Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Booster Gratis untuk Rakyat

12/1/2022 05:00
Booster Gratis untuk Rakyat
Ilustrasi MI(MI/Seno)

KEPUTUSAN Presiden Joko Widodo menggratiskan vaksin booster untuk seluruh rakyat memang semestinya. Kemarin, Presiden mengumumkan bahwa pemberian vaksin ketiga tersebut mulai 12 Januari atau hari ini.

Jenis vaksin yang digunakan ialah Coronavac (Sinovac), Astra Zeneca, Moderna, Pfizer, dan Zifivak. Kelompok rentan dan lansia menjadi penerima prioritas pertama.

Penggratisan vaksin booster bukan semata konsistensi komitmen dengan vaksin dosis 1 dan 2. Penggratisan ialah keniscayaan untuk keadilan dan juga untuk keselamatan bangsa.

Sejumlah hal yang terjadi sekarang ini membuat vaksin booster menjadi seurgen vaksin dosis 1 dan 2 atau disebut vaksin primer lengkap. Kondisi utama ialah karena antibodi yang turun enam bulan setelah vaksin primer.

Kepala Baan POM Penny K Lukito menyebut bahwa data imunogenisitas dari pengamatan hasil uji klinik dari semua vaksin covid-19 menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi. Penurunan ini mencapai di bawah 30% terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer lengkap.

WHO pada pertengahan Desember lalu telah mengumumkan hasil pengamatan sistematik mengenai efikasi vaksin setelah beberapa bulan. WHO menyebutkan efikasi itu menurun sekitar 8% terhadap covid-19 setelah enam bulan di semua kelompok umur. Efikasi vaksin terhadap penyakit simptomatik berkurang hingga 32% bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Lebih lanjut, WHO juga merekomendasikan vaksin tambahan bagi penerima vaksin dengan jenis virus yang tidak aktif, yang berusia di atas 60 tahun. Coronavac termasuk jenis vaksin yang menggunakan virus tidak aktif.

Urgensi vaksin dosis ketiga makin besar dengan munculnya varian-varian covid-19 baru, khususnya omikron yang memiliki daya tular 5 kali lebih besar dari varian delta. Kemunculan varian lainnya diprediksi masih akan terus terjadi karena virus terus bermutasi.

Memang, meski memiliki daya tular tinggi, varian omikron tidak menyebabkan keparahan layaknya varian delta. Laporan berbagai negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa kebanyakan penderita omikron mengalami gejala ringan, bahkan ada yang tanpa gejala.

Namun, kematian bukannya tidak terjadi. Penderita yang tidak dapat tertolong dilaporkan merupakan orang yang belum pernah divaksin, lansia, dan ada pula yang telah terpapar covid-19 sebelumnya.

Berkaca dari kondisi-kondisi itu, bagaimanapun, ancaman omikron tidak dapat dianggap sepele. Ancaman itu terletak pada potensi besarnya angka penderita yang membutuhkan perawatan faskes, khususnya dari kelompok lansia dan yang belum menerima vaksin.

Meski tingkat kesembuhan mereka juga besar, tingginya dan lamanya keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) di RS dapat berakibat buruk pada keseluruhan sistem kesehatan. Kita bisa kembali mengalami darurat layanan kesehatan.

Di sisi lain, dimulainya program vaksin booster berarti menambah beban kerja para nakes. Sementara masih harus mengejar pemenuhan vaksin dosis 1 yang kini mencapai sekitar 75% dan vaksin dosis dua yang mencapai sekitar 53% di seluruh Indonesia, para nakes juga harus memberikan vaksin booster.

Kondisi itu harus sudah diantisipasi Kementerian Kesehatan dan pemda seluruh Indonesia. Pelaksaan tiga jenis vaksinasi itu harus berjalan tanpa mengorbankan salah satu atau bahkan dua di antaranya.

Daerah, yang masih belum mencapai target pemberian vaksin dosis 1 dan 2, tidak boleh beralih mengutamakan pemberian vaksin booster sebab belum dicapainya target vaksin primer berarti kekebalan populasi belum tercapai di daerah itu.

Ibarat jaring, percuma saja merapatkan bagian jaring lainnya jika bagian yang koyak tidak diperbaiki. Begitu pula kondisi di daerah yang belum mencapai target vaksin primer. Pemberian vaksin booster tetap tidak akan membuat kekebalan populasi tercapai karena kelompok yang belum menerima vaksin primer tidak berkurang.

Pemerintah harus menyadari jika tersisihnya program vaksin primer sangat mungkin terjadi. Dalam kondisi sekarang, orang-orang yang belum menjalani vaksin primer hampir pasti mereka yang memang enggan. Jumlah penderita komorbid jelas jauh lebih kecil daripada mereka yang memang menolak vaksin.

Karena itu, tantangan menjalankan vaksin primer pada kelompok yang menolak ini jelas sangat besar. Maka bisa saja para petugas lapangan lebih memilih mengejar vaksin booster yang memang sangat dinantikan oleh mereka yang sudah menjalankan vaksin primer.

Inilah yang disebut jebakan keberhasilan semu program vaksin. Meski keadilan akses sudah diberikan pemerintah, jebakan itu tetap ada jika tidak berhasil mencapai target ideal vaksin primer. Jebakan inilah yang harus bisa ditangani pemerintah dan memastikan pelaksanaannya hingga di lapangan.



Berita Lainnya
  • Awas Ledakan Pengangguran Sarjana

    12/7/2025 05:00

    DALAM dunia pendidikan di negeri ini, ada ungkapan yang telah tertanam berpuluh-puluh tahun dan tidak berubah hingga kini, yakni ganti menteri, ganti kebijakan, ganti kurikulum, ganti buku.

  • Mencurahkan Hati untuk Papua

    11/7/2025 05:00

    JULUKAN ‘permata dari timur Indonesia’ layak disematkan untuk Pulau Papua.

  • Bukan Bangsa Pelanduk

    10/7/2025 05:00

    Indonesia perlu bersikap tegas, tapi bijaksana dalam merespons dengan tetap menjaga hubungan baik sambil memperkuat fondasi industri dan diversifikasi pasar.

  • Bansos bukan untuk Judol

    09/7/2025 05:00

    IDAK ada kata lain selain miris setelah mendengar paparan PPATK terkait dengan temuan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (bansos).

  • Dicintai Rakyat Dibenci Penjahat

    08/7/2025 05:00

    KEJAKSAAN Agung (Kejagung) bukan lembaga yang menakutkan. Terkhusus bagi rakyat, terkecuali bagi penjahat.

  • Investasi Enggan Melesat

    07/7/2025 05:00

    PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto tampaknya mulai waswas melihat prospek pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029.

  • Di Laut, Kita Dikepung Petaka

    05/7/2025 05:00

    LAGI dan lagi, publik terus saja dikagetkan oleh peristiwa kecelakaan kapal di laut. Hanya dalam sepekan, dua kapal tenggelam di perairan Nusantara.

  • Jangan Menyerah Lawan Kekejian Israel

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN kekejian Israel adalah membicarakan kekejian tanpa ujung dan tanpa batas.

  • Musim Potong Hukuman Koruptor

    03/7/2025 05:00

    SINDIRAN bahwa negeri ini penyayang koruptor kian menemukan pembenaran. Pekik perang terhadap korupsi yang cuma basa-basi amat sulit diingkari.

  • Menjerat Penjaja Keadilan

    02/7/2025 05:00

    ADA angin segar dalam penegakan hukum terhadap koruptor.

  • Lagu Lama Korupsi Infrastruktur

    01/7/2025 05:00

    PROYEK pembangunan ataupun pembenahan terkait dengan jalan seperti menjadi langganan bancakan untuk dikorupsi.

  • Mendesain Ulang Pemilu

    30/6/2025 05:00

    MAHKAMAH Konstitusi kembali menghasilkan putusan progresif terkait dengan penyelenggaraan pemilu di Indonesia

  • Jangan lagi Ditelikung Koruptor

    28/6/2025 05:00

    PEMERINTAH kembali terancam ditelikung koruptor.

  • Berhenti Membebani Presiden

    27/6/2025 05:00

    MENTERI sejatinya dan semestinya adalah pembantu presiden. Kerja mereka sepenuhnya didedikasikan untuk membantu kepala negara mengatasi berbagai persoalan bangsa.

  • Mitigasi setelah Gencatan Senjata

    26/6/2025 05:00

    GENCATAN senjata antara Iran dan Israel yang tercapai pada Senin (23/6) malam memang kabar baik.

  • Nyalakan Suar Penegakan Hukum

    25/6/2025 05:00

    KITAB Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang bermartabat haruslah mengutamakan perlindungan menyeluruh atas hak-hak warga.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik