Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Kadin DKI Jakarta Diana Dewi menyebut pemerintah terlambat mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan pokok terutama beras. Pemerintah dianggap lamban dalam menyeimbangkan ketersediaan stok dan permintaan. Menurutnya, itu terjadi lantaran mereka terlalu fokus pada program bansos beras menjelang Pemilu 2024.
"Ya ini biasa karena supply-demand. Permintaannya banyak karena kemarin juga banyak diberikan buat bansos. Tetapi ketersediannya kurang karena memang belum panen. Panen baru bisa mungkin akhir Maret," ujar Diana saat dikonfirmasi, Senin (19/2).
Ia mengatakan situasi saat ini sangat berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah dan juga para pelaku usaha mikro dan kecil.
Baca juga : Kenapa Harga Beras Melambung? Ini Jawab Erick Thohir
"Pengusaha kecil seperti warteg itu keuntungannya bakal semakin tergerus dengan adanya kenaikan harga beras ini," tuturnya.
Ia pun berharap, momen panen raya bulan depan akan benar-benar bisa dimanfaatkan pemerintah untuk menyerap stok sebanyak-banyaknya.
"Mudah-mudahan betul-betul panen raya, dan kemudian dengan adanya impor yang baru masuk itu dijanjikan akan diguyur ke pasar," tanadsnya. (Z-11)
Cabai rawit hijau mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram kini dijual Rp50 ribu per kilogram.
Harga sayuran, di antaranya seluruh jenis cabai, harganya turun.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Beras kualitas premium kini dijual Rp15 ribu/kg dari sebelumnya Rp13 ribu. Sementara beras medium, kini dijual Rp13 ribu dari sebelumnya Rp11 ribu.
Tingginya harga beras mengakibatkan masyarakat mengurangi pembelian karena mereka lebih tertarik membeli beras yang harganya murah
DUA hari menjelang Pemilu 2024, harga beras di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami kenaikan yang signifikan.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pengaruh El-Nino membuat masa panen di Kabupaten Kuningan yang seharusnya dilakukan Maret mundur sebulan.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Pada gelaran itu disiapkan berbagai komoditas seperti beras, telur ayam, dan cabai merah. Harganya lebih murah dibanding di pasaran.
Keterbatasan lahan sejatinya tidak harus jadi kendala bagi Kota Sukabumi bisa meningkatkan produksi pangan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved