Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
INDONESIA mengalami kekurangan stok daging sapi segar untuk kebutuhan sehari-hari, yang selama ini diimpor dari Australia. Namun sedang terjadi gangguan pasokan dari Australia akibat adanya upaya repopulasi sapi.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, mengatakan saat ini pemerintah sedang mencari opsi pasokan daging sapi dari negara lain.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah sempat mengatakan bahwa stok daging sapi nasional aman, dan angkanya di atas kebutuhan. Namun ditemukan persoalan di tingkat lapangan.
Oke sepakat bahwa stok nasional memang mencukupi. Sapi di Indonesia banyak tetapi di tangan masyarakat dan bukan pemerintah. Sementara preferensi masyarakat untuk melepas daging lokal bukan untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan kebutuhan momentum seperti menunggu Idul Adha.
"Sedangkan daging segar untuk kebutuhan sehari-hari lebih didominasi oleh pasokan daging impor dari Australia. Kementan mengupayakan pasokan sumber dari negara lain karena ada disrupsi pasokan dari Australia," kata Oke, Sabtu (5/3).
Baca juga: Daging Impor Bulog Tiba di Tanjung Priok
Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata Indonesia) Diana Dewi mengatakan meningkatnya kebutuhan daging sapi juga tergantung pada klaster konsumen dan produsennya.
Pada produsen ada tiga klaster yaitu sapi lokal, sapi hidup impor dan daging beku. Begitu juga konsumennya, ada ibu-ibu yang memang menyukai daging segar, dan daging beku. Sehingga tidak bisa digeneralisasi.
Untuk sapi lokal sendiri, meski jumlahnya banyak di Indonesia, namun bukan yang bisa dihitung sebagai budidaya. Sebab itu adalah sapi milik peternak yang dijual tidak sehari-hari tetapi sesuai dengan momentum.
Harga daging sapi segar sekarang masih di harga Rp140.000 per kg. Sedangkan ritel modern, sudah ada substitusi selain dari sapi segar mereka juga menjual sapi beku, dengan harga Rp70 ribu hingga Rp90 ribu. Harga daging sapi impor pun telah naik dari US $3,6 per kg ekor sapi hidup menjadi US $4,2 per kg.
"Pedagang juga merasa bahwa mendekati Ramadan, ini adalah panennya mereka. Namun mereka juga khawatir bila harga naik terus. Mogok pedagang yang terjadi kemarin karena secara psikologis mereka mensosialisasikan kepada konsumen harga daging sapi sudah tinggi. Kemudian yang kedua mereka berharap bahwa jangan sampai harga dagingnya akan naik terus, sebab akan membuat pedagang lainnya beralih menjadi ikut berjualan daging sapi menjelang hari raya, dari sebelumnya misal berjualan cabai," kata Diana. (OL-4)
BEEF saat ini bekerja sama dengan ID Food dalam memenuhi persediaan daging hingga akhir 2025.
Nah, berikut alasan daging babi lebih murah daripada daging sapi.
Harga daging sapi masih kisaran Rp115 ribu dan daging ayam yang bertahan pada harga Rp34 ribu per kg.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI Amin AK menyoroti rencana pemerintah yang terus memberlakukan kebijakan impor guna mencukupi kebutuhan daging dalam negeri. Menurutnya, penghitungan neraca daging
Ketua Umum JAPPDI Asnawi mengungkapkan, ada beberapa faktor terkait dengan kendala pasokan sapi impor masuk ke Indonesia.
Untuk penyimpanan di kulkas, Tuti menyarankan agar daging disimpan beku di freezer dan dikemas sesuai dengan porsi kebutuhan sajian.
Secara fisik, daging dari berbagai jenis hewan ternak ini memang memiliki perbedaan yang dapat dikenali langsung.
Daging kerbau kerap kali dianggap keras dan sulit diolah. Padahal dengan teknik yang tepat, bahan pangan ini bisa menjadi sajian empuk dan lezat.
Saat Idul Adha, Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, kompak menunaikan ibadah kurban dengan menyembelih hewan ternak pada tanggal 10 Zulhijah
Stres menyebabkan penggunaan glikogen otot secara berlebihan. Jika kadar glikogen menurun, pembentukan asam laktat akan terganggu.
Penyembelihan dan pengolahan daging saat Idul Adha sering dilakukan di tempat terbuka tanpa standar sanitasi yang baik, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi mikroba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved