Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Meneguhkan Solidaritas Bangsa

09/4/2021 05:00
Meneguhkan Solidaritas Bangsa
Ilustrasi(MI/DUTA)

 

 

RASA kemanusiaan mencapai puncaknya saat bencana terjadi. Banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mampu menggerakkan solidaritas masyarakat secara masif.

Solidaritas kemanusiaan itu tanpa batas dan tanpa sekat. Semangat so­li­daritas itu menggerakkan nurani untuk membantu mencari korban sampai menggalang donasi.

Sejumlah desa di Pulau Adonara diterjang banjir bandang yang menyapu rata puluhan rumah bersama penghuninya pada Minggu (4/4) se­ki­tar pukul 01.30 waktu setempat.

Rumah, gedung, dan fasilitas-fasilitas umum pun porak-poranda. Banjir bandang Adonara menunjukkan dahsyatnya daya rusak luar biasa bencana hidrometeorologi sebagai im­bas dari bibit siklon tropis Seroja.

Begitu juga dengan puluhan ribu orang terdampak banjir di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, serta ribuan rumah terendam setelah hujan dengan intensitas tinggi akibat badai Seroja. Sekitar 7.598 rumah terendam dengan ketinggian air 50-200 sentimeter dan sebanyak 9.245 KK atau 27.808 jiwa terdampak bencana banjir.

Hingga kemarin, tercatat sedikitnya 117 orang meninggal dunia dan 76 orang hilang di NTT. Adapun di Bima, 2 orang meninggal. Jadi, total 119 orang meninggal dunia. Musibah yang perlu mendapat perhatian khusus karena telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa dengan jumlah yang cukup besar dan dampaknya yang meluas.

Jelas, sangatlah tidak ringan penderitaan yang disandang warga Adonara dan Bima yang terdampak bencana. Tidak mudah akses menuju daerah tersebut. Apalagi Adonara, lokasinya sulit ditembus. Meski demikian, solidaritas di antara sesama anak bangsa membuat kendala itu bisa dikesampingkan.

Masyarakat daerah tetangga yang tidak terdampak datang menyampaikan duka dan membawa bantuan langsung dari rumah, seperti makanan dan barang kebutuhan lain. Ikatan sosial yang menjadi modal untuk meringankan beban masyarakat terdampak dan pemulihan pascabencana.

Pemerintah juga telah menunjukkan kesigapan. Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo terjun ke lokasi bencana. Kemudian disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini ikut meluncur ke Ado­nara untuk melakukan penanganan pascabencana.

BNPB telah mengirim lima ekskavator untuk membantu pencarian korban dan empat dumptruck guna mengangkut bahan makanan meskipun diterpa gelombang laut tinggi dan kondisi Adonara yang terisolasi.

Kesigapan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam penanggulangan pascagempa jelas butuh dukungan seluruh elemen bangsa ini. Begitu pun masyarakat Adonara dan Bima, mereka butuh sokongan saudara sebangsanya. Bencana di Adonara dan Bima merupakan bencana bagi bangsa ini.

Salah satu hal yang membanggakan, banyak di antara kita yang sangat responsif begitu mendengar kabar bencana. Sebagian langsung turun tangan membantu evakuasi, menyiapkan logistik dan makanan bagi para korban. Kita memberi apresiasi kepada donatur yang menggelontorkan bantuan ke daerah bencana.

Solidaritas, tolong-menolong, dan gotong royong itulah sejatinya gen bangsa ini. Solidaritas adalah energi cinta kasih yang menembus sekat agama, suku, ras, dan status sosial.

 



Berita Lainnya