Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEJADIAN bencana sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia sejak lama. Sayangnya, hingga kini, kita masih saja tergagap menghadapi, terutama dalam memitigasi bencana.
Usia tahun ini belum genap tiga bulan, tetapi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi tidak kurang dari 336 peristiwa bencana. Banjir dan tanah longsor di Sumatra Barat, disusul delapan wilayah di Jawa Tengah yang sampai sepekan lebih terendam banjir, menjadi peristiwa bencana yang paling menonjol. Puluhan jiwa melayang, ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi, dan kerugian total mencapai triliunan rupiah.
Kini, yang terbaru, rangkaian gempa bumi berkekuatan hingga 6,5 magnitudo terjadi. Gempa berkedalaman 10 km dengan jarak 130-an kilometer dari Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (22/3) itu merobohkan ribuan bangunan. Tidak ada korban jiwa, tetapi getaran gempa meruntuhkan ribuan bangunan, dengan kerusakan terkonsentrasi di Pulau Bawean, Gresik, dan Tuban.
Gempa kali ini layaknya sebuah peringatan bahwa kita masih lemah dalam menghadapi potensi bencana gempa. Bagaimana bila yang terjadi gempa yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022?
Walaupun berkekuatan lebih rendah, yakni 5,6 magnitudo, daya rusak gempa Cianjur lebih besar karena berpusat di daratan dan sama dangkalnya. Pemerintah kabupaten setempat menyebut korban jiwa mencapai 600 orang akibat bencana tersebut.
Pada dasarnya, gempa bumi tidak mematikan. Korban jiwa maupun luka-luka timbul karena tertimpa bangunan atau material lainnya. Korban terlambat menyelamatkan diri atau berlindung.
Hingga saat ini, memang belum ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian gempa secara akurat hingga hitungan bulan atau hari, apalagi jam. Kendati begitu, peringatan dini gempa susulan atau potensi tsunami yang tersampaikan secara cepat bisa memberikan perbedaan ratusan bahkan sampai ribuan nyawa.
Peringatan dari pihak berwenang semestinya di-blast sedini mungkin melalui ponsel. Kemudian, dengan cepat diteruskan lebih luas ke warga lewat kentungan, sirene, atau peringatan suara yang mesti terdengar oleh seantero desa/kelurahan.
Di sisi lain, masyarakat harus lebih dahulu memahami apa yang harus dilakukan untuk merespons peringatan itu. Sampai saat ini, pemahaman tersebut masih sangat rendah. Perilaku mitigasi bencana belum meresap menjadi budaya dalam keseharian masyarakat.
Penanaman pemahaman paling tepat ialah melalui pendidikan di sekolah. Pengetahuan antisipasi bencana, termasuk dalam menyelamatkan diri, yang didapat siswa kemudian harus berulang kali diuji secara acak. Misalnya, satu kali dalam sepekan hingga benar-benar tertanam dan menjadi kebiasaan.
Untuk gempa bumi, sebetulnya kita cukup mencontoh sepenuhnya apa yang dilakukan Jepang. Keandalan mitigasi mereka sampai ke tingkat perorangan warga sudah teruji. Itu sebabnya ketika gempa dahsyat berkekuatan 7,5 magnitudo menerpa Jepang pada 1 Januari 2024, jumlah korban jiwa relatif sedikit, kurang dari 200 orang.
Keandalan mitigasi gempa di Jepang juga mendapatkan andil besar pada kepatuhan dalam mendirikan bangunan yang tahan gempa. Di Indonesia, paraturan tentang hal itu sudah ada. Akan tetapi, implementasinya masih sangat longgar dan kewajibannya pun belum sampai pada bangunan permukiman.
Entah sampai berapa kali lagi pemerintah mesti diingatkan tentang segala hal terkait dengan mitigasi bencana tersebut. Yang jelas, kedatangan bencana yang lebih besar seharusnya sudah diyakini sebagai keniscayaan. Jangan sampai nyawa rakyat terus-menerus menjadi tumbal ketidakbecusan mengantisipasi kebencanaan.
VONIS yang baru saja dijatuhkan kepada para pelaku mafia hukum dalam perkara Ronald Tannur kian menunjukkan dewi keadilan masih jauh dari negeri ini
ESKALASI konflik antara Iran dan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda surut.
KITA sebenarnya sudah kenyang dengan beragam upaya manipulasi oleh negara. Namun, kali ini, rasanya lebih menyesakkan.
GENAP lima bulan Paulus Tannos ditangkap lembaga antikorupsi Singapura, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.
KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.
ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.
PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.
SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.
UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.
PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.
DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.
DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.
PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.
JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.
PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved