Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Bank Sentral Jual Emas Pertama Kali sejak 2010

Insi Nantika Jelita
29/10/2020 14:16
Bank Sentral Jual Emas Pertama Kali sejak 2010
.(AFP/Cristina Vega Rhor)

SEJUMLAH bank sentral diaporkan menjadi penjual emas untuk pertama kali sejak 2010. Ini disebabkan beberapa negara produsen mengeksploitasi harga yang hampir mencapai rekor tertinggi di tengah pandemi.

Menurut laporan Dewan Emas Dunia (WGC), penjualan bersih emas mencapai 12,1 ton bullion pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan pembelian 141,9 ton tahun sebelumnya.

Penjualan didorong oleh Uzbekistan dan Turki. Bank sentral Rusia juga membukukan penjualan kuartal pertama emas dalam 13 tahun.

“Tidaklah mengherankan bahwa dalam situasi tersebut bank melihat cadangan emas mereka,” kata Louise Street, analis utama di WGC, Kamis (29/10).

Louise menambahkan, hampir semua penjualan berasal dari bank yang membeli dari sumber domestik. Mereka memanfaatkan harga emas yang tinggi pada saat fiskal meregang.

Pembelian oleh bank sentral telah membantu mendukung emas dalam beberapa tahun terakhir. Citigroup Inc bulan lalu memperkirakan bahwa permintaan bank sentral akan pulih pada 2021.

Bank sentral Turki dan Uzbekistan masing-masing menjual 22,3 ton dan 34,9 ton emas pada kuartal ketiga. Uzbekistan telah mendiversifikasi cadangan internasional dari emas saat negara Asia tengah itu melepaskan isolasi selama beberapa dekade.

WGC melaporkan permintaan emas batangan secara keseluruhan turun 19% (yoy) ke level terendah sejak 2009. Penurunan itu terjadi karena melemahnya permintaan India dan konsumsi perhiasan Tiongkok.

WGC yang mengambil data dari Dana Moneter Internasional dan Metals Focus menyebutkan penurunan perhiasan sebagian diimbangi oleh lonjakan permintaan 21% dari investor. Total pasokan emas turun 3% (yoy) karena produksi tambang tertekan. (Bloomberg/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik