pastikan Indonesia Impor Beras Lagi
Impor pangan pun mesti dikalkulasi dengan benar. Khudori mengingatkan ke pemerintah jangan sampai impor datang saat panen tiba. Ini justru memukul produksi petani domestik
"Penting bagi pemerintah untuk memastikan pasokan beras dalam jumlah memadai. Jika tidak, harga bahan-bahan pangan potensial naik dan akan menimbulkan kegaduhan," pungkasnya. (Z-4)
Baca juga : Pemerintah bakal Impor 2 Juta Ton Beras Tahun Ini
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Denpasar tersebut merupakan upaya pengendalian inflasi daerah
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved