Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemerintah Sedang Cari Opsi Pasokan Daging Sapi Dari Negara Lain

Fetry Wuryasti
05/3/2022 16:45
Pemerintah Sedang Cari Opsi Pasokan Daging Sapi Dari Negara Lain
Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Senen, Jakarta(MI/ANDRI WIDIYANTO)

INDONESIA mengalami kekurangan stok daging sapi segar untuk kebutuhan sehari-hari, yang selama ini diimpor dari Australia. Namun sedang terjadi gangguan pasokan dari Australia akibat adanya upaya repopulasi sapi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, mengatakan saat ini pemerintah sedang mencari opsi pasokan daging sapi dari negara lain.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah sempat mengatakan bahwa stok daging sapi nasional aman, dan angkanya di atas kebutuhan. Namun ditemukan persoalan di tingkat lapangan.

Oke sepakat bahwa stok nasional memang mencukupi. Sapi di Indonesia banyak tetapi di tangan masyarakat dan bukan pemerintah. Sementara preferensi masyarakat untuk melepas daging lokal bukan untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan kebutuhan momentum seperti menunggu Idul Adha.

"Sedangkan daging segar untuk kebutuhan sehari-hari lebih didominasi oleh pasokan daging impor dari Australia. Kementan mengupayakan pasokan sumber dari negara lain karena ada disrupsi pasokan dari Australia," kata Oke, Sabtu (5/3).

Baca juga: Daging Impor Bulog Tiba di Tanjung Priok

Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata Indonesia) Diana Dewi mengatakan meningkatnya kebutuhan daging sapi juga tergantung pada klaster konsumen dan produsennya.

Pada produsen ada tiga klaster yaitu sapi lokal, sapi hidup impor dan daging beku. Begitu juga konsumennya, ada ibu-ibu yang memang menyukai daging segar, dan daging beku. Sehingga tidak bisa digeneralisasi.

Untuk sapi lokal sendiri, meski jumlahnya banyak di Indonesia, namun bukan yang bisa dihitung sebagai budidaya. Sebab itu adalah sapi milik peternak yang dijual tidak sehari-hari tetapi sesuai dengan momentum.

Harga daging sapi segar sekarang masih di harga Rp140.000 per kg. Sedangkan ritel modern, sudah ada substitusi selain dari sapi segar mereka juga menjual sapi beku, dengan harga Rp70 ribu hingga Rp90 ribu. Harga daging sapi impor pun telah naik dari US $3,6 per kg ekor sapi hidup menjadi US $4,2 per kg.

"Pedagang juga merasa bahwa mendekati Ramadan, ini adalah panennya mereka. Namun mereka juga khawatir bila harga naik terus. Mogok pedagang yang terjadi kemarin karena secara psikologis mereka mensosialisasikan kepada konsumen harga daging sapi sudah tinggi. Kemudian yang kedua mereka berharap bahwa jangan sampai harga dagingnya akan naik terus, sebab akan membuat pedagang lainnya beralih menjadi ikut berjualan daging sapi menjelang hari raya, dari sebelumnya misal berjualan cabai," kata Diana. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya