Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Jangan Alergi Jadi Oposisi

25/4/2024 05:00

PELAKSANAAN Pemilu 2024 yang penuh dinamika, khususnya pemilihan presiden, usai sudah. Kemarin, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan secara resmi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia.

Mereka akan memimpin jalannya pemerintahan sejak dilantik Oktober 2024 hingga 2029 nanti. Keduanya mengemban amanat penuh tantangan, dari tantangan ekonomi hingga tantangan mengembalikan muruah demokrasi yang oleh berbagai pihak dinilai mulai melenceng.

Berbagai tantangan itu jelas membutuhkan mitra untuk menghadapinya. Jelas pula bahwa definisi mitra bukan berarti semua kekuatan politik mesti masuk gerbong. Agar pemerintahan baru berjalan sehat dengan iklim demokrasi yang kembali kuat, justru diperlukan oposisi dan kelompok kritis sebagai pengawas dan penyeimbang.

Jika semuanya ikut larut dalam pusaran kekuasaan, bisa dibayangkan upaya kemajuan yang didamba semua kalangan bakal kian sulit diwujudkan. Kemajuan dan kemakmuran, bisa jadi, sekadar jadi fatamorgana karena ketiadaan pengawas, pengkritik, dan penyeimbang.

Peran oposisi dan kritis itu dapat dimainkan oleh siapa saja. Bisa individu, pers, dan terutama partai politik yang ada di parlemen. Idealnya, sebagian dari mereka, para politikus yang ada di Senayan, harus memainkan fungsi sebagai wakil rakyat, bukan mewakili kepentingan golongan, kelompok, apalagi pribadi. Partai atau kelompok oposisi memainkan peran kritis dalam sistem demokrasi.

Oposisi berperan dalam mengawasi kebijakan dan tindakan pemerintah yang sedang berkuasa, memastikan bahwa mereka bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan. Tanpa ada yang mengawasi, pemerintahan dapat berjalan sesukanya dan sewenang-wenang.

Di sinilah pentingnya oposisi sebagai pengawas dan penyeimbang, memainkan jantung demokrasi yang sehat, yakni adanya checks and balance. Mereka harus mengajukan pertanyaan kritis terhadap kebijakan yang akan, sedang, dan telah dibuat pemerintah jika dianggap menyimpang dan merugikan masyarakat.

Oposisi tidak hanya menyampaikan kritik, tetapi juga menawarkan alternatif kebijakan yang berbeda, menyediakan solusi, dan rencana yang dianggap lebih baik bagi publik. Oleh karena itu, oposisi juga harus melakukan kajian dan analisis, tidak asal melontarkan kritik. Ini akan memperkaya debat publik tentang cara terbaik mengelola urusan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan yang sesungguhnya.

Kita punya pengalaman buruk selama Orde Baru. Saat itu, kita dikelabui oleh demokrasi yang dimonopoli oleh konsep elite yang berkuasa. Demokrasi yang mengharamkan persaingan. Demokrasi yang mementingkan mufakat, tetapi kompromi dicapai melalui monopoli kehendak.

Budaya politik Orde Baru telah memberi kita pelajaran yang sangat mahal bahwa pemerintahan tanpa oposisi cenderung tidak tahu diri dan sewenang-wenang. Oleh sebab itu, peran oposisi sangat penting dalam sistem demokrasi karena membantu memastikan bahwa kekuasaan tidak terpusat. Dengan begitu, ada pemeriksaan dan keseimbangan yang berkesinambungan terhadap pemerintah.

Oposisi harus diterima sebagai budaya politik yang sehat. Mereka jangan dilihat sebagai musuh yang harus dilenyapkan. Sebaliknya, partai politik juga jangan merasa hina untuk menjadi oposisi. Kita bukan lagi hidup di zaman totalitarian. Keberadaan oposisi adalah hal yang biasa-biasa saja dalam peradaban politik modern. Keberadaan oposisi yang efektif dan berfungsi dengan baik, justru adalah tanda sehatnya demokrasi suatu negara.



Berita Lainnya
  • Amnesti bukan untuk Koruptor

    25/8/2025 05:00

    KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Immanuele 'Noel' Ebenezer Gerungan dan 10 orang lainnya sebagai tersangka.

  • Potret Buram dari Sukabumi

    23/8/2025 05:00

    TRAGEDI memilukan datang dari Sukabumi, Jawa Barat.

  • Bersih-Bersih Total Kemenaker

    22/8/2025 05:00

    DUA kasus besar yang terjadi di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) saat ini tidak bisa dianggap remeh.

  • Utak-atik Anggaran Pendidikan

    21/8/2025 05:00

    PEMERINTAH mengalokasikan Rp757,8 triliun untuk anggaran pendidikan pada 2026, atau mengambil porsi 20% lebih APBN tahun depan.

  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.