Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Konflik Rusia-Ukraina Terus Menekan Kurs Rupiah

Insi Nantika Jelita
22/2/2022 12:58
Konflik Rusia-Ukraina Terus Menekan Kurs Rupiah
Pegawai gerai penukaran valas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS.(Antara)

KONFLIK antara Rusia dan Ukraina yang terus memanas diyakini berdampak pada kurs rupiah. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 36 poin menjadi Rp14.363 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (22/2).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pergerakan rupiah bakal terus terkoreksi, seiring memburuknya hubungan Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut membuat kekhawatiran pasar meningkat.

"Sampai sore ini kemungkinan mata uang rupiah terus melemah. Konflik ini sangat berpengaruh sekali terhadap pergerakan kurs rupiah ke depannya," ujar Ibrahim saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (22/2).

Baca juga: Para Pemimpin Dunia Kutuk Keputusan Rusia tentang Ukraina

Meski Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus tinggi sebesar US$13,5 miliar atau sekitar Rp193 triliun pada 2021, faktor eksternal yang kuat menjadi alasan kurs rupiah bakal terus tertekan.

Apalagi, seusai pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui dua wilayah Ukraina, yaitu Luhansk dan Donetsk, sebagai negara merdeka.

"Walau secara internal data perekonomian kita bagus dan pengendalian covid-19 dalam negeri juga bagus atau mulai melandai, kekuatan konflik Rusia-Ukraina ini cukup besar. Membawa mata uang rupiah mengalami pelemahan," imbuh Ibrahim.

Baca juga: Saham Dunia Terpuruk Imbas Kekhawatiran Rusia-Ukraina

Diketahui, Putin telah mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina timur lewat pidato di stasiun televisi pemerintah. Sekalipun ada peringatan dari Barat bahwa langkah itu bisa memicu sanksi besar-besaran.

"Saya yakin perlu untuk mengambil keputusan yang sudah lama tertunda. Untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," katanya dikutip dari AFP.

Pemimpin Rusia juga menuntut agar Ukraina mengakhiri operasi militer terhadap pemberontak pro-Moskow di bagian timur negara, atau menghadapi lebih banyak kemungkinan pertumpahan darah.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya