Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kebijakan Tepat Berdasar Data Akurat

25/10/2018 05:00

APRESIASI pantas diberikan kepada pemerintah terkait dengan data beras. Presiden Joko Widodo akhirnya menepati janji yang telah dilontarkan lama soal satu data yang akan menjadi acuan tersebut. Setelah melalui sejumlah proses, pemerintah akhirnya memutuskan penggunaan metodologi kerangka sampel area (KSA).

Metodologi itu berdasarkan pada citra satelit yang dikeluarkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Data yang didapat diolah dan diverifikasi berjenjang, termasuk cek lapangan dengan melibatkan Badan Informasi Geospasial, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Badan Pusat Statistik.

Dari proses komprehensif itu, kita bisa optimistis bahwa data KSA memang akurat. Kita pun setuju pemerintah memutuskan mengganti model data manual berjenjang yang digunakan Kementerian Pertanian selama ini. Terlebih, model KSA telah mengungkap kebobrokan model data manual tersebut.
 
Ini sekaligus pula yang menjadi tamparan besar bangsa kita. Pasalnya, sejak 1997, kita menggunakan data yang tidak akurat. Model KSA seperti membangunkan kita dari buaian mimpi surplus produksi padi. Pada awal Oktober 2018, Kementerian Pertanian menyebutkan luas panen sepanjang tahun ini bisa mencapai 15 juta hektare, sementara potensi produksi sebesar 83,03 juta ton gabah kering giling.

Padahal, berdasarkan KSA, potensi luas panen pada 2018 hanya 10,9 juta hektare dan produksi 56,54 juta ton gabah kering giling, atau setara 32,42 juta ton beras. Selain itu, luas baku sawah berkurang, dari 7,75 juta hektare pada 2013 menjadi 7,1 juta hektare pada 2018. Besarnya deviasi potensi luas panen dan produksi itu memang seperti pil pahit.

Namun, akan lebih celaka jika kita terus membiarkan kekeliruan tersebut berjalan. Di satu sisi, kondisi itu menunjukkan permasalahan serius di Kementerian Pertanian. Kesalahan pendataan yang begitu lama memunculkan pertanyaan besar akan kompetensi kementerian yang semestinya terdepan memastikan keamanan pangan itu.

Karena itu, kita sepakat perlunya reformasi di kementerian itu, termasuk menyangkut pendataan. Penggunaan data manual semestinya bukan pula sesuatu yang salah. Dengan teknik pencatatan yang akurat dan sahih, pendataan manual seharusnya bisa menjadi pelengkap yang penting.

Begitu pun, perbaikan data barulah pangkal dari reformasi kebijakan perberasan. Penetapan metodologi KSA harus menjadi awal dari strategi pangan yang tepat. Strategi itu tentunya bukan hanya menyangkut buka-tutup impor, melainkan jauh lebih menyeluruh, yakni mulai perlindungan lahan pertanian.

Sungguh tidak masuk akal jika menargetkan penambahan produksi, sedangkan kenyataan di lapangan lahan pertanian terus tergusur. Itu berarti pula, pemerintah harus menggarap reformasi kebijakan pangan yang berawal dari kesejahteraan petani. Kelompok pekerja agraris itulah satu-satunya benteng paling efektif yang dapat menjaga keberadaan lahan pertanian dan juga produksi padi.

Jika petani terus berada dalam garis kemiskinan, sulit bagi kita mengharapkan mereka tetap bekerja di sektor tersebut. Pun tak ada jaminan yang bisa menahan mereka untuk tidak melepas lahan. Dari sini, sesungguhnya serangkaian pekerjaan rumah harus segera diselesaikan pemerintah. Data yang telah akurat tidak akan membantu keamanan pangan kita jika faktor-faktor produksi lainnya tidak diperbaiki.

 



Berita Lainnya
  • Berebut Empat Pulau

    16/6/2025 05:00

    PEREBUTAN empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatra Utara belakangan menyesaki ruang informasi publik.

  • Bertransaksi dengan Keadilan

    14/6/2025 05:00

    KEADILAN di negeri ini sudah menjadi komoditas yang kerap diperjualbelikan. Hukum dengan mudah dibengkokkan.

  • Tidak Usah Malu Miskin

    13/6/2025 05:00

    ADA petuah bijak bahwa angka tidak pernah berbohong. Dalam bahasa Inggris, petuah itu berbunyi numbers never lie.

  • Gaji Tinggi bukan Jaminan tidak Korupsi

    12/6/2025 05:00

    PERILAKU koruptif lebih didorong hasrat ketamakan dalam diri pelakunya (corruption by greed) ketimbang karena kebutuhan.

  • Upaya Kuat Jaga Raja Ampat

    11/6/2025 05:00

    SUDAH semestinya negara selalu tunduk dan taat kepada konstitusi, utamanya menjaga keselamatan rakyat dan wilayah, serta memastikan hak dasar masyarakat dipenuhi.

  • Vonis Ringan Koruptor Dana Pandemi

    10/6/2025 05:00

    UPAYA memberantas korupsi di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap rezim pemerintahan mencetuskan tekad memberantas korupsi.

  • Membagi Uang Korupsi

    09/6/2025 05:00

    PERILAKU korupsi di negeri ini sudah seperti kanker ganas. Tidak mengherankan bila publik kerap dibuat geleng-geleng kepala oleh tindakan culas sejumlah pejabat.

  • Jangan Biarkan Kabinet Bersimpang Jalan

    07/6/2025 05:00

    DI tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan.

  • Jangan Lengah Hadapi Covid-19

    05/6/2025 05:00

    DALAM semua kondisi ancaman bahaya, kepanikan dan kelengahan sama buruknya. Keduanya sama-sama membuahkan petaka karena membuat kita tak mampu mengambil langkah tepat.

  • Merawat Politik Kebangsaan

    04/6/2025 05:00

    PANCASILA telah menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini.

  • Obral Nyawa di Tambang Rakyat

    03/6/2025 05:00

    JATUHNYA korban jiwa akibat longsor tambang galian C Gunung Kuda di Cirebon, Jawa Barat, menjadi bukti nyata masih amburadulnya tata kelola tambang di negeri ini.

  • Melantangkan Pancasila

    02/6/2025 05:00

    PANCASILA lahir mendahului proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tujuannya untuk memberi landasan langkah bangsa dari mulai hari pertama merdeka.

  • Penegak Hukum Tonggak Kepercayaan

    31/5/2025 05:00

    CITRA lembaga penegak hukum dan pemberantasan korupsi di negeri ini masih belum beranjak dari kategori biasa-biasa saja.

  • Palestina Merdeka Tetap Syarat Mutlak

    30/5/2025 05:00

    PERNYATAAN Presiden Prabowo Subianto soal kemungkinan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika negara itu mengakui negara Palestina merdeka sangat menarik.

  • Keadilan Pendidikan tanpa Diskriminasi

    29/5/2025 05:00

    SEMBILAN hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) lagi-lagi membuat geger. Kali ini, mereka menyasar sistem pendidikan yang berlangsung selama ini di Tanah Air.

  • Meredakan Sengkarut Dunia Kesehatan

    28/5/2025 05:00

    Para guru besar fakultas kedokteran juga menganggap PPDS university-based tidak diperlukan mengingat saat ini pendidikan spesialis telah berbasis rumah sakit.